queen

4K 343 111
                                    

Bagian 43 |
you treat me like I got nothing on you

Bagian 43 |you treat me like I got nothing on you

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Enjoy!

Vote dan komen ya ehe✨✨
▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂

"Kak Dean ikut ke Bandung, Yah?!" tanya Kinan saat melihat mobil hitam berhenti di depan pagar rumahnya dan terlihatlah si pemilik. Sore ini Dean berpenampilan lebih santai hanya dengan kaus hitam dan celana pendeknya. Tapi terlihat sebegitu menariknya.

Adam hanya menjawab, "Iya." Dan berjalan mendekat ke arah Dean. Membukakan pagar. Menyambut Dean dengan senyuman lebarnya. Memeluk laki-laki itu juga.

Kinan menggigit bibir bawahnya. Sudah begitu dekat antara Adam dan Dean. Kinan meringis.

"Kamu udah makan belum? Makan dulu ya. Om masak banyak nih." Seraya merangkul pundak Dean, Adam berkata seperti itu. Mereka berjalan ke dalam rumah bersisian.

Dean merapikan rambutnya terlebih dahulu. "Masak apa tuh, Om?"

"Ayo liat sendiri di dapur." Dan Adam melepaskan rangkulannya setelah itu. Menghampiri Kinan yang ternyata sudah duduk di depan meja bar dengan kedua tangan dilipat—menyangga kepalanya. Adam mengelus rambut panjang putrinya dengan senyumannya tentu saja.

"Anna, temenin Dean makan dulu ya. Ayah mau telpon Kang Aji sama Tante Kila juga, oke?"

Kepala Kinan mengangguk. "Mhm-mm."

Adam menoleh ke arah Dean kali ini. "Dean, kamu duduk di sini. Biar Anna yang siapin. Om tinggal dulu sebentar."

Kinan melihat Dean menganggukkan kepalanya dan Adam pergi meninggalkan mereka berdua. Dean menuruti pekataan Adam tadi untuk duduk di sebelahnya. Kinan mulai mengubah posisi kepalanya yang sekarang Kinan hadapkan ke arah Dean.

"Nih, buat lo." Dean yang paling pertama membuka suaranya. Mengeluarkan botol kecil berisi cairan warna merah dari saku celana. Mendekatkannya pada Kinan. Itu gelembung balon yang Kinan minta.

Kinan yang masih menyangga kepalanya dengan kedua lipatan tangannya pun menerima itu. Melihat ke arah botol kecil yang ia pegang dan melirik Dean secara bergantian. "Kinan minta ini udah dari kapan tau." Suaranya terdengar kecil.

Seraya mengeluarkan ponselnya juga, Dean menyahut, "Susah nyari begituan."

Mendengar itu, Kinan mengangkat kepalanya. "Kak Dean, yang nyari ini?" Kinan memegang kembali botol kecil itu. Memandang Dean dengan mata agak membulat.

"Enggak lah. Reksha yang nyari."

Kinan memutar kedua bola matanya dan bangkit dari bangku. Dengan tangan yang sibuk mengambil piring kosong di dalam rak, Kinan mengatakan, "Kak Dean, tolong bilangin Kak Reksha makasih udah nyariin Kinan ini."

1.3 | lines ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang