💖Bab 34💖

7.7K 240 6
                                    

*Edited Version*

Armand benar-benar memenuhi janjinya untuk memberiku ruang bernafas dan membiarkan hubungan kami berjalan secara natural. Dia tidak lagi memintaku secara khusus untuk melakukan ibadah intim khas suami isteri kami.

Namun begitu, dia tetap berusaha melakukan skinship dan sentuhan-sentuhan ringan seperti berpegangan tangan, berpelukan dan berciuman.

Perlakuan dan layanannya itu membuatku merasa nyaman dan tenang di sisinya kerana sentuhan-sentuhan tanpa paksaan darinya itu membuatku sedikit melupakan tentang cerita-cerita 'perang' Sofi yang ternyata lebih banyak auta dari faktanya!

Dan jujur aku akui, kini aku malah ingin terus melekat pada Armand. Mungkin ini pengaruh dari hormon waktu suburku. Seringkali aku merasakan Armand sangat seksi dan menggoda walaupun ketika dia hanya mengenakan kain pelikat dan berbaju melayu ketika bersolat!

Dan itu belum lagi dikira dengan suara serak dan wajah manjanya ketika bangun dari tidur. Aduhh.. Sungguh aku tidak tahan melihatnya. So sexy and adorable!

2 hari 2 malam di rumah keluargaku dan 3 hari 2 malam di rumah keluarganya di Terengganu untuk majlis sambut menantu, membuatku mula berfikir, rasanya aku tidak ingin memanjangkan lagi waktu untuk kami segera menyempurnakan ibadah intim kami itu.

Apalagi memikirkan malam ini adalah malam terakhir kami berada di rumah keluarganya. Esok kami akan kembali ke Johor dan akan terus berpindah masuk ke rumah yang sudah siap disediakan Armand untuk kami tinggal bersama.

Entah sejak bila kami sudah berada dalam posisi ini, berciuman dalam posisi aku berada di atas tubuhnya yang sedang berbaring di katil. Rasanya tadi kami baru saja selesai bersolat Isyak berjemaah. Dan sekarang kami..? Aduh duh duh..!

Telekung solatku sudah tercampak di atas sejadah. Perlahan-lahan aku melepaskan pautan bibir kami, berusaha mengambil oksigen. Aku menggigit bibirku sendiri, membalas tatapan sayu dan lembut Armand. Tangannya yang memeluk pinggangku bergerak naik membelai rambutku.

Aku faham maksud tatapan dan belaiannya itu. Aku tersenyum tipis. Well, maybe this is the time. Aku kembali mendekatkan wajah kami dalam keadaan Armand masih terbaring di bawah tubuhku.

Baru saja bibirku ingin menyentuh kembali bibirnya, tiba-tiba terdengar bunyi benda jatuh di luar pintu bilik tidur kami, menyentakkan moment romantik kami.

Aku dan Armand saling berbalas tatapan. Aku segera bangun mencapai tudung lalu kusarung ke kepala, mengikuti langkah Armand keluar dari bilik. Jam sudah pun menunjukkan pukul 10 malam.

Mama dan papa sudah keluar bersama Aila, menemani adik iparku itu ke jamuan hari lahir temannya. Jadi, yang ada di rumah sekarang ini hanya aku dan Armand.

Ya ALLAH! Siapa pula yang membuat bising malam-malam begini? Armand menyalakan lampu dan ketika itu kami melihat sebuah pasu kaca mama pecah berderai dan Ichiko, kucing Parsi kesayangan Aila sedang mengiau-ngiau di sekitarnya.

Armand mengulum senyum padaku dan aku sekadar mengangkat bahu. Aku kemudian membersihkan sisa kaca pasu yang berselerak di lantai manakala Armand pula mengendong Ichiko lalu dimasukkan ke dalam sangkarnya di luar rumah.

Setelah selesai, kami kembali masuk ke dalam bilik tidur. Aku menukar blaus dan skirt labuhku tadi dengan gaun tidur dan berbaring janggal di sebelah Armand.

Kami terdiam beberapa ketika, sibuk memikirkan cara bagaimana untuk mengembalikan moment indah yang telah dirosakkan oleh Ichiko sebentar tadi.

"Hmm, sayang.. Esok lepas solat Subuh, kita terus bertolak, ya? Kita sarapan dalam perjalanan saja. Boleh, kan?" Suara Armand kedengaran sedikit serak.

"I..iya.. Boleh.."

Dan setelah itu, suasana kembali sunyi. Kami kembali tenggelam dalam fikiran masing-masing dan tidak sedar bila akhirnya kami terlelap.

❤ Pemilik Hatiku, Si Penghalal Cinta ❤Where stories live. Discover now