OTY 48. Can We....?

792 159 108
                                    

"Terimakasih, Tante

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Terimakasih, Tante. Saya jadi nggak enak malah merepotkan."

Mama Yerisha menyunggingkan senyum usai menaruh minuman dan makanan ringan di atas meja. "Jangan sungkan, Januar. Tante nggak merasa repot kok. Tante malah senang ada teman Yerisha yang mampir."

"Saya yang harusnya merasa senang karena diterima dengan baik di sini."

Mama Yerisha beralih memandang putrinya. "Yerisha, jangan lupa ajak Januar makan bersama ya nanti."

Januar nampak terkejut dan merasa tak enak hati. "Eh, nggak perlu tante—aku malah semakin merepotkan."

"Enggak, Januar. Tenang aja. Lagipula Tante lagi pengen masak banyak hari ini. Kamu nanti cicipin masakan Tante ya. Suka oseng-oseng mercon kan?"

"Suka Tante. Di US nggak ada oseng-oseng mercon."

"Wah kamu harus coba ya."

"Iya Tante. Terimakasih."

"Kalau begitu Tante ke dalam lagi ya. Selamat mengobrol," pamit mama Yerisha meninggalkan gazebo yang terletak di halaman belakang, membiarkan Yerisha dan Januar menikmati waktu berdua.

"Mama kamu baik banget ya. Dan aku kaget saat beliau buka pintu tadi, kukira kakakmu." Januar mengingat pertemuan dengan nama Yerisha, yang tak menyangka sedikitpun ternyata mama Yerisha semuda itu.

"Mamaku memang terlihat awet muda," jawab Yerisha sudah terbiasa mendapatkan pernyataan seperti Januar.

"Oh iya, mana naskahmu. Biar kubaca." Januar kembali ke topik pembicaraan. Kedatangannya ke rumah Yerisha untuk membantu mereview naskah cewek itu dan mengobrol banyak soal dunia sastra. Karena mereka di jurusan yang sama dan berkecimpung di dunia yang sama, membuat obrolan di antara mereka sangat nyambung.

Yerisha menyerahkan laptopnya, yang di dalamnya ada naskah yang sedang ia tulis. Sebenarnya ia merasa malu menunjukkan tulisannya yang masih banyak kekurangannya itu pada Januar.

Jantung Yerisha berdegup kencang, menunggu komentar dari Januar mengenai tulisannya. Kesempatan direview oleh penulis terkenal tidak semua orang bisa mendapatkannya. Yerisha adalah salah satu orang yang beruntung itu.

"Aku suka pemilihan diksimu," gumam Januar usai membaca halaman pertama.

Helaan napas lega Yerisha terdengar di telinga Januar. Lelaki itu tersenyum simpul, melanjutkan membaca tulisan Yerisha.




"Kamu jarang menulis romance ya Yerisha?"

"Ah iya, Kak. Terlihat sangat jelas ya."

Januar mengangguk. "Kamu bisa mencari referensi, membaca novel romance atau menonton film."

"Ah iya, kak. Aku juga sedang melakukan itu."

"Jangan lelah belajar dan belajar ya Yerisha."

"Pasti, kak."

ODE TO YOUWhere stories live. Discover now