BadBoy 8

237K 15.4K 229
                                    

Jangan lupa VOTE ya 😊😊

***

"Jadi maksudmu, kau sudah tahu kalau idemu akan dipakai untuk pemasaran akhir bulan ini sebelum rapat tadi?" Tanya Claire sambil mencondongkan posisi duduknya di hadapan Megan.

Megan menoleh dari sandwich di atas mejanya yang tidak menggugah selera makannya. Ia menggigit bibir bawahnya lalu mengangguk kecil.

"Bagaimana bi- tunggu! Yang paling penting, kenapa kau tidak bercerita apapun?" Todong Claire, menatap Megan seolah Megan baru mengkhianatinya.

"Aku bukannya tidak mau bercerita... tapi," ucapan Megan terpotong oleh helaan nafasnya. Ia sendiri bahkan masih tidak percaya dengan apa yang di dengarnya di dalam ruang rapat tadi ketika Ed mengatakan kalau ide isengnya yang bertujuan sebagai contoh surat pengajuan akan dipakai. Suara tepukan tangan orang-orang disana juga terasa tidak nyata.

"Tapi apa?" Desak Claire sambil mengguncang tangan Megan.

Megan mengerjap, tersadar dari lamunannya. Ia kembali menghela nafas dan menunduk. "Aku bahkan tidak mengira kalau laki-laki itu ternyata serius," gumamnya.

"Laki-laki? Ed maksudmu?" Megan mengangkat kepalanya lagi menatap Claire, lalu ia menggeleng. "Lalu? Aku tidak tahu kau mengenal laki-laki lain selain Ed, David, dan..." Claire menganga lebar. Matanya membulat sempurna dan tangannya refleks menepuk-nepuk -atau memukul- tangan Megan. "Don't tell me, That hot CEO?" Pekiknya.

Megan meringis lalu membekap mulut Claire. "Kecilkan suaramu!" Desisnya.

Mereka sedang berada di kantin, dan bukan tidak mungkin kalau ada orang yang bisa mendengar percakapan mereka saat ini. Apalagi Claire memekik cukup kencang dan juga... siapa yang tidak mengenal Hot CEO yang disebut Claire tadi? Semua orang pasti akan tahu siapa yang sedang mereka bicarakan.

Claire mengangguk cepat kemudian Megan melepaskan bekapannya.

"Sekarang beritahu aku, apa yang hot jerk itu lakukan? Aku tidak tahu kau dan dia jadi seakrab itu sampai ia memberitahumu terlebih dulu kalau idemu akan dipaka- apa jangan-jangan kau dan dia sudah...?"

"Jangan berpikir macam-macam! Kami tidak pernah melakukan apapun yang sedang kau pikirkan!" Mata Megan melebar seraya membantah pemikiran Claire yang kurang lebih dapat ia ketahui.

"Bagaimana aku tidak berpikir macam-macam kalau ide isengmu tiba-tiba bisa menjadi ide utama -no offense ok? Aku tahu kau wanita baik-baik, tapi mengingat sebagaimana giatnya that Jerk mendekatimu, aku rasa kemungkinan itu nyaris mustahil untuk tidak terjadi."

Megan memutar bola matanya.

"Jadi bagaimana bisa kau tahu sebelum ini?" Desak Claire masih penasaran.

Megan berdecak pasrah, lalu ia mulai bercerita, "aku bertemu dengannya minggu lalu di kelab. Singkat cerita, dia memintaku adu minum dengannya, dia mabuk, aku membawanya pulang ke rumahku, -jangan berpikiran macam-macam! Aku membawanya pulang karena aku tidak tahu rumahnya dan aku tidak setega itu membiarkannya terlantar di jalanan.- Lalu, aku mengerjakan laporan di ruang tamu dan tertidur, begitu bangun, laporanku sudah selesai, begitu juga laporan magangku sudah di tandatangani. Laki-laki itu sudah tidak ada ketika aku bangun. Hanya ada secarik kertas yang mengucapkan kata terima kasih. Dan mengenai ide itu... aku kira ia tidak serius dengan menuliskannya di laporan magangku."

Claire hanya bisa menganga mendengar cerita Megan. Tidak tahu harus berkomentar apa atas cerita sahabatnya tersebut selain, "kau harus berterima kasih pada jerk itu."

"Aku tahu. Aku juga sudah mencoba menemuinya seminggu ini, tetapi dia sedang dinas ke New York." Helaan nafas Megan terdengar semakin berat di telinga Claire.

Bad Boy CEO And I [#MFFS 3]Where stories live. Discover now