BadBoy 19

185K 14.1K 179
                                    

"I'm home. Mom, dad, is Marvel home? I saw his car in the garage," teriak Auryn sambil memasuki rumahnya.

"Hai, Princess," sapa Sang Ayah dari meja makan.

"Ya, berandalan itu di kamarnya," jawab Sang dari arah dalam menuju ke ruang makan.

"Keira, ucapanmu!" Tegur Nicholas sambil menggelengkan kepalanya.

Wanita yang disebut Keira tadi berdecak sebagai bentuk protes akibat teguran suaminya. "Bela saja terus. Aku masih belum siap memiliki cucu, Nic! Ugh! Anak itu benar-benar tidak tahu batasan!"

"Dan seharusnya kita mensupport dia sebagai orang tua, bukan menambah beban pikiran Alceo, Kei. We've gone through this situation, remember?" Nicholas menyentuh tangan Keira di meja makan, saling menatap penuh kehangatan dan meninggalkan Auryn bergidik sendiri menatap kemesraan kedua orang tuanya.

"Lebih baik aku ke kamar menemui Marvel," putus Auryn.

"Kau tidak mau makan dulu, Princess?"

"Nanti saja, Dad. Perasaanku sedikit tidak enak seharian ini," ucap Auryn yang sudah berjalan menuju tangga. Sebenarnya Auryn sedikit berbohong karena perasaannya sudah tidak enak semenjak wanita yang bernama Barbara datang ke Penthouse keluarganya dan mengaku sedang mengandung anak dari Alceo.

Mengingat setelah kembali dari New York setelah dipaksa Barbara untuk menemaninya menghadiri New York Fashion Week, Alceo terus menginap di Pent house keluarganya dan mengunci diri di kamar sampai pagi -dimana jarang sekali laki-laki itu lakukan setelah memiliki Apartemen sendiri, Auryn yakin kalau ada sesuatu yang tidak beres pada Alceo.

Alceo memang Playboy yang sudah jamuran sejak dulu, Auryn juga tahu kalau Alceo selalu memperlakukan wanita-wanitanya dengan baik. Tapi kalau sampai mengunci diri, berdiam dan bahkan terkesan menghindar dari wanita yang tengah mengandung anaknya tersebut, pastilah ada masalah yang sedang Alceo sembunyikan.

Auryn sangat berharap saudara kembarnya yang lain, Austin, berada disana. Karena hanya Austin yang mampu mengerti perasaan dan jalan pikiran Alceo. Berbeda dengan Auryn yang tidak memiliki kontak batin sekuat kedua saudara kembarnya.

Tok tok tok

"Marvel, may i come in?" Akibat kejadian masa lalu dimana ia membuka pintu kamar Alceo tanpa mengetuk ketika Alceo sedang menonton video Porno, Auryn menjadi sedikit takut kalau ingin masuk ke kamar laki-laki itu tanpa mengetuk.

Tidak ada sahutan dari dalam sehingga Auryn memberanikan diri membuka pintu kamar Alceo perlahan. Hawa dingin dari pendingin ruangan mulai terasa. Kegelapan juga mulai terlihat dari dalam. Hanya ada satu sumber penerangan disana dan itu berasal dari lampu di meja kerja Alceo.

Laki-laki itu terlihat sedang merebahkan kepalanya di atas meja. Tidak bergerak sedikitpun selama Auryn berjalan mendekatinya.

"Marvel?" Panggil Auryn sekali lagi namun tidak ada reaksi.

Laki-laki itu tertidur di atas tumpukan kertas berserakan di meja kerjanya. Suatu pemandangan yang tidak pernah Auryn lihat sebelumnya.

Baju kerjanya masih melekat dengan lengan yang sudah digulung hingga sebatas siku. Bulu-bulu kasar di sekitar rahangnya juga menegaskan seberapa kacau laki-laki yang selalu terlihat rapi dan tampan itu.

Mata Auryn tidak sengaja melihat tulisan di tumpukan kertas yang ditiduri Alceo, dan ia mengernyit.

Bukan hanya selembar, melainkan berpuluh-puluh lembar daftar mama rumah sakit dari LA maupun luar Amerika.

Siapa yang sakit? Auryn membatin.

Tangannya terulur ingin meraih salah satu kertas itu, namun tanpa sengaja menyenggol kursor komputer Alceo hingga layar yang tadinya standby, kembali menyala terang.

Bad Boy CEO And I [#MFFS 3]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang