never be alone

6.9K 567 985
                                    

Bagian 23 |
I'll keep you safe

Bagian 23 |I'll keep you safe

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Enjoy gais✨✨

Seperti biasa, jangan lupa vote dan komen yaw
▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂

"Seriously, Matt lo ngikutin gue sampe ke sini?" Dengan bersandar pada belakang mobil, Dean tersenyum kecut setelah mengatakan itu dan melihat ke arah kirinya. Dean mengira Matthew ingat dengan apa yang sudah Dean ucapkan beberapa hari yang lalu; untuk tidak mengganggu Kinan dan justru laki-laki itu malah menemui Kinan—berbicara dengan Kinan secara langsung, sialnya.

Matthew dengan santainya membakar ujung rokoknya itu. "Gue kebetulan aja lewat sini, terus ketemu sama tuh cewek. Cantik. Pantes lo suka." Lalu, senyum miring Matthew terlihat. Melirik ke arah dalam mobil juga, Kinan ada di sana.

"Bullshit." Dean mendengus. Bisa dipastikan pertemuan Matthew dengan Kinan bukan sesuatu kebetulan seperti yang barusan Matthew katakan. Dan pastinya Dean tidak akan percaya dengan laki-laki di depannya ini. "Gue nggak mau lo deket-deket sama dia," lanjut Dean masih dengan sikap santainya.

Matthew yang Dean tahu adalah seseorang yang harus mendapatkan apa yang dia mau. Apa pun caranya dan berada di dekat Kinan seperti memberikan umpan secara sengaja. Dan kemungkinan terbesarnya, Kinan sudah masuk ke dalam lingkaran yang telah Matthew buka lebar-lebar.

"Lo perlu bantuan gue?" tanya Matthew dengan sebelah alis terangkat tinggi.

Merespons itu, kepala Dean menggeleng. Dean diam sebentar dan mengatakan, "Kalo lo mau tau gue udah berusaha buat gak peduli lagi sama semuanya." Semuanya yang begitu berhasil membuat Dean selalu menerka-nerka untuk berhenti atau tetap menunggu. Semuanya yang membuat Dean stuck di tempat yang ingin sekali Dean hancurkan. Meskipun itu akan menghancurkan dirinya juga.

Mendengar itu, rahang Matthew mengencang. "Karena tuh cewek?" Yang dimaksud Matthew ya Kinan.

"Bukan karena dia aja. Lo gak perlu nemuin dia atau muncul di hadapan dia lagi. Dia bukan cewek gue, Matt. So, fuck off!"

Seringai Matthew kembali terlihat. Walaupun Dean terlihat bersungguh-sungguh saat mengatakan itu, sebisa mungkin Matthew tidak ingin langsung percaya. "Lo tau lo harus ngapain kan, Yan?" Matthew bertanya memastikan.

Dean menegakkan tubuhnya. Menjauh dari mobil juga. "Lo gak perlu ngingetin gue."

"In case you forget; kartu lo ada di gue, Man."

Dean mencoba untuk tidak peduli dan melanjutkan langkah kakinya untuk masuk ke dalam mobil. Melewati Matthew yang tersenyum seraya melambaikan tangannya.

1.3 | lines ✓Where stories live. Discover now