like this

5.2K 416 516
                                    

Bagian 31 |
and I love it how she's honest, you don't
find that nowadays

Akhirnya bisa juga up malming lagi wkwkwkw tengkyu buat komennya part kemarin

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Akhirnya bisa juga up malming lagi wkwkwkw tengkyu buat komennya part kemarin

Vote dan komen lagi dund biar semangat lanjutinnya gitchu✨✨
▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂

Gio Arkelvin. Nama laki-laki yang masih Kinan pandangi itu. Laki-laki yang sedang mengelus berkali-kali tempurung Pororo setelah terlebih dahulu Gio beri makan. Duduk bersebelahan di tepi tempat tidur. Dengan Kinan yang mengusap rambut Gio dan Gio yang sesekali melihat ke arahnya lalu tersenyum. Kinan membalasnya.

Kinan berpikir dari pertama kali bertemu dengan Gio dan menjadi sedekat ini, Gio itu seperti tak tersentuh. Seperti teka-teki yang harus Kinan sendiri yang mencari jawabannya. Padahal—sekali lagi, Kinan dan Gio sudah sedekat ini. Dan seperti beberapa saat yang lalu juga ketika Gio bertanya tentang Sean padanya,

"Dia baik sama lo?"

Dengan anggukkan kepala, Kinan menjawab. Kinan juga melihat Gio tidak mengalihkan kedua matanya dari ponsel Kinan. Agak mengencangkan rahangnya juga. Kinan dengan hati-hati bertanya, "Gio kenal Kak Sean ya?" Dan itu berhasil membuat Gio menoleh ke arah Kinan juga.

Gio menatap Kinan lurus-lurus. Diperlihatkannya senyum tipis itu. "Kinan, bilang sama dia kalo kita gak pernah kenal ya kalo dia nanya sama lo." Kedua matanya begitu penuh harap.

Mendengar itu, Kinan tentu saja mengernyit. Bingung juga dengan kata-kata Gio barusan. "Kinan sama Gio... gak pernah kenal?" Kinan mengulang ucapan Gio dengan perasaan yang Kinan sendiri tidak mengerti harus menyebutnya apa. Tetapi yang Kinan tahu hanya satu; pasti itu bukan sesuatu yang bagus.

Kepala Gio mengangguk. "Iya, Ki. Cuma itu aja yang gue mau. Inget itu ya." Lalu, senyuman Gio yang bisa membuat Kinan jatuh berkali-kali pada laki-laki itu terlihat semakin lebar.

Bodohnya Kinan, ia tidak bertanya lebih lanjut. Dan tidak bisa disangkal juga Gio belum ingin memberitahukannya. Jika Gio mau, sudah pasti tadi Gio menjelaskan sedetailnya pada Kinan kan? Namun Gio malah mengalihkan pembicaraan mereka dengan penyebab mengapa Kinan menangis sore tadi.

"Jadi, ini yang namanya Pororo? Kecil amat gue kira gede."

Saat suara Gio terdengar, Kinan kembali lagi fokus pada laki-laki di dekatnya itu. Kinan mengangguk. "Kalo gede malah Kinan takut peliharanya. Untung aja Ayah beli yang kecil," sahut Kinan dan menjauhkan tangannya pada rambut Gio. Beralih mengetukkan jarinya di akuarium kecil Pororo.

"Om Adam yang ngasih?" tanya Gio dan memerhatikan Kinan di sampingnya. Mengeluarkan tangan kirinya dari akuarium juga.

"Iya, kata Ayah pas Oma udah gak ada biar Pororo yang nemenin Kinan. Tapi malah Pororo gak suka sama Kinan." Saat mengatakan itu mata Kinan belum beralih ke mana-mana selain kura-kura miliknya.

1.3 | lines ✓Where stories live. Discover now