OTY 08. Martabak

1.2K 270 63
                                    

P L A Y L I S T

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


P L A Y L I S T

WarnaHyndia

semuanya berbeda, cara mereka melihatnya, warna- warna yang terlihat yang membuat jaraknyaHyndia

semuanya berbeda, cara mereka melihatnya, warna- warna yang terlihat yang membuat jaraknya—Hyndia

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Ingin makan martabak saat jam 11 malam adalah hal terandom yang Yerisha rasakan malam itu. Seusai mengerjakan tugas, perutnya tiba-tiba berbunyi, menginginkan diisi martabak telur spesial langganannya. Beruntung zaman semakin canggih, Yerisua bisa memesan martabak lewat aplikasi kesayangan sejuta umat. Aplikasi berwarna hijau itu, Yerisha pandangi semenjak tadi. Awalnya ia bersemangat sebelum memesan, tapi sudah tiga kali memesan tak ada satupun driver yang mengambil.

"Arghhhh pengen sekali makan martabak!" erangnya frustasi setelah kesekian kalinya order namun gagal.

Yerisha hanya bisa meringkuk di kasurnya dengan perut keroncongan. Sebenarnya di dapur pasti ada makanan tapi dia tak berminat dan hanya ingin martabak saja.

"Sayang, kok belum tidur," tanya mamanya dari ambang pintu kamar yang setengah terbuka, keasyikan memelototi ponsel membuatnya tak sadar pintu kamar terbuka dari luar.

"Masih nugas?" tanya mamanya melirik lampu meja belajar yang menyala dan buku-buku berserakan di atasnya.

"Udah selesai, Ma. Tapi aku lapar."

"Yasudah makan dulu. Di dapur ada rendang."

"Aku nggak pengen, Ma."

"Kamu sedang diet?" tanya sang mama, biasanya para perempuan lebih memilih kelaparan daripada makan saat malam.

"Bukan, Ma."

"Ah iya mama hampir lupa, makan terlalu malam memang tidak bagus, apalagi kalau setelah makan langsung tidur. Makanan tak tercerna dengan baik."

ODE TO YOUWhere stories live. Discover now