OTY 44. Sebuah Batasan

727 178 15
                                    

Yerisha berdiri di depan kamar mamanya sambil bersandar ke dinding

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Yerisha berdiri di depan kamar mamanya sambil bersandar ke dinding. Sementara di dalam sana ada Ode yang tengah mengantarkan mamanya untuk tidur setelah merasa tenang. Papanya sedang pergi bersama omnya, dan akan kembali saat tengah malam karena keasyikan mengobrolkan banyak hal.

Yerisha kembali mengingat potongan kejadian demi kejadian yang baru saja ia alami. Melihat mamanya dengan mudah ditenangkan oleh Ode membuatnya tahu, ikatan antara mama dan Ode sudah begitu kuat. Entah ia harus senang atau tidak yang jelas— Yerisha menyadari sesuatu—tentang batasan untuk perasaannya.

Yer, sebenarnya kamu ini kenapa? Kenapa kamu harus merasa nggak nyaman?

Yerisha bertanya pada dirinya sendiri tentang perasaannya yang tiba-tiba kacau.


"Yer, kok kamu belum kembali ke kamar dan tidur?" tegur Ode saat mendapati Yerisha masih berdiri di depan kamar mama.

Yerisha menjauhkan punggungnya dari dinding lalu menatap Ode. "De, makasih ya. Berkat kamu mama bisa tenang."

Ode menyunggingkan sebuah senyuman, dia dan Yerisha sudah semakin dekat. Kedekatan yang menyenangkan baginya. Akan semakin mudah bagi Ode memenuhi janjinya sebagai kakak yang terbaik buat Yerisha saat mereka semakin dekat.

"Waktu itu juga kamu yang berhasil membuat mama bisa kembali tersenyum," ucap Yerisha lirih menatap dalam-dalam mata Ode, mengawasi perubahan wajah pemuda itu yang terlihat terkejut.

"Terimakasih, De." Ucapan yang diucapkan Yerisha sangat tulus dari lubuk hatinya yang terdalam. Yerisha harus belajar menerima kenyataan tentang Ode yang sedari dulu memang memiliki ikatan dengan keluarganya.

Saat mamanya menangis sambil memeluk Ode, membuat kotak kenangan milik Yerisha bagai terbuka. Satu-persatu gambaran yang tersimpan rapi dan nyaris dilupakannya muncul dari kotak kenangan itu.

Kedua orang tuanya dan kedua orang tua Ode saling mengenal dan bersahabat saat kuliah karena berada di organisasi yang sama.



Lalu, Yerisha ingat betul saat mamanya yang sedang sedih setelah kepergian adiknya diajak oleh papanya ke sebuah tempat yang Yerisha bahkan lupa nama tempatnya.

Di sana, ada Ode dan mamanya, Rasti.

Sebuah keajaiban terjadi, mamanya yang begitu terpukul sejak kepergian adiknya perlahan bisa tersenyum kembali.

Itu semua karena Ode.

Sebuah ikatan yang terjalin yang membuat Yerisha tahu ada hak yang harus ia perhatikan saat ini.

"Kamu ingat?"

"Ya, kamu anak yang waktu itu kan yang diledekin oleh teman-teman sebayamu dan kamu membalas mereka dengan lemparan balon air."

Ode menyunggingkan sebuah senyuman. "Aku juga pernah menjadi anak nakal."

"Dan waktu itu aku bilang kamu bukan anak nakal, kamu anak yang baik. Anak baik yang bisa membuat mamaku kembali tersenyum."

ODE TO YOUWhere stories live. Discover now