BANTUAN

36.8K 2.3K 12
                                    

Sepulang kantor Diandra hanya punya dua tujuan. Rumah sakit atau kontrakan nya. Delapan puluh persen dia akan kerumah sakit dulu menjenguk ayah dan ibunya yang masih terbaring koma. Dua puluh persen jika dia merasa sangat lelah maka dia akan langsung pulang ke rumah saja.

Hari ini Diandra berada di kondisi kedua nya. dia sangat lelah tapi juga sangat ingin bertemu orang tua nya, maka dia berkunjung ke rumah sakit dengan sisa semangat yang kecil terlihat dari cara berjalan nya yang malas seolah kaki nya tidak bisa lagi di angkat, Diandra melewati koridor rumah sakit dengan langkah yang sangat pelan.

Untung jalan nya pelan jadi sebelum membuka pintu ruang rawat orang tua nya dia sempat mengintip dari kaca luar.

Dan mata nya menangkap sosok lelaki dengan tubuh tingginya berdiri tegak di Antara bed orang tuanya. Di temani dengan asisten pribadi yang berdiri tak jauh dari lelaki itu.

Diandra mundur perlahan, mencari lorong rumah sakit dan bersembunyi, sambil berfikir "kenapa gue harus selalu bersembunyi saat dia datang?" Sesal Diandra dalam persembunyian nya.

Setelah meledak seperti tadi siang, wajar saja kalau Diandra mau bersembunyi sekarang. Dia menghindari dua kemungkinan. Pertama bisa saja dia kembali meledak kedua dia sadar ini adalah rumah sakit dan bukan tempat yang tepat untuk meledak.

Diandra berdiam selama sepuluh menit di sudut lorong rumah sakit. Setelah yakin Alfa sudah pulang dia baru keluar dari persembunyian nya. kemudian mengendap-endap masuk ke ruang perawatan orang tua nya seperti pencuri.

"Tadi Alfa datang, lo pasti sembunyi lagi kan?" Suara Desi mengangetkan Diandra.

Diandra mengelus dada nya yang memacu karena sempat mengira itu adalah Alfa yang kembali "Lo rupa nya"

"Lo juga mau sembunyi dari gue?" Tanya Desi

Diandra menggeleng "Gue pikir hantu" Jawab nya bercanda.

"Alfa ngapain ke sini?" Tanya Diandra yang ternyata penasaran dengan maksud kedatangan Alfa.

"Alfa kan selalu datang ke sini, dan lo selalu bersembunyi saat dia datang. Kalo lo mau tau kenapa dia datang jangan bersembunyi, tapi tanyakan langsung ke orang nya" Jawab Desi "Lagian Alfa itu orang baik kok, dia pasti mau menjawab pertanyaan dari elo" Lanjutnya menggoda Diandra.

"Dari bau-bau nya, gue sepertinya mencium aroma pengkhianatan di sini" Diandra tidak terima Desi yang kedengaran nya membela Alfa.

"Gue gak berkhianat Ra, gue jujur. Dulu gue memang benci sama Alfa, seperti elo yang membenci dia. Tapi lama-kelamaan gue jadi gak yakin bisa tetap membenci dia setelah melihat semua ketulusan yang dia kasi buat lo. Masa lo gak rasa sih?.Kalo bener dia jahat, dia tidak mungkin selalu datang ke sini menjenguk orang tua lo padahal kalian udah bercerai" Jelas Desi

"Mungkin buat ngecek orang tua gue udah mati atau belum" Jawab Diandra

Desi menarik nafas pajang, menatap lesu pada Diandra.

"Apa?" Tanya Diandra tidak mengerti dengan tatapan Desi.

"Sebenarnya gue gak boleh bilang ini ke lo, karena Alfa melarang untuk memberitahukan ini ke siapapun, tapi gue ngasih tau lo sebagai temen lo, bukan sebagai perawat" Kata Desi semakin mendekat pada Diandra

"Apaan sih, kalau Alfa larang ngasih tau ya gak usah. Gue juga gak mau tau apa pun tentang dia" Diandra sok jual mahal dan tidak menunjukan rasa penasaran sedikit pun.

"Tapi lo harus tau, dia baru saja membayar biaya pengobatan orang tua Lo".

"Ohh" Reaksi Diandra datar

"Lo bilang dia jahat kan? Terus ngapain dia ngeluarin uang sebanyak itu tanpa kamu minta" Lanjut Desi.

"Itu memang sudah jadi tanggung jawab dia, perusahaan ayah gue di tangan keluarga nya. Jadi wajar kalau mereka memberikan uang itu. Belum lagi semua syarat yang mereka berikan untuk tunjangan Itu. Mereka mengikat leher gue bahkan setelah bercerai dengan tunjangan itu" Diandra membela dirinya

"Lo salah, ini bukan dari keluarga Willianto. Tapi ini dari Alfa langsung. Dia bahkan ngelarang kita ngasih tau ke siapa pun. Dan satu lagi dia membayar cash agar transaksi nya tidak terdeteksi oleh siapapun termaksud mantan mertua lo" Jelas Desi sangat serius namun di tanggapi sebalik nya oleh Diandra.

Diandra tiba-tiba tersenyum merasa lucu "Siang tadi gue mengancam akan menggoda lelaki kaya untuk membiayai hidup gue. Mungkin Alfa memikirkan kata-kata gue jadi dia melakukan ini" Jelas Diandra.

Desi ikut tersenyum konyol mendengarkan cerita Diandra "Lo benar-benar mengatakan itu?".

Diandra mengangguk.

Desi membuang tawa nya ke udara, lalu dengan cepat menutup mulut karena sadar tawa nya sangat keras hingga bisa terdengar hingga keluar.

" Lo ada-ada ajah sih. Jahat tau gak" Ujar nya mendorong bahu Diandra.

"Lo udah lihat berita Alfa menggendong perempuan berbaju biru ke dalam hotel?" Tanya Diandra.

"Ooh.. Yang itu. Gue udah lihat kok. Wong berita nya viral gitu. Tapi lo gak usah percaya sama berita kek gitu, Alfa tidak mungkin se-playboy itu. Gue masih tetap yakin dia itu mencintai elo" Tandas Desi berusaha membuat Diandra tidak terpengaruh dengan gossip.

Diandra menggeleng. Dia memang tidak terpengaruh dengan gossip apapun kecuali dengan berita itu "Perempuan berbaju biru yan digendong Alfa itu gue" Jelas Diandra.

Desi mendelik sempurna seolah berita itu membuat sebagian nyawa nya melayang "Serius lo? Jadi lo sama Alfa? "

"Nah tuh kan. Barusan lo bilang jangan terpengaruh gossip" Sindir Diandra.

"Ya udah, jelasin cepat" Desi tidak sabar.

"Gue ke club bareng Hisyam, terus gue mabuk berat, sepertinya Hisyam juga mabuk. Dan kita berdua udah gak sadar apa-apa. Gue gak tau lagi apa yang terjadi setelah nya. Besoknya gue bangun di kamar hotel"

"Berarti Alfa ngikutin lo secara diam-diam. Dia benar-benar mencintai lo. Dia melakukan ini agar lo gak jatuh di pelukan lelaki lain" Desi menarik kesimpulan nya.

"Dia hanya merasa bersalah" Diandra kembali menyangkali semuanya .

"Mengirimi lo barang-barang mewah, melindungi privasi lo dari publik, membantu kesulitan lo, dan mencegah lo merayu lelaki lain dan membawa lo pulang dengan selamat dalam keadaan mabuk bukan di lakukan oleh orang  yang merasa bersalah" Balas Desi.

Ahh... sudahlah. Diandra tidak mau memikirkan nya. 

****

DUA ATAPWhere stories live. Discover now