BadBoy 4

263K 18.4K 893
                                    

Jangan lupa Vote dan Commentnya ya :) sedikit apresiasi dari kalian itu sangat berarti.

Selamat membaca

***

"Mam, saya mohon dengan sangat..." Suara memelas Megan terdengar di sepenjuru lorong kampusnya yang sepi.

"Ms.Penelope, ini sudah 3 bulan. Anda tidak bisa seenaknya mengganti tempat kerja anda begitu saja. Kampus ini sudah memiliki ketentuannya sendiri."

"Mam, tapi..."

"Tidak ada tempat kerja yang nyaman, Ms.Penelope. Saya kira anda sudah tahu itu," Seru dosen yang bertanggung jawab atas kerja magang Megan sambil membalikkan tubuhnya.

Ia tidak berharap banyak ketika melihat mahasiswinya datang ke kampus disaat ia seharusnya tidak berada disana.

Megan mengatupkan kedua jemarinya di depan dada lalu kembali memohon. "Bantu saya sekali ini saja, Mam. Saya tidak bisa lagi bekerja disana." Apalagi setelah aku menendang bokong dan juga menampar atasannya atasan dari atasan atasan ku itu. Sambungnya dalam hati.

Dorothy, dosen pembimbing yang sedang berhadapan dengan Megan, berkacak pinggang. "Kalaupun saya bisa membantumu, Ms.Penelope, saya tidak akan melakukan itu. Kenapa?" Serunya ketika Megan kembali membuka mulutnya. "Karena itu bukan akan menolongmu, melainkan menghancurkan masa depanmu. Bagaimana kalau suatu saat kau tidak betah dengan tempat kerjamu? Kau akan terus melakukan ini? Lompat dari satu perusahaan ke perusahaan lain?"

Megan menelan salivanya perlahan. "B-bukan begitu, Mam," lirihnya.

"Lalu apa masalahmu? Atasanmu berbuat kasar padamu sampai kau tidak sanggup lagi melanjutkan magang disana?" Tanya Dorothy berusaha sabar.

Tepatnya aku yang berbuat kasar pada atasanku, ralat Megan dalam hati. Megan menggeleng karena memang yang ditanyakan barusan bukan kenyataan.

"Lalu? Kau diperlakukan tidak adil? Diancam?" Tanyanya lagi.

Megan kembali menggeleng. Laporanku yang sedang terancam sekarang. Mungkin juga diriku... entahlah. Megan kembali membatin.

"Kalau begitu tidak ada alasan untuk pindah. Diskusi selesai, Ms.Penelope." Dosen itu berbalik meninggalkan Megan yang sudaj berdiri lemas menatap kepergian dosennya.

Megan berbalik dan menyandarkan keningnya di dinding terdekat sambil bergumam kecil, "bodoh! Bodoh! Bodoh, Megan! Kau dan laporan magangmu, akan segera mati!"

***

Megan Penelope.

Nama itu terus terngiang di kepala Alceo sejak pertama kali Alceo mengetahui nama itu.

Mengingat wajah pucat yang sangat kontras dengan rambut pirang wanita itu ketika melihatnya, merupakan hiburan tersendiri bagi Alceo.

"Kepalamu terbentur sesuatu sebelum kemari? Kau tidak berhenti tersenyum sejak tadi." Tanya Gary yang dari tadi terus memperhatikan Alceo.

"Dunia itu sempit ya?" Tanya Alceo retorik sambil terkekeh kecil.

Gary menatap ragu Alceo sesaat sebelum ia melipat kedua tangannya di depan dada. "Kenapa kau berkata seperti itu?" Tanya Gary.

Alceo masih terkekeh kemudian menggeleng. "Ini akan sangat menarik. Apa menurutmu sebaiknya aku manfaatkan saja laporannya? Hitung-hitung itu sebagai pembalasan karena ia sudah berani menantangku. Ah! Sepertinya itu ide yang bagus. Begitu saja!" Seru Alceo berbicara sendiri. Ia bahkan menepuk kedua tangannya secara tiba-tiba menyebabkan Gary terkejut.

Bad Boy CEO And I [#MFFS 3]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang