i'm yours 47.

9.1K 629 38
                                    

A/n
Jadi begini, jadi begini. Rencananya kan aku mau buat chapter ini tuh jadi chapter pamungkas, di mana Ari dan Hana menikah.

Tapi-tapi-tapi. Setelah dibaca ulang, kesannya tuh kayak terlalu dipaksakan dan terlalu buru-buru. Jadi akhirnya aku putusin dibikin dua chapter. Chapter yang satunya masih revisi dan baru kelar yang ini.

Jadi gak apa-apa ya? 🤣
Abisnya kalau dikelarin sekalian pasti makin lama.

Pokoknya terima kasih atas kesetiaan kalian yang masih mau nunggu cerita garing ini 😘😘😘

***

GhifariSyauqi:

Di mana?

HanaSastra:

Aku udah sampai panti.
Daritadi.
Kamu masih di mana?

GhifariSyauqi:

Keluar dari bengkel

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Keluar dari bengkel.
Siap berangkat.

HanaSastra:

Hati-hati
Gak usah ngebut.

GhifariSyauqi:
😍👌

Hana menutup aplikasi chatting-nya, setelah itu masuk ke dalam ruang kerja Amih sembari menenteng kemoceng warna-warni yang diambilnya dari gudang.

"Ari udah berangkat?" Amih yang sedang merapikan folder di meja kerjanya langsung melontarkan pertanyaan begitu melihat Hana masuk.

"Baru berangkat, paling setengah jam lagi nyampe, " jawab Hana, berjalan ke arah filing cabinet lalu membersihkan debu yang menempel di sana. "Itupun kalau bawa motornya santai, kalau bawa motornya gila-gilaan sih paling juga dua puluh menit."

"Udah pernah kecelakaan kok gak ada traumanya sih," gumam Amih.

"Trauma sih, tapi belum kapok. Sama persis waktu dia dijutekin Amih, trauma tapi gak kapok buat ketemu lagi," jawab Hana. Setelah itu Amih tidak terdengar berbicara apapun lagi, sepertinya mulai sibuk memilah berkas yang akan di simpan ke filing cabinet. Atau Amih tersinggung?  "Mih?"

"Ya?" sahutnya singkat.

Sejenak Hana menghela napas, menghentikan kegiatannya lalu menatap Amih. "Aku gak salah ngomong?"

Kepala Amih menggeleng.

"Syukurlah." Hana diam sejenak, sebelum akhirnya teringat akan pertanyaan Ari kemarin malam yang sebetulnya jadi pertanyaannya juga. "Oh iya, jadi setelah ini, Amih mau buru-buru balik lagi ke Singapura?"

"Iya. Maka dari itu Amih nyuruh Ari secepatnya datang ke sini. Supaya pas Amih berangkat ke Singapura, Amih udah gak punya hutang janji lagi sama dia."

Hana tersenyum. "Janji apa, Mih?"

"Janji jawab pertanyaan dia," jawab Amih.

"Pertanyaan apa?"

i'm yoursWhere stories live. Discover now