OTY 25. Obstacle

1K 215 28
                                    

P L A Y L I S T

LaraDialog Senja

"Penjualan novel kamu bagus kok, Yer," ucap Senja di telepon ketika Yerisha bertanya bagaimana penjualan novelnya setelah tersebar di seluruh toko buku di Indonesia

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Penjualan novel kamu bagus kok, Yer," ucap Senja di telepon ketika Yerisha bertanya bagaimana penjualan novelnya setelah tersebar di seluruh toko buku di Indonesia. Jawaban Senja bagai mentari yang terbit di pagi hari, menjadi pencerah buat Yerisha. Semangat cewek itu menggebu untuk membuat novel baru.

"Kutunggu karya barumu, Yerisha." Begitu kata Senja membuat Yerisha lebih bersemangat dari sebelumnya. Suntikan semangat itu membuat Yerisha sibuk dengan menulis cerita baru, entah di laptop, di note hape maupun buku catatan, saat ia menemukan ide bagus untuk novelnya ia menuliskannya dalam buku catatan.

Seperti yang ia lakukan saat kuliah, ketika dosennya sedang menjelaskan, ia sibuk mencatat di buku catatannya bukan catatan penjelasan dosen tapi catatan idenya. Begitu jam mata kuliah berakhir, semua orang langsung bergegas membereskan barang untuk pulang karena mata kuliah hari itu sudah tak ada lagi.

"Yer, ayo pulang," tegur Chelsea.

"Nanti, Chel. Mumpung ada ide harus kutulis."

Chelsea tersenyum dan menepuk pundak Yerisha. "Semangat! Semangat menghasilkan karya baru."

"Buat apa sih, Yer kamu semangat nulis cerita baru kalau novelmu yang ini aja membosankan," ucap Jean, teman sekelasnya.

"Membosankan gimana?" Yerisha mengernyitkan kening bingung.

"Nggak ada bumbunya sama sekali. Bosenin. Seperti sayur tanpa garam," ucap Jean yang disetujui oleh teman-teman Jean yang lain.

"Udah jangan dengerin, Yer," ucap Chelsea berusaha menenangkan Yerisha.

"Kenapa? Ceritaku mengandung banyak amanah kok dan—"

"Tapi nggak membuat yang membaca berdebar," tukas Jean.

"Berdebar?" Yerisha nggak mengerti.

"Sudahlah Jean, mungkin karena seleramu beda aja. Nggak perlu ngatain membosankan to," bela Chelsea.

"Yer, kamu yakin penjualan novelmu bagus? Aku yakin enggak tuh, karena novelmu ini nggak menjual sama sekali."

Yerisha mengepalkan tangan, terlihat geram dengan hinaan Jean.

"Harusnya kamu nulis romance aja, kan lagi laku tuh dan—"

"Apa aku harus ikut-ikutan juga, apa yang salah menjadi yang berbeda?"

"Berbeda? Tapi kamu melakukan hal yang gak guna. Aku nyesel belinya. Kalau nggak karena temen pasti—"

"Jean?!!" hardik Chelsea begitu keras.

"Kenyataannya gitu. Kita beli karena kasihan. Kasihan Yerisha udah promosi sana sini."

Ucapan Jean membuat hati Yerisha sakit.

ODE TO YOUWhere stories live. Discover now