skeletons

5.6K 320 408
                                    

Bagian 54 |
feeling lost and I don't know what to do now

Bagian 54 |feeling lost and I don't know what to do now

Йой! Нажаль, це зображення не відповідає нашим правилам. Щоб продовжити публікацію, будь ласка, видаліть його або завантажте інше.

Tadinya mau up malming gais tapi
ternyata tidak bisa;")

Vote dan komennnn yaww✨✨
▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂

"Berlin?"

"Yep!"

"Kapan, Ann?"

"Awal tahun baru! Bulan Januari, Yah."

"Sama siapa Anna perginya?"

Kinan menyembunyikan wajahnya pada lipatan tangan yang berada di atas meja. Itu percakapan dirinya dengan Ayah tadi di mobil. Kinan pagi-pagi sekali sudah berada di dalam kelasnya yang masih kosong. Kosong seperti Kinan sekarang.

Tidak tahu apa yang berada di pikiran Gio kemarin. Atau apa yang menyebabkan sikap Gio berbeda sekali padanya seratus delapan puluh derajat. Hingga di pagi ini pun Kinan belum mendapatkan jawabannya. Dan apa yang akan didapat jika seseorang yang tadinya selalu berada di sampingnya, membuatnya dengan mudah menampilkan senyumannya berubah menjadi orang asing, menjadi orang yang dengan gampang membuatnya sesedih ini?

Sakit.

Salah Kinan memang yang sudah menganggap Gio seperti menjadi bagian dari hidupnya sendiri.

Jika tidak, mungkin tidak sesakit ini rasanya.

Tak lama, Kinan bangkit dari tempat duduknya. Kinan ingin ke kantin. Seraya mengeratkan cardigan hitam yang masih melekat di tubuhnya itu, Kinan dengan langkah pelannya menarik langkah menjauh dari kelas.

"Cuma itu, Ki yang lo mau?"

"Iya, cuma itu yang Kinan mau. Kinan mau tau bener atau enggaknya."

"Apa gak ada yang lain? Gue gak.. terlalu setuju."

"Gio, bantuin Kinan ya? Sekali ini aja. Kinan gak akan minta apa-apa lagi."

"Gue gak tau, Ki."

Kinan mengerjap. Pembicaraan dengan Gio sebelum semuanya menjadi berantakkan seperti ini. Kemudian, Kinan mengangkat kedua sudut bibirnya ketika Kinan sudah berada di stan penjual minuman. Kantin di lantai tiga sudah lumayan ramai. Kinan lalu berkata, "Kinan mau susu cokelat anget kayak biasanya dong, Bude."

"Mau satu apa dua nih?"

"Satu aja."

"Dua."

Kinan menjawab yang pertama dan suara di sampingnya—Kinan sudah tahu sekali itu siapa, membuat Kinan menggeser tubuhnya sedikit. Itu suara Gio. Kinan tidak akan menggerakkan kepalanya untuk melihat ke arah laki-laki itu. Sebisa mungkin Kinan bersikap seperti biasanya.

1.3 | lines ✓Where stories live. Discover now