HUKUMAN LAGI?

49.2K 2.8K 22
                                    

Alfa baru saja tiba dari luar kota. Urusan nya sangat banyak hingga dia bekerja layak nya tak ada hari esok. Seperti saat ini, sesampai nya di kantor dia sudah di tunggu oleh beberapa rekan bisnis untuk membahas proyek pembangunan gedung nya yang baru. Padahal ini sudah jam 6 sore, harusnya dia sudah pulang istirahat. Tapi dia juga masih memikirkan orang-orang yang sudah menunggunya di kantor ini sedari pagi, atau bisa jadi sedari kemarin.

"Apa anda akan men-cancel pertemuan dengan klien hari ini?" Tanya Harun, asisten pribadi nya.

"Kenapa harus di cancel?" Alfa bertanya balik, dia belum berencana pulang sekarang.

"Nyonya Wiwit baru saja mengabarkan akan ada makan malam bersama keluarga malam ini" Jawab Harun.

Alfa duduk bersandar di kursi kerja nya untuk menarik nafas sejenak "Makan malam keluarga?" Tanya nya mempertimbangkan "Kita bisa melewatkan nya. Tetap lanjutkan meeting dengan klien kita perlu menemukan desain yang cocok secepatnya" Sambung Alfa.

Anita, Azkia, Nera sudah menunggu di lobby PT. Majapahit semenjak jam 10 pagi. Dan sekarang sudah hampir malam tapi meeting nya belum juga di mulai. Mereka bahkan tidak bisa menghitung sudah berapa kali mereka menambah dempulan bedak dan gincu hingga meeting nya di mulai.

Bukan hanya Anita dkk yang bernasib seperti itu, tapi ada puluhan orang lain nya yang bernasib sama. Mereka sama-sama datang membawa nama perusahaan nya untuk di pertaruhkan di depan Alfa Willianto, Direktur utama PT. MAJAPAHIT agar desain mereka di pakai untuk proyek gedung Majapahit.

Akhirnya meeting di mulai, Alfa duduk sambil mengotak atik hp nya untuk melihat jika ada pesan yang penting. Setiap perwakilan dari perusahaan mempresentasikan desain, rancangan, strategi, dan kelebihan perusahaan mereka di depan Alfa.

Sebenar nya Alfa sudah punya beberapa gambaran untuk gedung tertinggi yang akan di bangun nya, sesekali dia melirik presentase klien nya. Jika tidak sesuai dengan keinginan nya maka dia akan langsung kembali mengalihkan pandangan nya ke hp.

Dan sekarang Alfa semakin tidak bisa fokus dengan presentasi desain karena foto yang di kirim Harun padanya. 

Foto Diandra yang di peluk oleh seorang lelaki di depan umum.

Alfa langsung berdiri dari kursi nya, lalu pergi meninggalkan ruangan meeting tanpa sepatah kata pun. Meninggalkan klien nya yang sedang mempresentasikan desain dan yang belum presentasi sama sekali. Semua orang menatapnya heran tapi Alfa tidak peduli. Ada hal lain yang lebih penting yang harus dia urus sekarang.

Sudah menunggu Alfa sejak pagi dan hasilnya nihil karena pergi begitu saja sesaat setelah meeting di mulai.

"Meeting ini dilanjutkan besok. Terimakasih sudah datang" Harun menutup pertemuan itu setelah kepergian Alfa.

***

Diandra keluar dari kantor tepat pukul enam. Suasana hatinya sedang bagus pasca pertemuan nya dengan Hisyam. Dia begitu senang sampai sulit menyembunyikan senyuman dari wajah cantik nya.

Tapi senyuman itu sirna seketika saat Diandra melihat sebuah mobil dengan plat B 1 MP terparkir di pinggir jalan depan kantor. Lengkap dengan dua orang berjas hitam berdiri di samping mobil itu menatap kearah Diandra.

Salah seorang yang berjas tadi maju mendekati Diandra, tunduk sejenak memberi salam "Mohon maaf, nyonya besar memanggil anda" kata nya

Diandra memutar bola mata nya. Apa lagi? Kenapa dia harus di panggil seperti ini. Pasti ada masalah besar.

Sekitar sepuluh menit perjalanan, Diandra sudah tiba di sebuah rumah besar nan megah dengan pagar berwarna emas di sekeliling nya. Sesekali Diandra berfikir mungkin rumah ini bisa menampung satu kecamatan orang lantaran besar nya. Berjalan dari pintu utama ke ruang tengah saja memerlukan waktu 5 menit.

DUA ATAPWhere stories live. Discover now