over u

5.1K 330 369
                                    

Bagian 53 |
nothing seems to cover up the pain

Bagian 53 |nothing seems to cover up the pain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lol. Siap-siap gais;(
▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂

"Semua yang bakalan jadi milik lo gak akan pernah ketuker sama orang lain, Man."

Sean merasakan kepalanya pening luar biasa. Dan Sean memilih untuk menyembunyikan wajahnya pada kedua tangan yang sudah Sean lipat di atas meja. Hanya Sean yang masih berada di pub jam setengah dua ini teman-temannya sudah pergi, meninggalkan Sean sendiri.

Untuk hal yang berhasil menumbangkan Sean, dirinya benar-benar tidak bisa berbuat apa-apa sekarang. Lalu, Sean merasakan bahunya ditarik, membuat dirinya menegakkan tubuhnya lagi. Terlihat Abby di sampingnya. Senyum di bibir Sean terbit.

"Ayo, Ral kita bawa dia ke mobil gue." Abby menarik tangan kanan Sean sedang Geraldi tangan satunya.

Dalam keadaan Sean yang mabuk begini, Abby tidak cukup kuat untuk membawa Sean ke mobil sendirian dan Abby langsung meminta Geraldi untuk membantunya, Geraldi menyetujui.

"Lo beneran suka sama nih cowok?" Tiba-tiba Geraldi bertanya. Matanya tidak melihat ke arah Abby barang sedetikpun.

Ditanya seperti itu, Abby menoleh ke arah Geraldi dan Sean secara bergantian. Jawabannya tidak pernah ingin Abby keluarkan dari mulutnya.

"Lo tau kan, By kalo dia—"

"Geraldi, plis." Abby langsung memotong ucapan Geraldi itu dan yang harus sekarang Abby lakukan ialah mendorong Sean masuk ke dalam mobilnya. Memakaikan Sean seatbelt setelah itu menarik pergelangan tangan Geraldi untuk menjauh dari mobilnya.

"Dia cuma mainin lo, By." Geraldi yang membuka suaranya. Melihat Abby lurus-lurus. Memangnya apalagi yang dilakukan laki-laki macam Sean selain itu? Sebenarnya juga Geraldi sudah lama ingin mengatakan ini pada Abby.

Abby mengerjap, melihat ke arah Sean sebentar. "Gue salah, Ral dan sekarang gue makin takut."

Untuk hubungan Mamah dan Papahnya yang malah berakhir buruklah penyebab Abby tidak bisa sepenuhnya terbuka pada Sean. Hubungan tanpa ikatan, tidak akan membuat Abby sebegitu terlukanya kan nanti? Tidak seperti Mamahnya yang justru melampiaskan semuanya pada Abby. Tidak seperti Papahnya yang akhirnya memilih pergi.

Abby tidak ingin seperti itu.

Membuka hati sepenuhnya terlalu berisiko untuk merasakan sakit.

Sekali lagi, Abby tidak ingin seperti itu.

"Gue bukan orang jahat, By." Sean menggerakkan kepalanya untuk melihat ke arah Abby sepenuhnya. Abby sedang mengemudi. "Lo percaya sama gue kan, By? Gue bukan orang jahat," lanjut Sean mengulang kata-katanya.

Abby menoleh ke sebelahnya dan menggapai tangan Sean. Meremasnya. "Iya, lo bukan orang jahat, Sean." Setelah mengatakan itu, Abby melepaskan tangannya. Fokus mengemudi lagi.

1.3 | lines ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang