Nasehat

29K 2K 52
                                    

Anggap saja timing ciuman memang tidak tepat. Alfa sedang ingin marah dan di dalam ruangan itu ada banyak pasang mata yang menyaksikan mereka. Namun ciuman Diandra seolah baru saja membawa Alfa masuk ke dalam dunia lain, Dimana hatinya merasa begitu sejuk dan tenang. Alfa ingin ini bertahan sedikit lebih lama lagi. Dia bahkan mengalungkan tangan nya di pinggang Diandra saat merasa wanita itu akan melepas ciuman nya, Alfa menahan tubuh Diandra dengan dekapan nya hingga ciuman mereka terjadi lebih lama.

Tentu saja Anita ingin segera menghentikan mereka, Dia sudah seperti orang kebakaran jenggot sekarang. Tapi ada Harun yang menahan pergerakan nya hingga dia hanya bisa memaki dengan suara lantang.

"Sekertaris sialan. Kamu harus nya menahan pelacur itu, bukan nya menahan ku. Kamu tidak tau siapa aku? Akan ku pastikan kamu di pecat setelah ini" Maki Anita pada Harun.

Namun Harun tetap konsisten menahan Anita. Well, dia sudah tau ini adalah hal yang paling di nantikan Alfa. Dan ini lebih baik dari pada Alfa harus memaki Anita dengan kata-kata kasar nya demi membela Diandra. Meskipun urusan nya tetap akan menjadi sama panjang nya.

Alfa baru mengijinkan Diandra melepas pangutan bibir nya setelah mereka berdua hampir kehabisan oksigen.

Diandra langsung menunduk, menyembunyikan wajah nya di dada bidan Alfa "Bawa aku keluar dari sini" Pinta Diandra sambil berbisik.

Alfa melepas jas nya untuk menutupi wajah Diandra dari orang-orang yang kini menyorot mereka, Kemudian menuntun Diandra berjalan keluar dari aula dengan cepat.

***

Diandra baru saja tiba di ruang kerja nya, ini masih terlalu pagi untuk nya tapi tentu saja masalah datang tidak mengenal pagi atau pun malam. Seperti saat ini, Masalah datang di kantor lebih cepat dari dirinya.

Nyonya Wiwit sudah duduk di dalam ruang kerja Diandra, dia datang lebih awal menunggu kehadiran Diandra. Bahkan Diandra merasa di dalam ruangan nya sedang terjadi badai hanya dengan melihat kehadiran Wiwit di dalam nya.

Diandra menutup rapat pintu agar karyawan yang ada di luar tidak mendengar percakapan nya dengan Wiwit yang jelas akan menjadi sengit.

"Biasanya anda menyuruh pengawal anda menjemput ku untuk berbicara tapi sekarang anda datang sendiri mencari ku. Sepertinya anda sangat risau sekarang?" Tanya Diandra.

"Aku memberi mu kesempatan untuk kembali ke rumah Diandra, tapi kamu menolak nya. Kamu menolak berbaikan dengan Alfa selagi aku masih memberimu kesempatan" Wiwit membuka percakapan dengan nada datar nya yang terdengar penuh ketegasan. "Tapi sekarang kamu tiba-tiba menyerang ku dengan cara seperti ini. Kenapa Diandra? Apa kamu sudah merasa kuat sekarang? Karena aku sudah mengembalikan hartamu jadi kamu merasa bisa melawan ku? Balas dendam padaku dan Anita? Dan menggunakan Alfa sebagai alat balas dendam mu?" Tanya Wiwit begitu mengintimidasi.

"Anita mendorongku terlalu jauh untuk melakukan nya. Mungkin sebaik nya anda mendidik dia dengan cara seperti anda mendidik ku dulu. Karena dia masih terlalu liar hingga membuat kekacauan ini" Jawab Diandra.

Wiwit berdiri dari tempat duduk nya, dia tidak ingin terlihat lebih pendek saat berbicara dengan Diandra "Jauhi Alfa" Tandas nya tegas "Jangan jadikan dia sebagai alat balas dendam mu dan jangan pernah berpikiran kamu akan bisa balas dendam. Jika kamu pintar, kamu mengerti dengan yang maksud ku"

"Apa anda mengancam ku?" Tanya Diandra.

"Aku tidak mengancam mu Diandra, Aku memperingati kamu. Jangan menjadi opposisi dalam keluarga kami karena itu akan menjadi boomerang yang akan menghancurkan mu. Tidak kah kamu sadar kami terlalu kuat untuk kamu lawan. Majapahit sangat besar dan kuat, Rahman juga akan segera menjadi gubernur, elektabilitas nya sangat tinggi, hampir bisa di pastikan dia akan menjadi gubernur dan berkuasa. Sementara kamu baru saja berada di dunia ini, meskipun kamu memiliki perusaan besar ayah mu, kamu masih terlalu rapuh. Perusahaan ini akan hancur dalam sekejap jika kami melawan mu. Jadi berhenti lah"

DUA ATAPTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon