BROKEN ANGEL

21.3K 1.7K 63
                                    

Diandra menunggu semalaman di depan kamar rawat Alfa namun tetap tidak di ijinkan masuk. Bukan hanya dia yang tidak di ijinkan sampai saat ini. Ibu Wiwit dan anggota keluarga lain juga belum di ijinkan masuk. Yang tau pasti pasti bagaimana keadaan Alfa dan telah melihat nya langsung hanya Harun dan Willianto.

Diandra yang tertidur di kursi besi panjang yang ada depan ruang rawat, dengan selimut di badan nya. Entah siapa yang memberikan nya selimut, yang pasti itu bukan Alfa.

"Nak, bangun lah" Suara Willianto membangunkan Diandra

Diandra membuka mata nya dan langsung bangun duduk "Apa aku boleh masuk melihat Alfa?" Kalimat pertama yang di Tanya Diandra saat tersadar dari tidur nya

Willianto menggeleng, batin nya ikut berpeluh melihat keadaan Diandra. Terlebih jika mengingat keadaan Alfa.

"Hari ini kita adakan konferensi pers, semua orang sudah menunggu klarifikasi dari kita tentang kejadian belakangan ini" Ujar Willianto "Semoga beberapa bukti yang Harun kumpulkan bisa menyeret Rahman ke penjara" Lanjut nya penuh harap.

Diandra memperbaiki posisi duduk nya, melipat selimut yang menghangatkan tubuh nya tadi "Aku punya beberapa bukti yang bisa menguatkan" Kata nya meningat pemberian Nera kemarin..

Willianto mendelik, kaget sempat mengira kalau bukti yanag di maksud Diandra berhubungan dengan kecelakaan kedua orang tua nya yang juga melibatkan istri nya Wiwit "Bukti menyangkut kecelakaan orang tua kamu?" Tanya nya hati-hati

Diandra menggeleng "Bukan, Aku sudah memaafkan semua orang yang terlibat waktu itu dan berharap keadaan kedua orang tua ku bisa membaik. Tapi untuk kecelakaan Alfa aku tidak bisa membiarkan nya. dia harus di hukum dengan berat"

Willianto mengusap kepala Diandra penuh kasi sayang "Baik lah, bersiap lah"

***

Bukti yang di kumpulkan Harun dan bukti yang di bukti yang berikan Nera menjadi alasan terkuat Rahman terseret dalam kasus ini.

Bahkan dalam waktu kurang dari satu jam setelah konferensi pers di adakan polisi langsung menjemput paksa Rahman di rumah nya untuk di mintai keterangan.

Rahman tidak bisa menyangkal banyak, apa lagi anak nya Anita juga terbukti hanya menyebar hoaks tentang bunuh dirinya.

Permainan mereka selesai hanya seperti jentikan jari dari Willianto.

***

Tapi tidak dengan Alfa. Urusan tentang Alfa tidak selesai. Dua hari berlalu tapi Diandra masih belum bisa menemui suami nya. dia hanya bisa menunggu di depan ruangan Alfa dan terus menunggu entah sampai kapan keajaiban menghampirinya.

Hanya Willianto atau Harun yang sesekali datang menegur nya, menyarankan untuk pulang istirahat atau mengingatkan nya untuk makan.

Kali ini Willianto kembali menghampirinya. Dengan selembar kertas putih di tangan nya. kertas yang sepertinya berisikan tulisan tangan Alfa.

Diandra terduduk lesu sambil membaca tulisan tangan daam kertas itu. Bahkan Diandra tidak bisa selesai memba catulisan itu karena matanya kembali kabur dengan air mata. Dan beberapa tinta yang basah terkena air mata Diandra menyamarkan tulisan itu.

"Ini apa? Apa yang di katakan Alfa? Aku tidak bisa membaca nya dengan jelas. Aku takut salah baca" Tanya Diandra pada Willianto yang duduk di sampinng nya. Dia tidak ingin percaya dengan tulisan itu, yang di yakininya hanya salah baca. Selebihnya dia memang tidak sanggup untuk lanjut membaca nya.

"Alfa menceraikan mu melalui surat ini" Dengan berat Willianto menyimpulkan isi surat itu.

"Tidak mungkin Alfa menulis ini, ini tidak mungkin keputusan Alfa. Dia mencintai ku, dan sudah berjanji ingin bersama ku seumur hidup nya"Diandra masih menolak untuk percaya

DUA ATAPWhere stories live. Discover now