OTY 13. Perlahan Membuka Diri

1.1K 253 21
                                    

P L A Y L I S T

HaluFeby Putri

Mama Yerisha tidak bisa duduk tenang di sofa empuk ruang tengah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Mama Yerisha tidak bisa duduk tenang di sofa empuk ruang tengah. Sedari tadi ia memandangi jam di dinding, dekat TV yang sudah menunjukkan pukul 10 malam. Hampir empat jam Yerisha meninggalkan rumah dan belum kembali juga. Setelah melihat ke arah jam, ia meraih ponselnya yang tergeletak di meja. Sekali lagi mencoba menghubungi nomor Yerisha maupun Ode namun hasilnya nihil. Ode tadi berkata ingin menjemput Yeri, tapi sampai detik ini, putranya itu belum kembali ataupun mberi kabar.

"Ma, lebih baik kamu tidur Saja. Biar papa yang menunggu mereka," ujar sang suami yang kembali dari teras, menunggu keduanya pulang. "Kamu kan besok kerja pagi."

Mama Yerisha tersenyum tipis. "Nggak, Pa. Mama mau nunggu Yerisha dan Ode pulang."

Dia tak akan bisa tidur sebelum melihat keduanya pulang dengan selamat.

Sang suami akhirnya menyerah membujuk istrinya. Ia memilih duduk di samping sang istri lalu menggenggam tangannya, berniat memberi kekuatan.

"Apa mama terlalu keras sama Yerisha, Pa?"

"Nggak kok, Ma. Enggak. Apa yang mama lakukan sudah tepat."

"Apa perlu kita ceritakan pada Yerisha semuanya?" tanya mama Yerisha menatap suaminya, meminta persetujuan.

"Untuk itu kita lakukan perlahan saja. Menunggu waktu yang tepat."

Mama Yerisga tertunduk lesu. Beliau tak menyangka akan serumit ini.

"Butuh waktu bagi Yerisha menerima Ode. Dan butuh waktu juga untuk menjelaskan situasi yang sebenarnya pada Yerisha."

Mama Yerisha mengangguk paham. Dia tahu dengan pasti tak bisa gegabah dalam bertindak.

Tak berselang lama, suara pintu terbuka membuat papa dan mama saling pandang. Lalu dengan segera bangkit dari sofa menuju ke arah pintu depan.

"Yerisha," panggil sang mama dengan mata berkaca-kaca, bahagia bercampur lega melihat Yerisha pulang digendong Ode.

"Kenapa kamu menggendong Yerisga? Yerisha kenapa?" tanya papa khawatir terlebih Yerisha terkulai dengan mata terpejam di gendongan punggung Ode.

"Yerisha pingsan?" tanya sang mama khawatir segera meraba kening dan lengan Yerisha untuk memeriksa keadaannya.

Ode tersenyum tipis. "Yerisha cuma tertidur."

"HAH????" Papa dan mama kaget tapi detik berikutnya mereka tertawa pelan.

"Bagaimana dia bisa tertidur begini?" tanya papa.

"Udah-udah. Interogasinya nanti. Bawa Yerisha ke kamar ya, De," suruh sang mama yang langsung diangguki oleh Ode.

ODE TO YOUWhere stories live. Discover now