goes to waste

3.2K 288 648
                                    

Bagian 59 |
when you get what you want,
but not what you need

Ternyata udah ngulang ulang tahun untuk kedua kalinya pas nulis Lines wkwkwk Yep

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ternyata udah ngulang ulang tahun untuk kedua kalinya pas nulis Lines wkwkwk Yep. 'Cause today is my birthday, so.. aku up nich

Bacanya malem2 aja plis lol
▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂

Kinan masuk ke dalam rumah saat mobil Sean sudah benar-benar tidak terlihat dari pandangannya lagi. Pintu kamar Ayahnya tertutup rapat, mungkin Ayahnya sudah tidur. Kinan menyayangi Ayahnya lebih dari apa pun, namun Kinan juga tidak bisa langsung menyetujui apa yang dimaui Ayahnya ketika itu bertentangan dengan apa yang ia inginkan. Bukan, bukan maksud Kinan menjadi anak yang tidak penurut, Ayah hanya belum tahu saja. Hanya itu. Lalu, Kinan melanjutkan langkahnya ke lantai dua, ke kamarnya.

Dari pembicaraannya dengan Sean tadi, Kinan dapat melihat sisi Sean yang lain. Ah, tidak. Bukan itu. Kinan tidak pernah mengenal Sean. Sean terlalu membuat Kinan pusing dengan apa yang laki-laki bertato itu bicarakan. Membuat Kinan ingin mencopot kepalanya, jika bisa. Sean mengatakan hal yang sama dengan yang Dean katakan beberapa saat lalu. Itu yang berada di pikiran Kinan kini.

Dan kepalanya akan benar-benar Kinan copot ketika melihat Gio di dalam kamarnya. Tersenyum menyambut Kinan seperti tidak terjadi apa-apa. Dalam lubuk hatinya yang terdalam; Kinan kangen Gio.

"Selama kita pacaran, gue belom pernah ya beliin lo beginian?" Gio yang sedang duduk di atas meja belajar Kinan, memperlihatkan satu bungkus—entah apa itu dan juga satu tangkai bunga mawar putih di tangan kanannya. "Begonya gue, gue gak tau apa yang lo suka, Ki." Senyumannya belum juga hilang, tetapi dalam sorot mata teduhnya bisa dilihat ada penyesalan di sana.

Kinan menutup pintu kamarnya dan bersandar di depannya. Belum ingin langsung berjalan ke arah Gio dan memeluk leher laki-laki itu hingga lama. "Itu apa?" tanyanya. Mengalihkan keinginan yang berada di kepalanya.

Gio melirik ke arah bungkusan yang agak besar di tangan kirinya itu, lalu melihat ke arah Kinan lagi. "Makanan Pororo?"

Kinan berusaha untuk tidak tertawa. Pacar siapa yang membelikan makanan hewan peliharaan saat di antara mereka sedang tidak baik-baik saja? "Yang buat Kinan yang mana?" tanyanya lagi.

"Gue aja."

"Maksudnya?" Kinan mengernyit.

Gio menjelaskan, "Gue aja yang buat lo."

Kinan menggeleng. "Yang mana, Gio?"

"Bunganya buat lo." Tangan kanan Gio terulur.

1.3 | lines ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang