she'll be the one

3.8K 340 253
                                    

Bagian 49 |
she'll be the one i can't let go

Vote dan komen dong gais biar aku semangat ngelanjutinnya ehe✨✨

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vote dan komen dong gais biar aku semangat ngelanjutinnya ehe✨✨

Tengkyuu
▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂

"Dari satu sampe sepuluh, berapa tingkat kekesalan Kak Dean sekarang?"

Kinan mengamati Dean di sebelahnya yang menatap ke depan sana dengan pandangan menerawang. Kinan tahu di jam sepuluh malam ini seharusnya Kinan pulang bukannya malah di Chloe's dengan Dean di sampingnya. Tetapi, pasti Ayahnya akan memaklumi. Ini Dean yang sedang Kinan temui bukan orang lain.. ya, 'kan?

Punggung tangan Kinan mulai menyentuh sisi wajah Dean yang terasa begitu dingin. Mencoba untuk mengembalikan Dean ke tempatnya.

 Mencoba untuk mengembalikan Dean ke tempatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dua."

Akhirnya Kinan bisa mendengar suara Dean sekarang. Dan saat Dean menoleh ke arahnya, Kinan menjauhkan tangannya juga. Diselipkannya senyum tipis. "Kalo, mm... sedih?" tanya Kinan lagi. Lebih hati-hati.

Diberi pertanyaan seperti itu, butuh waktu agak lama untuk Dean menjawab. Masih belum ingin mengalihkan pandangannya dari netra cokelat Kinan, Dean akhirnya berkata, "Sembilan."

Kepala Kinan manggut-manggut. Kinan menggigit bibir bawahnya entah harus melakukan apa. Kak Dean pasti lagi bener-bener sedih banget. Kinan melirik ke arah Dean lagi yang sepertinya tidak akan mengeluarkan suaranya. Maka, Kinan dengan kedua tangannya memegang bahu Dean dan mengarahkannya pada Kinan. "Kalo Kinan lagi sedih Kinan selalu—"

"Gue boleh meluk lo, Nan?"

Kinan langsung diam. Memangnya apa yang Kinan harapkan keluar dari mulut Dean selain itu? Selain Dean sedang membutuhkan sandaran? Selain Dean sedang menginginkan seseorang di sampingnya?

Tanpa mengatakan apa-apa lagi, tangan Kinan terulur. Menarik Dean mendekat ke arahnya. Kinan sudah menobatkan dirinya sebagai seseorang yang paling egois di dunia ini.

Kenapa tidak dari awal terlintas di pikiran Kinan bahwa bersama dengan Dean, apa-apa yang Kinan khawatirkan menguap begitu saja. Semua yang Kinan takutkan perlahan-lahan hilang. Segala sesuatu akan menjadi terasa mudah. Namun, Kinan justru menolaknya.

1.3 | lines ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang