OTY 40. Sebuah Janji

752 182 60
                                    

"Ode mau kan tinggal di rumah Tante?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Ode mau kan tinggal di rumah Tante?"

Pertanyaan Tante Nana membuat Ode yang masih tertunduk bersandar pada ranjang mamanya mendongak.

"Ode mau kan jadi anak Tante?"

Ode membuka sedikit bibirnya, hendak menjawab namun terasa sulit. Ingatannya terlontar kira-kira sebulan lalu saat ia pulang untuk mengunjungi mamanya, yang kala itu kesehatannya memang sudah menurun. Kalau sedang tidak disibukkan dengan ujian pastilah ia akan membolos kuliah.

"De, bagaimana kalau kamu tinggal sama Tante Nana dan Om Abrar saja."

"Nggak mau ah, Ma. Sungkan," jawab Ode, bukan pertama kalinya sang mama menyuruhnya tinggal di rumah Tante Nana dan Om Abrar.

"Ngapain sungkan? Om Abrar dan Tante Nana kan sudah menganggapmu bagai anak sendiri."

"Iya tahu. Om Abrar dan Tante Nana itu baik. Baik sekali. Malaikat penolong untukku dan mama tapi aku nggak enak kalau terus-terusan merepotkan mereka. Aku takut anak om Abrar dan Tante Nana nggak suka sama aku."

"Yerisha ya-kalian kan sekampus kenapa nggak menyapa dia? Kalian kan dulu dekat."

Ode yang tengah melipat baju di karpet menghentikan pekerjaannya lalu mendongak, memandang mamanya yang duduk di tepian ranjang. "Itu kan dulu, Ma. Mungkin dia sudah lupa sama aku. Lebih baik juga dia nggak perlu mengingat aku to."

Rasti tertegun mendengar ucapan putranya. Hal yang terkadang membuatnya sedih adalah-putranya itu kadang menganggap dirinya tak layak mendapat kebahagiaan. Sudah berkali-kali ia meluruskan, siapapun berhak bahagia.

"Jadi melihat dia dari jauh sudah cukup?"

"Mama bicara apa sih? Udah ah lipat sendiri pakaiannya," ucap Ode meletakkan pakaian yang sudah dilipat ke keranjang lalu berdiri, berniat kembali ke kamarnya.

"De, kalau mama udah nggak ada, kamu mau kan tinggal di rumah Tante Nana dan Om Abrar?" Pertanyaan mamanya otomatis membuat Ode menghentikan langkah, menatap tak suka ke arah mamanya. Ya dia tak suka tiap mamanya bilang kalau beliau tak ada. Mamanya sekarang ada di hadapannya dan akan selalu ada kan?

"Mama mohon, De," mohon mamanya dengan wajah memelas.

Dan ternyata saat itu tiba-di mana akhirnya, Ode di hadapkan pada pilihan untuk tinggal bersama om Abrar dan Tante Nana. Menjadi anak mereka, menjadi kakak Yerisha.

"Ma, aku janji akan menjaga Yerisha, menjadi kakak yang terbaik buatnya. Aku janji."

"De, ceritanya udah nih? Nggak ada kelanjutannya?" tanya Yerisha masih menunggu cerita Ode sejelas-jelasnya. Mereka berada di kamar Ode, menguak rahasia terpendam Ode selama ini kecuali tentang dia dan Yerisha yang dulu. Ode sengaja tak menceritakan itu, biarlah itu menjadi kenangan satu-satunya untuknya.

ODE TO YOUWhere stories live. Discover now