BadBoy 26 (1)

177K 13.4K 431
                                    

Aku muncul lagi 😂

Iya, iya. Ada Part 2nya, kok. Aku usahain kelar hari ini ya ❤

Selamat membaca, kesayangan. 😊

***

Kepala Megan seperti di hantam dengan palu godam ketika ia mencoba membuka matanya kali itu.

"Auh... kepalaku..." keluhnya begitu merasakan rasa berat dan nyeri di bagian itu.

Awalnya Megan ingin mengabaikan rasa sakit itu dan mencoba kembali tidur dibawah selimut lembut dan di atas kasur nyaman yang sama sekali tidak seperti kasur kesayangannya itu. Dari harumnya saja, Megan tahu kalau dua benda itu bukan dibeli dari e-bay dengan harga miring.

Namun kenyataan itu malah membuat Megan semakin tersadar dan memaksa diri membuka mata lalu mengangkat kepalanya.

Ruangan monokrom yang sangat tidak familiar bagi Megan. Megan berani bertaruh kalau ruangan ini nyaris sebesar 5x kamar Apartemennya. Interiornya sederhana dan klasik. Ada meja panjang yang berisikan pajangan antik dan TV berlayar lebar menempel di dinding di hadapannya, dinding yang didominasi oleh kaca di sisi kirinya, menjadikan ruangan semakin terlihat besar. Ia bisa melihat pantulan dirinya dari sana. Rambut berantakan, mata sayu, wajah mengenaskan, dan seberapa indah kasur nyaman yang ia tiduri.

Hal terakhir yang ia ingat adalah, Gary menuangkan cairan kegelasnya, lalu semua menjadi samar. Termasuk wajah tampan Alceo.

Nama itu seakan tiba-tiba membangunkan alarm tanda bahaya di kepala Megan dan membuat wanita itu dengan cepat menyingkap selimutnya. Untuk sesaat, ia menghela nafas lega melihat pakaian kerja yang ia kenakan semalam masih melekat di tubuhnya kecuali high heels. Itu berarti tidak terjadi apa-apa dengannya semalam, kan?

"Kau sudah bangun?"

Suara berat itu mengejutkan Megan. Ia menoleh dengan cepat kearah pintu masuk, dimana seorang laki-laki sudah terlihat tampan dengan setelan kerjanya sambil membawa nampan berisi semangkuk sereal dan segelas susu.

"Bagaimana? Kepalamu masih sakit?" Tanyanya sambil menghampiri Megan.

Megan dengan cepat menarik lagi selimut yang tadi ia singkap hingga ke lehernya.

"Kenapa aku bisa berada disini?!" Tanya Megan defensif.

Laki-laki itu terkekeh. "Kau mabuk. Aku tidak tahu dimana rumahmu, jadi aku membawamu kemari. Tidak perlu khawatir, aku tidak berbahaya."

"Kau tidak tahu?" Ulang Megan sambil mengernyit heran.

Laki-laki itu mengangguk. Ia lalu meletakkan nampan di atas nakas dan duduk di sisi kasur membuat Megan menggeser duduknya sedikit menjauh. "Sudah aku katakan, aku tidak berbahaya, Megan."

"Bagaimana aku bisa yakin?" Tanya Megan defensif.

"Pakaianmu masih melekat, kan?" Tanyanya yang dijawab anggukan oleh Megan. "Lalu, dimananya yang berbahaya?"

Megan memutar bola matanya, berpikir mencari alasan, lalu menghela nafas kesal dan menyingkap lagi selimutnya.

"Dimana kau tidur semalam? Jangan katakan kalau kau tidur bersamaku?!" Megan menatap tajam laki-laki yang kembali terkekeh sambil menggeleng itu.

"Aku tidur dikamar tamu semalam. Puas?" Tanyanya.

Megan terdiam, mencari jejak kebohongan di mata laki-laki itu sambil menyipit.

"Percayalah. Lagipula, bagaimana aku bisa tidur bersamamu kalau seseorang mengunci pintu kamar ini dari dalam sampai pagi tadi?" Tanyanya membuat Megan semakin kebingungan.

Bad Boy CEO And I [#MFFS 3]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang