señorita

8.4K 615 1.1K
                                    

Bagian 20 |
and I hope it meant something to ya

Bagian 20 |and I hope it meant something to ya

Йой! Нажаль, це зображення не відповідає нашим правилам. Щоб продовжити публікацію, будь ласка, видаліть його або завантажте інше.

Ya, hari ini aku up gais. Mane nih yang nungguin wkwkw

Vote dan komen dund✨✨
▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂

"Bulannya ngikutin Kinan." Tangan kiri Kinan menunjuk bulan di atas langit gelap sana dengan tangan satunya yang memeluk leher Dean seraya meletakkan sisi kepalanya pada bahu laki-laki itu. Sementara Dean mengemudi dengan pelan dan sesekali mengusap pipi Kinan.

Meskipun terlihat biasa-biasa saja sebenarnya Dean senang. Bersama Kinan seharian, berada dekat Kinan, melihat senyum Kinan yang tidak segan-segan Kinan keluarkan. Kurang apalagi harinya? Dean menggeleng. Tidak ada. Dan memang sudah cukup. Walaupun mungkin, ada di dalam dirinya yang masih belum bisa menerima.

"Lo ngantuk gak? Tidur dulu aja." Dean mengusap kembali pipi Kinan.

Kinan menggelengkan kepalanya dan mengubah posisi duduknya. Menyandarkan punggungnya pada pintu mobil untuk dapat melihat Dean sepenuhnya. "Kinan belum ngantuk." Pandangannya lalu beralih melihat ke arah layar ponselnya. "Ini kan baru jam delapan, Kak Dean."

"Gue kira lo orang yang udah ngantuk pas jam-jam segini."

Masih dengan senyumannya Kinan mengatakan, "Kak Dean bener kok. Tapi kan sekarang lagi ada Kak Dean di deket Kinan. Jadi, Kinan gak ngerasa ngantuk sama sekali."

"Kalo gue di deket lo terus berarti lo gak akan tidur, gitu ya?" tanya Dean dan menoleh ke arah Kinan sebentar.

"Ya, enggak juga ih! Masa Kinan gak tidur."

Dean ingin menarik ujung rambut Kinan saking gemasnya, tetapi jarak mereka terlalu jauh. Jadi, Dean memilih untuk melihat Kinan beberapa detik dan mengalihkan pandangannya lagi pada jalan. Mereka sudah memasuki area komplek rumah Kinan. Tinggal melewati dua blok lagi rumah Kinan akan terlihat dan mereka sudah sampai kini. Dean menghentikan mesin mobil tepat di depan pagar rumah Kinan.

Kinan belum juga ingin bersiap-siap untuk turun. "Kinan sebentar aja mau di sini dulu ya, Kak Dean." Kinan berkata seperti itu dengan tatapan penuh harapnya.

Terlihat Dean mengangguk. "Iya, yang lama juga gak kenapa-kenapa."

Mendengar itu, Kinan tersenyum lagi. Kali ini lebih tipis. Kinan melihat Dean menyilangkan kedua tangannya di kemudi dan meletakkan sisi wajahnya di sana. Memandang Kinan dengan Kinan yang sudah dari tadi memerhatikan dirinya. Kinan masih bisa merasakan detakan jantungnya yang masih saja berdetak cepat.

1.3 | lines ✓Where stories live. Discover now