satisfied

5.2K 412 471
                                    

Bagian 33 |
please don't lie, we got too much to lose and pretend he means nothing to you

Bagian 33 |please don't lie, we got too much to lose and pretend he means nothing to you

ओह! यह छवि हमारे सामग्री दिशानिर्देशों का पालन नहीं करती है। प्रकाशन जारी रखने के लिए, कृपया इसे हटा दें या कोई भिन्न छवि अपलोड करें।

Ini lagu Shawn yang paling relate banget sama Lines. Dengerin deh wkwkwkw

Vote dan komen lagi yoo✨✨
▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂

"Jadi, dia bangkit dari kubur gitu? Ih, crispy banget! Ampe takut gue."

Tak!

Reksha merasakan satu jitakan yang mendarat manis di kepalanya. Itu Angga yang melakukan. Gila aja! Crispy dikira gorengan kali! Angga mendengus. "Creepy, woi njing!" teriaknya di telinga kiri Reksha yang berada di sampingnya.

Jam istirahat kedua hanya Angga, Dean dan Reksha yang terlihat berkumpul di kantin. Sedang Geraldi, pergi entah ke mana.

"Yaelah, typo dikit ae. Jadi beneran gak, Yan? Halu lu ya?" Reksha menatap ke arah Dean lurus-lurus. Temannya itu semalam bercerita mengenai seseorang yang baru Dean temui saat pergi bersama Kinan. Seseorang yang sudah lama tidak terlihat seperti hilang ditelan bumi.

Yang ditanya malah sibuk sendiri dengan ponselnya, Dean merasa harus memastikan bahwa apa yang dia lihat memang benar seseorang yang dulu ia cari-cari. Dan dengan cara membuka pesan-pesan dari temannya lah jawaban yang Dean butuhkan.

334. Masih sama aja, Yan.
Read. 12.34 pm.

338. Bisa lo tebak?
Read. 12.34 pm.

343. Gak ada info baru.
Read. 12.35 pm.

Dean men-scroll layar ponsel hingga mencapai chat yang paling terakhir. Membaca pesan singkat itu pelan-pelan.

347. Seharusnya lo liat sendiri.
Read. 12.35 pm.

349. Bener dia. Waktu lo nunggu gak sia-sia.
Read. 12.35.

349. Gue udah dapet alamatnya.
Read. 12.35 pm.

Tanpa mengatakan apa-apa, Dean langsung bangkit dari bangku di kantin lantai satu ini. Meninggalkan kedua temannya yang mengernyit bingung dengan kepergiannya yang tiba-tiba.

"Woi, Nyet lo mau ke mana?!" Teriakkan Angga tidak digubris oleh Dean. Angga makin bingung sendiri.

Reksha menyandarkan punggungnya di kursi. "Menurut lo beneran.... dia, Ngga?" Reksha menyipitkan kedua matanya seraya melihat punggung Dean yang sudah menghilang. Tetapi, tidak ada yang tidak mungkin, 'kan?

"Dia siapa?" Itu suara Geraldi yang baru saja duduk di tempat Dean tadi, melihat ke arah Angga dan Reksha secara bergantian. Sebelum menemui teman-temannya, Geraldi juga melihat Dean yang langsung pergi.

Reksha menoleh ke arah Geraldi dan mendengus. "Tumben lo kepo!" Dan setelah itu cengirannya terlihat ketika Geraldi memasang wajah menahan kesalnya mendengar sahutan Reksha.

1.3 | lines ✓जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें