OTY 53. Surat dari Vee

617 150 52
                                    

"Saelin, tolong bawakan map ini ke Lulu ya," sahut Yasmin, kakak pertamanya, yang nyelonong masuk ke dalam kamar tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Saelin, tolong bawakan map ini ke Lulu ya," sahut Yasmin, kakak pertamanya, yang nyelonong masuk ke dalam kamar tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.

"Kak Lulu pelupa banget sih akhir-akhir ini."

"Banyak kerjaan mungkin, Sae. Tolong antarkan ya."

"Iya-iya," jawab Saelin sembari mengoleskan lipstick berwarna merah ke bibirnya.

Sepeninggal Yasmin, Saelin sibuk memasukkan barang-barang yang dia butuhkan ke dalam tas minus map milik kakaknya. Setelah semua siap, ia pergi dengan tas tersampir di punggung dan map milik kakaknya dalam dekapan.

"Habis makan darah kamu, Sae?" tanya Dery melihat bibir Saelin Semerah darah.

"Eh, kamu pikir aku vampir? Ini tuh lipstick."

"Ohhhhh," gumam Dery menghidupkan mesin mobilnya. Rencananya mereka berdua akan bertemu Yerisha untuk memberinya selamat atas kesuksesan novelnya.

"Der, kami udah baca novel terbaru Yerisha," tanya Saelin iseng membuka map di pangkuannya, penasaran isi map tersebut yang pastinya ada hubungannya dengan pekerjaan kakaknya di Perfect Wedding, wedding planner terkemuka di Indonesia.

"Belum. Belum sempet sih, pasienku sedang banyak."

"Sedang ramai tahu di medsos yang membahas kalau novel Yerisha itu cerita nyata penulisnya."

"Terus?"

Saelin membalik halaman kedua kertas di map yang ternyata adalah list klien Perfect wedding.

"Bener itu kisah Yerisha?" tanya Dery penasaran karena Saelin tak menjawab dan malah sibuk membaca map di tangannya.

"Hmmm. Begitulah. Dan surat di halaman terakhir novel itu, surat Elsha untuk Arjuna, kupikir itu surat untuk kak Ode."

"What the—" Dery menatap lurus jalanan di depannya, tanpa menyembunyikan raut terkejutnya. "Apa Yerisha masih berharap?"

Saelin menggeleng. "Mungkin Yerisha hanya ingin tahu kabar kak Ode."

Tangan Saelin berhenti bergerak di halaman terakhir map milik kakaknya.

"Tapi, Sae—" Dery melirik Saelin, melihat Saelin yang tiba-tiba diam dengan raut terkejut menimbulkan keinginan tahuannya. "Kamu kenapa?"

Air mata di sudut mata Saelin perlahan meleleh, gadis itu tak mampu berkata-kata dan hanya menatap nanar map di tangannya.

"Hei, Saelin. Kok nangis?" Dery jelas bingung Saelin tiba-tiba menangis tanpa alasan. Dia berinisiatif memberhentikan mobilnya di tepi jalan, lalu mengambil tisu di dashboard dan memberikannya pada Saelin.

"Kamu kenapa menangis sih?"

Saelin malah menyerahkan map sebagai jawaban. Dery yang masih tak memahami situasi hanya menerimanya, menatap bingung Saelin sebelum akhirnya membuka satu persatu halaman di map itu.

ODE TO YOUWhere stories live. Discover now