honest

8.3K 745 1.6K
                                    

Bagian 10 |
baby, I'm just tryna be honest

Sesuai yang aku bilang dipart kemarin, aku up lagi malming

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sesuai yang aku bilang dipart kemarin, aku up lagi malming.. azeeq gak tuh? Wk

Vote dan komen lagi gais, biar cepet up lageee✨✨
▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂

Dean mengetukkan jari telunjuknya pada kemudi seraya memperhatikan Kinan yang sedang berbicara dengan Rama di depan sana. Dean sedang berada di dalam mobilnya yang masih terparkir di Pertiwi. Sesekali Dean melihat Kinan dan Rama melihat ke arahnya juga.

Embusan napas pelannya, Dean keluarkan. Sore ini, Kinan akan pulang bersamanya dan bisa ditebak apa yang sekarang sedang Kinan katakan pada Rama. Masih belum mengerti—atau bisa dibilang Dean tidak ingin buru-buru juga memahami perasaannya pada Adik kelas yang ia temui pertama kali di UKS itu. Kinan dan segala yang dimiliki gadis itu. Masih sangat jauh.

Lucunya, Dean ingin selalu berada di dekat Kinan.

Dekat. Dengan. Kinan.

"Lo mau buat gue seneng gak?" Dean bertanya. Saat itu mereka sedang berada di dalam kelas Kinan yang sudah kosong. Saat itu juga Kinan sedang membereskan peralatan belajarnya ke dalam tas dengan Dean yang duduk di sebelahnya, memperhatikannya.

Ditanya seperti itu, Kinan melihat ke arah Dean. Netra abu-abu gelap milik Dean berhasil membuat Kinan ingin memandangnya lama-lama. Kinan belum pernah melihat Dean tersenyum dan saat pertanyaan itu muncul dari mulut Dean sendiri, Kinan mengangguk mantap. "Mau!" jawabnya.

"Mau pulang bareng gue?"

"Mau!"

"Mau main tanya-jawab sama gue lagi?"

"Mau!"

"Mau gue bikinin pasta lagi?"

"Mm, mau banget!"

"Mau apa?"

Kinan langsung memperlihatkan senyuman lebarnya. "Mau buat Kak Dean seneng." Setelah mengatakan itu, Kinan menggigit bibir bawahnya dan kembali memasukkan buku-bukunya ke dalam tas. Dan selesai. Kinan berdiri. Dean memegang pergelangan tangannya pelan. Kinan duduk lagi.

Saat Kinan sudah memandangnya, Dean mengeluarkan suaranya kembali. "Gue tunggu di parkiran ya. Gak perlu gue ingetin lagi kan?" Masih belum ingin melepaskan tangannya dari pergelangan tangan Kinan, Dean bertanya lagi. Memastikan.

Kepala Kinan mengangguk. Dean bangkit dari bangku. Dan sekarang gantian, Kinan yang mencegahnya untuk tidak ke mana-mana. Tangan kanan Kinan sudah mencengkeram sisi hoodie hitam Dean. Dengan mengernyit Dean bertanya. "Kenapa, Nan?"

"Eh, gak jadi."

Dean malah diam. Masih berdiri melihat ke arah Kinan yang kini juga sudah bangkit.

1.3 | lines ✓Where stories live. Discover now