get to know you

23.8K 1.1K 653
                                    

Hai pembaca baru..
Vote dan komen kuy. Ramein lines ehe


Bagian 1 |
Dean Genta Prayoga

Udah siap baca part satunya?🙈🙈

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Udah siap baca part satunya?🙈🙈

Vote dan komen ya hehe
▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂

"Halaman lima puluh tujuh."

Kinan mengingat-ingat tugas Matematika yang Bu Nimas sampaikan padanya yang harus dikerjakan oleh anak kelas XI. IPA 4. Itu kelas Kinan. Bu Nimas berhalangan hadir di jam pertama setelah upacara dilaksanakan untuk menghadiri rapat. Dan saat ini dengan membawa teh hangat yang tinggal setengah gelas serta minyak kayu putih, Kinan memasuki UKS.

"Halaman lima puluh tujuh," kata Kinan sekali lagi. Belum sempat Kinan memasukkan kembali minyak kayu putih ke dalam rak—itu sudah dipakai oleh Flora temannya yang pingsan di Senin pagi ini, Kinan mendengar suara orang meringis.

Kinan jadi ikut meringis juga, lalu Kinan menyibakkan gorden biru yang menghubungkan bangkar satu dengan yang lain. Dan di sana lah Kinan tahu bahwa ada anak laki-laki yang berseragam sama dengannya sedang berbaring. SMA Pertiwi memang belum lama menyudahi upacara bendera. Beberapa menit lagi akan masuk pelajaran pertama juga.

Dengan langkah pelannya, Kinan menghampiri anak lelaki itu dan langsung terkesiap juga saat mata tajam laki-laki itu malah memperhatikan ke arah Kinan. "Lo petugas PMR ya?" Suara beratnya terdengar.

Kinan lantas menggeleng. Kinan bukan petugas PMR. Kinan saja belum memilih ia akan masuk ekstrakulikuler apa. Kinan kemudian mengalihkan pandangannya pada badge yang bertuliskan nama Dean G. Prayoga. Oh namanya Dean.

"Bisa pegangin ini?" tanya Dean. Tangannya menunjuk ke arah belakang kepalanya.

Kinan mau tidak mau menurut. Kasian juga sebenarnya. Tangan Kinan menekan sapu tangan biru di belakang kepala Dean. Sebetulnya Kinan sangat-sangat takut melihat darah. Kinan beralih menatap mata Dean. "Kinan gak kuat kalo ngeliat darah, kayaknya sebentar lagi Kinan bakalan pingsan." Dan omongan Kinan memang benar, Kinan tidak bohong sama sekali. Kinan sudah mulai lemas sekarang.

"Seharusnya gue yang pingsan di sini. Masa petugas PMR takut sama darah?"

Kepala Kinan menggeleng lagi. "Kinan bukan petugas PMR, kan tadi Kinan udah bilang." Sebisa mungkin Kinan mengalihkan pandangannya pada tangannya itu, pada belakang kepala Dean. Jika tidak, mungkin sekarang Kinan sudah pingsan.

"Jadi, nama lo Kinan?" Dean mencuri pandang ke arah badge gadis yang sedang melihat ke arahnya juga. Adrianna Kinandita. Dan memperhatikan wajah Kinan lagi. Dean baru menyadari, walaupun belum sempat memperkenalkan diri masing-masing tetapi ternyata dari tadi gadis itu telah menyebutkan namanya.

1.3 | lines ✓Where stories live. Discover now