OTY 45. Arti Herjuno Bagi Yerisha

767 181 69
                                    

Maaf, aku salah update lagi hehehe

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Maaf, aku salah update lagi hehehe

***

Setelah pertemuan dramatis antara Ode dengan papanya, Yerisha bisa merasakan ada sebuah perubahan dalam diri Ode. Ode yang lebih memilih menyibukkan diri dengan koasnya, ya Yerisha tahu menjalani koas itu sangat sibuk tapi—Ode lebih sibuk dari biasanya. Dery bahkan bertanya padanya, apa antara dia dan Ode ada masalah karena menurut Dery, Ode berbeda dari biasanya.

"Mungkin Ode lagi capek saja, Der," begitu kilah Yerisha.

Saelin bahkan juga bertanya langsung padanya.

"Kamu sama kak Ode lagi ada masalah ya? Berantem lagi? Kalian kayak pasangan yang hobinya berantem mulu," omel Saelin waktu mampir ke rumahnya.

Yerisha hanya menjawab dengan suara lemah. "Enggak. Aku sama Ode nggak lagi berantem. Kami baik-baik saja dan kami bukan pasangan."

"Tapi kalian mirip ABG labil yang lagi berantem."

"Kamu sama Dery juga," sindir Yerisha sebenarnya enggan untuk berdebat dengan Saelin.

Dia dan Ode sungguh tak ada apa-apa. Tak ada masalah antara mereka. Perubahan Ode mungkin disebabkan oleh pertemuannya dengan papanya hari itu.

Sungguh, Yerisha sendiri juga bingung.

Bisa dipahami mengapa Ode begitu terpukul usai pertemuan dengan papanya. Bukan pertemuan mengharukan seperti di drama—tidak. Sangat jauh berbeda.

Bukankah sebuah pertemuan pertama antara ayah dan anak harusnya indah? Pertemuan Ode dengan papanya jauh dari kata indah.

Wajah Ode sudah menunjukkan semuanya. Penantian mamanya, Rasti selama bertahun-tahun rasanya sia-sia.

Yerisha nggak mengerti dengan jalan pikiran orang dewasa, mengapa mengambil keputusan yang membingungkan dan ribet kalau ujung-ujungnya menyakiti anaknya sendiri.

"Yerisha, kok kamu melamun?"

Yerisha tersentak, memandang ke arah lawan bicaranya, yang duduk di depannya dengan raut khawatir. Sepuluh menit pertemuan mereka, Yerisha belum membuka suara, malah sibuk memandang ke luar cafe four season yang sedang gerimis.

"Eh, maaf, Lu," sahut Yerisha merasa tak enak sudah melupakan keberadaan Luke.

Padahal Yerisha sendiri yang mengajak Luke bertemu.

Sepuluh menit, Luke menunggu Yerisha buka suara, jelas ada hal penting yang ingin Yerisha katakan padanya. Walau raga Yerisha duduk di depannya, jiwa gadis tu seperti sedang melalang buana ke tempat lain.

"Yer, boleh aku tanya kenapa tiba-tiba kamu mengajakku bertemu?"

Yerisha mengangguk. "Sebelum aku menjawab. Aku boleh tanya sesuatu kan, Lu?"

ODE TO YOUWhere stories live. Discover now