OTY 23. Hidden

1K 209 23
                                    

P L A Y L I S T

HaluFeby Putri

"Kamu berubah, Lu," kata Yerisha jujur

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kamu berubah, Lu," kata Yerisha jujur. Mereka memutuskan tetap di cafe setelah pertemuan yang membahas novel Yerisha yang akan terbit. Senja pulang terlebih dulu, meninggalkan Yerisha dan Luke yang berbincang-bincang tentang masa lalu mereka.

"Hah? Aku? Enggak. Aku masih tetap Luke yang ngeselin dan jahil."

Yerisha menopang dagu dengan tangannya. "Secara fisik maksudku. Kamu tinggi banget dan..."

"Ganteng." Luke menyela, terkekeh melihat raut kesal Yerisha.

"Tingkat kepedean yang overnya masih sama rupanya," sindir Yerisha.

"Pede itu perlu."

"Tapi jangan over juga. Sesuatu yang berlebihan itu nggak baik."

"Iya Yerisha. Iya," Luke mengangkat kedua tangannya sebatas dada, memberi tanda menyerah.

"Kali ini aku percaya kamu emang Luke."

"Jadi sedari tadi kamu nggak percaya?"

"Sedikit."

Luke memasang wajah murung. "Jahat kamu, Yer."

"Kamu yang lebih jahat. Udah pindah ke Jogja nggak mampir ke rumah atau menghubungiku."

Wajah Luke kaku untuk sesaat, untungnya Yerisha tak sadar karena sedang menyeruput minumannya. Saat Yerisha kembali memandangnya, Luke menarik sudut bibirnya, berusaha tersenyum.

"Kamu yang sombong nggak membalas pesanku."

"Hah? Kapan?"

"Saat aku ngucapin selamat atas terbitnya novelmu."

Deg!

Yerisha langsung membeku. Dia langsung teringat nomor asing yang menghubunginya yang tentu saja diabaikannya.

"Jadi Yerisha tolong balas pesanku ya," ucap Luke terkekeh, lucu melihat raut bersalah Yerisha.

"Sorry, aku nggak tahu. Boleh kubalas sekarang?"

"Boleh."

***

"Ma, kenapa mereka bilang aku anak haram?" Pertanyaan polos itu keluar dari mulut bocah lelaki berumur lima tahun saat sang mama sedang mencuci piring di dapur.

"Anak haram itu apa? Kenapa mereka bilang aku anak haram?"

Wajah sang mama terlihat sendu, beliau menyegerakan urusan cuci piringnya lalu menarik putranya ke arah kamar.

"Ma, kenapa diam saja?"

"Sayang, kamu bukan anak haram. Mereka tidak tahu apa-apa tentang kamu."

ODE TO YOUWhere stories live. Discover now