roses

7.6K 670 1.4K
                                    

Bagian 19 |
but I got you this rose, and I need to know
will you let it die or let it grow?

Bagian 19 |but I got you this rose, and I need to knowwill you let it die or let it grow?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Niatnya mau up malming karena ada 'halangan' jadi up sekarang hiks.

Enjoy gais. Vote dan komen jangan lupa✨✨
▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂

Kinan cepat-cepat melangkahkan kaki menuju ke arah pintu utama rumahnya saat mendengar bel berbunyi di jam tujuh pagi ini. Dengan masih mengenakan piyama dan nyawa yang belum juga terkumpul Kinan membuka pintu di depannya lebar-lebar dan terlihatlah Dean di sana. Sudah rapi, sudah kelihatan menarik perhatian juga walau hanya mengenakan kaus hitam dengan jins berwarna senada. Kinan mengusap kedua matanya berkali-kali dan tarikan di ujung rambutnya membuat Kinan mendongak ke arah Dean.

"Cepetan mandi sana." Suara Dean terdengar.

Tangan Kinan menarik lengan Dean untuk masuk ke dalam rumahnya dan menutup lagi pintu di depannya itu. "Kok Kak Dean udah di sini sih? Janjinya kan jam sepuluh." Mengabaikan ucapan Dean tadi, Kinan memberikan Dean pertanyaan baru. Tangannya belum juga Kinan lepaskan dari lengan Dean. Kinan masih ingat perkataan Dean yang akan mengajak Kinan pergi di hari Sabtu.

Dean mulai mengikuti langkah kaki Kinan di depannya. "Gue berubah pikiran. Lo gak ngecek hape?"

Kepala Kinan menengok ke arah Dean sebentar lalu, kembali menaiki satu per satu anak tangga untuk menuju ke kamarnya. "Kinan baru bangun."

Iya, terlihat juga dari penampilan Kinan saat ini. Menyadari sesuatu, Dean berdeham pelan. "Kinan," panggilnya. Kinan menoleh lagi. "Gue tunggu lo di bawah aja ya? Lo mau mandi, kan?" Alis Dean terangkat sebelah, memastikan.

Kinan memerhatikan wajah Dean di depannya dan tangannya yang berada di lengan laki-laki itu secara bergantian. "Ah iya, Kinan mau mandi dulu. Kak Dean, tungguin Kinan ya. Nanti Kinan bikinin scrambled egg buat Kak Dean." Setelah mengatakan itu dan memperlihatkan senyumannya, Kinan akhirnya melepaskan tangannya dari lengan Dean. Sebenarnya Kinan baru sadar untuk apa juga Kinan mengajak Dean ke dalam kamarnya. Hm.

"Oke." Dean melihat kini Kinan berjalan lagi, sedangkan Dean sendiri mulai menuruni anak tangga. Untuk hari ini—pergi berdua dengan Kinan, Dean sudah membayangkan segala hal menyenangkan dari semalam. Merangkai bayangan-bayangan di otaknya saat bersama gadis lucu itu.

Sayangnya Kinan tidak diperbolehkan untuk pergi terlalu jauh dari rumahnya, itu kata Adam ketika Dean meminta izin lewat telpon—Adam belum juga pulang—untuk membawa putrinya itu pergi. Dan Dean tidak bertanya lebih lanjut, langsung mengiyakan. Anna bakalan aman, Om.

Dengan jari telunjuknya, Dean mulai mengelus tempurung Pororo yang sudah Dean beri makan terlebih dahulu. Lalu, pandangannya mengarah pada pigura besar di depannya. Kinan kecil sedang tersenyum lebar di antara Oma Shellyn dan Adam. Dean mengamati foto itu lama, hingga sentuhan tangan dingin Dean rasakan di lengannya. Dean langsung saja menoleh ke samping. Di dekatnya, kini Kinan sudah terlihat rapi dengan kaus pink yang dimasukkan ke dalam rok ketat hitam di atas lutut. Aroma manis juga sudah menguar di indra penciuman Dean. Entah sejak kapan, Dean suka itu.

1.3 | lines ✓Where stories live. Discover now