I'm Yours. 13

8.3K 672 48
                                    


"Selamat datang dan selamat berbelanja di Indomaret."

Seulas senyum tersungging di bibir Hana, sebagai ungkapan terima kasih secara tidak langsung kepada seorang kasir yang menyambut ramah kedatangannya.

Bola mata Hana bergulir, menyisir jajaran minuman yang berderet di rak penyimpanan. Sebenarnya bisa saja dia langsung mengambil dari mesin pendingin dan tidak perlu mencari seperti ini, tetapi mengingat minuman itu akan diberikan pada orang yang sedang sakit jadi ia rela melakukan ini.

"Cuma ini aja, Mbak? Gak ada tambahan lainnya?" tanya kasir perempuan. Begitu barang belanjaan Hana disimpan di mejanya.

"Sama minyak kayu putihnya deh Mbak, tapi yang kecil." Hana mengeluarkan uang lembar 50 ribu dari dalam dompetnya.

"Ada kartu membernya?" tanya si kasir lagi.

Hana menggeleng.

"Semuanya jadi 16. 300. Uangnya 50 ribu ya? Gak sama pulsanya sekalian Mbak? Kami juga sedang ada promo susu beruang, beli 2 langsung mendapat potongan harga sebesar 15%."

"Itu aja, cukup," ucap Hana. Tersenyum kikuk.

"Kembaliannya 33. 700." Kasir menyerahkan uang kembalian beserta struk belanja juga kantong belanjaan berwarna putih pada Hana. "Terima kasih sudah berbelanja di Indomaret."

Hana langsung menjinjing kantong belanjaannya dan bergegas keluar. Sudah tidak sabar untuk segera menemui laki-laki yang dia tinggalkan dalam mobil.

Di seberang tempatnya berdiri sekarang, Hana dapat dengan jelas melihat orang yang tadi membuatnya panik tengah memainkan ponsel sambil menyenderkan kepala pada jendela dan sesekali melirik ke arahnya. Benar-benar santai, seakan tidak terjadi apa-apa.

Setelah menyebrang dengan bantuan dari seorang petugas parkir, Hana tidak langsung membuka pintu mobilnya, sejenak dia berdiri sambil mengatur napas. 'Han, lo harus tenang dan hilangin semua raut khawatir dari muka lo karena cowok yang lagi duduk di dalam mobil lo ini paling gak suka di kasihani. Nyebelin sih, tapi inget, dia itu cowok lo!' batin Hana. Menasihati dirinya sendiri.

"Ngapain diem di situ? Ngitungin uang kembalian?"

Tuh 'kan?

Hana langsung membuka pintu mobil dengan raut semringah. Setelah mendengar ledekan itu. "Lama gak?"

Ari menggeleng.

"Aku cuma beli minuman. Gimana dong?" tanyanya lagi, sembari mengeluarkan satu botol dari dalam kantong belanjaannya. Dengan cekatan ia membuka tutup botol air mineral itu sebelum menyerahkannya pada Ari.

"Makasih," ucap Ari, lalu diminumnya air itu hingga tersisa setengah.

Setelah itu, Hana juga mengeluarkan minyak kayu putih yang dibelinya tadi. Lalu dituangkan ke atas telapak tangannya kemudian diusapkannya pada leher Ari. "Kayanya kamu masih butuh istirahat deh."

Ari mengambil alih botol minyak itu dari tangan Hana. Kemudian ia tuangkan isinya pada telapak tangan lantas diusapkannya pada perut hingga dada bagian atas. Membuat Hana yang duduk di sampingnya harus menoleh ke arah lain sebentar ketika kaos yang dikenakan laki-laki itu tidak sengaja terangkat dan memperlihatkan otot di perutnya.

'Ghifari ... kenapa otot perut lo jadi seseksi itu sih?' Hana membatin.

"Astaghfirullah."

Hana menoleh. "Kenapa?"

"Kenapa kamu gak ngasih tau sih? Kalau kaos aku kebalik" kata Ari.

"Gak keliatan, biarin aja lah, Ri, ketutup jaket ini."

i'm yoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang