alright

5.3K 284 938
                                    

Bagian 61 |
with or without you I say that I'm alright

Bagian 61 |with or without you I say that I'm alright

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Nah kan aku jadi enak kalo banyak yang komen ehehe

Vote dan komen lagi dong buat part ini✨✨
▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂

"Kinan."

Mendengar suara samar yang memanggilnya berkali-kali, Kinan mengerjap. Melihat sekitar. Ini kamarnya. Mengerjap lagi, lalu melihat Flora yang sedang duduk di tepi tempat tidurnya. Mana Ayahnya? Mana Gio? Mana... Dean? Mereka sudah tahu kah?

Kinan meraba-raba perutnya yang diperban itu. Lalu, melihat ke arah Flora lagi. "Ayah mana, Ola?" Suaranya serak. Kinan baru bangun dari tidurnya itu. Entah sudah berapa lama.

"Ayah lo lagi ngurus, gue gak tau itu apaan di rumah sakit. Sama bonyok gue juga. Lo bakalan gue jagain di sini. Lo mau minum?" Belum sempat tangan Flora terulur untuk mengambil gelas berisikan air mineral itu di atas nakas, Kinan mencegahnya.

"Kak Rama mana?"

Flora mengernyit. "Kak Rama.. mm, dia lagi ngambil hape gue di RS. Bego banget gue ninggalin hape di sono. Karena gue pengen buru-buru ketemu sama lo, Nan. Lo udah baikkan?"

Kepala Kinan mengangguk lemah.

"Lo mau apa gitu?" Flora bertanya lagi.

Kinan menggeleng kembali. Dirinya hanya ingin berbaring.

Ekspresi Flora terlihat tidak senang. Tetapi tak lama itu berubah. Senyum tipisnya terlihat. "Seharusnya dulu itu lo yang mati, Kinan."

Kinan yang mendengar itu membeku. "Ola? Tadi Ola ngomong apa?"

Flora berdeham. "Lo denger gue." Ekspresinya benar-benar tidak senang.

Iya, itu memang Flora yang mengatakannya. Persis. Seperti yang Kinan ingat saat lehernya dicekik.

Flora.

Teman Kinan dari awal masuk Pertiwi. Selalu berada di dekat Kinan. Pertama melangkahkan kakinya di Pertiwi, Kinan kira Kinan akan kesulitan mendapatkan teman tetapi Flora langsung datang mendekatinya, memperkenalkan diri, mengajaknya duduk bersama. Flora juga dekat dengan Oma Shellyn yang menganggap Flora cucunya seperti Kinan. Tetapi mengapa Flora menjadi seperti ini? Menjadi seseorang yang Kinan rasa akan menyakitinya?

"Dulu emang lo yang harusnya mati, bukan Oma Shellyn." Flora melanjutkan. Ekspresinya dibuat sesedih mungkin.

Kinan bahkan takut untuk melihat wajahnya sekarang. Matanya mengerjap berkali-kali. "Maksud Ola apa?" Suaranya seperti akan hilang sebentar lagi saking tidak percayanya.

1.3 | lines ✓Where stories live. Discover now