OTY 50. Kalau Cinta Bilang

768 154 88
                                    

"Kalau cinta bilang, De," sindir Dery saat Ode memandangi ponselnya sejak tadi, bagai menunggu pesan dari seseorang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kalau cinta bilang, De," sindir Dery saat Ode memandangi ponselnya sejak tadi, bagai menunggu pesan dari seseorang. Bahkan semangkok bakso di depan cowok itu dianggurkan begitu saja, tak tersentuh oleh siempunya yang masih serius dengan ponselnya. Sesekali jemari Ode bergerak lincah, mengetik sesuatu. Namun setelahnya ia langsung menghapus semua kalimat yang telah diketuknya.

"Hah apa?"

"Kalau kamu cinta pada Yerisha bilang, De. Jujur sama Yerisha soal perasaanmu."

Ode menaruh ponselnya ke atas meja, menarik mangkok baksonya agar lebih dekat dengannya. Ia mengaduk kuah baksonya dengan malas-malasan, seolah tak berminat dengan bakso yang menggugah selera itu.

Dery mengawasi Ode sembari menyeruput es jeruknya.

"Perasaanku sama Yerisha bukan semacam itu."

"Ah denial Mulu nih orang," sindir Dery merasa gemas.

"Bukan denial. Faktanya demikian. Aku memang menyayangi Yerisha tapi sebagai adik-kakak, nggak lebih."

"Gitu aja terus sampai negara api menyerang." Dery sangat gemas saking gemasnya ingin membawa Yerisha kemari, membiarkan dua orang itu berbicara empat mata soal perasaan masing-masing. "Kamu sudah membuat batasan yang jelas, kalian hanya adik-kakak. Jadi segala hal yang kamu rasakan menjadi berbeda artinya. Kamu menyayangi Yerisha sebagai wanita bukan sebagai adik."

"Der, please berhenti menjodohkan aku dengan Yerisha," mohon Ode sudah cukup lelah dengan segala permasalahannya hidupnya yang terus bertambah.

"Aku nggak bermaksud jodohin, cuma membantu kamu sadar soal perasaanmu yang sebenarnya terlihat jelas di mata orang lain. Yang nggak sadar kalau kalian saling menyukai itu cuma kamu dan Yerisha seorang."

"Dia suka sama Januar Wijaya," tegas Ode teringat Yerisha lebih nyaman berada di dekat Januar.

"Mereka sudah berciuman," lanjut Ode membuat Dery mengepalkan tangan. Ingin rasanya ia menonjok Ode agar tersadar.

"Ralat. Mereka nyaris berciuman," gumam Ode lirih dengan tatapan sendu.

Ah temannya itu sedang cemburu rupanya.

"Ucapanku pada Yerisha kemarin memang menyakitkan, aku tahu aku salah. Semata-mata karena aku khawatir, aku ingin Yerisha bersama lelaki yang tepat. Aku tahu nggak selamanya aku bisa menjaga Yerisha, suatu saat dia akan menikah dan lelaki itu yang akan menjaganya. Sebagai kakak, sampai saat itu tiba aku ingin menjaga Yerisha."

"Sampai dia menemukan lelaki yang tepat."

"Aku terlalu gegabah kemarin meluapkan amarahku pada Yerisha karena melihat dia dan Januar nyaris berciuman."

Bodoh! Itu kamu sedang cemburu, rutuk Dery dalam hati.

"Aku tahu Yerisha pasti membenciku sekarang."

ODE TO YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang