11.

8.3K 649 48
                                    

Hana mengulum senyum, membuat bibir merah mudanya semakin terlihat cantik saat membaca chat yang dikirim oleh Ari

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hana mengulum senyum, membuat bibir merah mudanya semakin terlihat cantik saat membaca chat yang dikirim oleh Ari. Laki-laki itu pasti menyangka jika dirinya masih di perjalanan menuju rumah sakit. Padahal, dia memang masih di jalan, tapi di jalan menuju ruang rawat yang sedang dihuni kekasihnya itu.

Sesekali memberi kejutan buat pacar, gak apa-apa 'kan?

Sepatu high heels yang dikenakannya semakin terdengar nyaring beradu dengan lantai keramik begitu ia memasuki lorong ruang rawat VIP, sesekali Hana juga menoleh untuk mencari  kamar nomor 11.

"Hana?"

Kaki Hana otomatis berhenti melangkah saat dari arah belakangnya ia mendengar suara seorang lelaki memanggilnya. Begitu membalikan tubuh, ia melihat seseorang yang dikenalnya sebagai sepupu Ari berdiri tidak jauh darinya.

"Mau nengok Ari?" tanya laki-laki itu.

"Iya," jawab Hana, seadanya. Lagi pula ia tidak terlalu dekat dengan laki-laki yang kini berdiri di hadapannya.

"Ya udah, bareng aja."

Hana mengangguk, kemudian ia kembali berjalan, membiarkan laki-laki itu berjalan di belakangnya. Tidak ada pembicaraan, Hana hanya diam. Selain tidak terlalu dekat, ia juga tidak terlalu berminat berbicara dengan laki-laki lain selain Ari.

Terlebih laki-laki yang sedang berjalan di belakangnya ini adalah sepupu Ari, Hana tidak ingin melakukan hal yang akan menimbulkan fitnah nantinya. Terserahlah orang itu akan menganggapnya angkuh atau apa, ia hanya ingin menjaga perasaan kekasihnya. Itu saja.

"Kayanya ini deh."

Tangan Hana yang sudah bersiap untuk memegang knop pintu harus tertahan akibat laki-laki di belakangnya itu lebih dulu memegangnya. Beruntung tangan mereka tidak sampai bersentuhan.

"Duluan aja," ucap Hana, mempersilahkan laki-laki itu masuk terlebih dahulu dengan isyarat tangannya kemudian dia mengikuti dari belakang.

Begitu masuk, dari balik tubuh tinggi nan kekar yang menghalanginya, Hana bisa melihat Rani tengah duduk di sofa sedang memainkan ponsel dan  belum menyadari kehadirannya. Sementara Ari, laki-laki itu sedang tertidur, dengan kondisi masih dipasangi infus dan nasal kanula.

"Lho, Ta? Sama siapa?"

Hana bergerak maju selangkah, mengikuti laki-laki di depannya yang juga agak bergerak maju.
Lantas bergesar sedikit ke kanan, menunjukan diri pada Rani yang langsung disambut senyuman lembut dari perempuan itu.

"Sama mama sama oma juga, tapi mereka lagi beli makanan pesanan Tante dulu. Kebetulan di depan ketemu sama Hana jadi bareng."

Rani tersenyum."Tante kira datang sama siapa. Kirain sama pacar kamu gitu. Taunya sama calon mantu Tante."

Hana tersenyum kikuk sambil menyalami tangan Rani. "Tante bisa aja," ujarnya, "ngomong-ngomong kondisi Ari gimana?"

"Udah mendingan. Sekarang kayanya sih tidur. Soalnya selesai x-ray tadi langsung dikasih obat gitu." Rani kemudian menuntun tangan Hana mengajaknya duduk di samping ranjang Ari, diikuti Genta. Hanya saja laki-laki itu memilih duduk di sofa.

i'm yoursWhere stories live. Discover now