OTY 27. Setiap Orang Memiliki Luka

818 187 32
                                    

Pembaca lama Ode to you pasti nungguin chapter ini. Jadi selamat membaca ^^

***


Ketukan di pintu kamarnya membuat Ode bangkit dari kasurnya dan berjalan ke arah pintu guna membukakan pintu untuk siapapun yang mengetuk pintu kamarnya. Ode tengah bersantai di kamar malam itu sambil mendengarkan musik yang terputar dari ponselnya. Saat pintu sedikit terbuka, Ode bisa melihat sepasang sendal rumah berbentuk kelinci berada di depan kamarnya. Tanpa mendongak pun ia tahu siapa si pemilik sepasang sendal itu.

"Yer—"

"Ode, keluar yuk!" sela Yerisha saat Ode bahkan belum menyelesaikan kalimatnya.

Yerisha mengajaknya keluar adalah hal yang membuatnya terkejut, lebih terkejut lagi saat Yerisha tersenyum manis ke arahnya. Tak biasa.

"Keluar kemana?"

"Cari makan."

"Bukannya tadi udah makan?"

"Udah tapi laper lagi."

Ode menahan senyumannya. Ternyata gadis mungil di depannya itu memiliki nafsu makan yang besar.

"Mau makan apa?"

"Nasi goreng. Tapi jangan yang dekat penjual martabak ya."

Ode mengernyitkan kening. "Memang kenapa?"

"Abang martabaknya rese," ucap Yerisha selalu kesal bila mengingat penjual martabak yang satu itu.

"Ah oke. Sebentar," sahut Ode kembali ke kamar untuk mengambil jaket dan kunci motor. Pemuda itu melakukan segalanya dengan cepat, sengaja tak ingin membuat Yerisha menunggu.

Yerisha sudah berada di garasi lebih dulu dan berinisiatif mengenakan helm terlebih dahulu. Ode tersenyum tipis melihat Yerisha siap sedia, tanpa disuruh sudah mengenakan helm. Kalau Yerisha yang dulu pasti akan menggerutu.

Keduanya mengendarai motor membelah gelap dan dinginnya malam.

***

"De, makasih ya."

Ucapan terimakasih yang keluar dari bibir Yerisha membuat Ode terdiam untuk sesaat. Otaknya serasa dipenuhi berbagai pertanyaan mendengar Yerisha mengucapkan terimakasih. Hingga ketika dia mulai sadar, pemuda itu menyunggingkan senyum tipisnya dan menjawab," Sama-sama, Yerisha. Kebetulan aku juga ingin makan kok."

"Bukan soal makanan," jawab Yerisha mengamati Ode yang tengah memarkirkan motor di garasi. Kalau biasanya gadis itu langsung pergi tapi kali ini berbeda. Yerisha menunggu Ode di pintu yang menjadi penghubung garasi dengan rumah.

"Kalau bukan soal makanan, lalu soal apa?"

"Kak Tara Ilham."

Ode melepaskan helmnya dan menaruh di rak. Mendengar nama Tara Ilham disebut membuat pemuda itu terdiam sejenak sebelum berbalik menghadap ke arah Yerisha yang menunggunya.

"Terimakasih sudah merekomendasikan novelku ke kak Tara."

"Ah itu—" Ode memberi jeda dalam kalimatnya. "Kak Tara butuh bacaan yang bagus lalu aku merekomendasikan novelmu."

ODE TO YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang