OTY 35. Pertanyaan yang Belum Terjawab

807 181 23
                                    

Yerisha mana mungkin bisa merasa tenang usai membaca pesan dari Dery yang langsung menjungkir-balikkan dunianya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Yerisha mana mungkin bisa merasa tenang usai membaca pesan dari Dery yang langsung menjungkir-balikkan dunianya.

Saat seluruh keluarga tertawa mendengar cerita nenek tentang om Arkan yang saat masih kecil mengompol di celana saat di bentak kakek, sedikitpun wajah tegang Yerisha tak memudar. Terlalu banyak pertanyaan memang dibenaknya yang  hanya bisa dijawab oleh kedua orang tuanya atau Ode.

Yerisha bahkan mengulangi pertanyaannya pada Dery berkali-kali, apa cowok itu yakin wanita di foto itu adalah mama Ode. Dan jawaban cowok itu tetap sama, wanita itu memang nama Ode.

Dan surat-surat cinta itu jelas surat cinta antara papanya dengan mama Ode. Tak mungkin Yerisha bisa lupa nama mamanya sendiri. Ratna bukan Rasti.

Tatapan Yerisha tertuju sepenuhnya pada papa dan mamanya yang duduk bersebelahan, ikut tertawa dengan anggota keluarga yang lain mendengar cerita dari nenek. Mata Yerisha menangkap moment ketika papanya menggenggam tangan mamanya, keduanya saling pandang sesaat dengan senyum lebar sebelum akhirnya kembali fokus mendengarkan cerita nenek. Tatapan penuh cinta papa dan mamanya yang biasanya terasa biasa saja di mata Yerisha, entah mengapa malah terlihat menyesakkan.

 Tatapan penuh cinta papa dan mamanya yang biasanya terasa biasa saja di mata Yerisha, entah mengapa malah terlihat menyesakkan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Apa papa dan mama baik-baik saja?

Pikiran buruk tentu saja menghantui Yerisha, bagaimana tidak—

Ia hanya takut kemesraan dan kebersamaan papa dan mamanya hanyalah sebuah kebohongan.

Nggak, Yerisha. Enggak. Jangan berpikir demikian.

Yerisha tahu nggak sepatutnya dia berpikiran negatif, tapi sudah terlanjur.

Pandangannya lalu beralih ke Ode yang duduk berkumpul dengan sepupunya yang laki-laki. Ia mengamati wajah pemuda itu dengan seksama, membandingkannya dengan wajah wanita itu yang mau dilihat darimanapun kemiripan itu memang kentara.

Kini otak Yerisha mulai berpikir, mungkin ini pertama kalinya dalam hidup ia menggunakan otaknya begitu keraslah untuk berpikir. Soal matematika yang sudah saja waktu sekolah sering ia tinggalkan karena malas.

ODE TO YOUWhere stories live. Discover now