PERSELISIHAN YANG DAMAI

27.5K 1.8K 52
                                    


"Dia istri ku Hisyam, semua orang juga kini tau kalau dia adalah istriku. Apa perlu aku mencium nya di depan mu agar kamu percaya kalau dia milik ku?" Kata Alfa penuh penekanan di setiap kalimat nya, kalimat yang di ucapkan terdengar santai namun tersirat penekanan yang jelas. Melihat bagaimana usaha Hisyam untuk merebut Diandra darinya meskipun sudah jelas mereka telah bersama kembali.

Hisyam tersenyum kecut, berdiri dari kursi agar tinggi nya sejajar dengan Alfa "Dia hanya terpaksa bersama mu, kamu berhasil memiliki nya karena terpaksa. Kamu tidak perlu begitu bangga, karena bersama mu dia tidak pernah bahagia. Lihat lah? Kamu hanya selalu memberi nya masalah" Cacar Hisyam menohok keangkuhan Alfa.

Diandra juga ikutan berdiri, kini berani menatap mata Alfa setelah tadi sempat merasa bersalah "Aku pulang duluan ya, kita bisa bicarakan ini di rumah saat tidak ada orang lain yang ikut campur dan mengadu domba" Tandas Diandra ingin mengakhiri perdebatan kedua lelaki itu dengan cara pergi untuk melerai.

Awal nya Diandra sempat mengira Alfa akan menjawab sinis pada nya, sama sinis nya saat berbicara dengan Hisyam.

Alfa maju mendekati Diandra, merangkul pinggul nya lalu menarik tubuh kecil itu lebih dekat pada nya"Tentu saja,kita akan membicarakan masalah ini di atas ranjang. Itu lebih baik" Bisik Alfa di samping telinga istri nya.

Beruntung bagi Diandra, Alfa sepemikiran dengan nya saat ini, bahwa meributkan hal seperti ini di depan orang banyak tidak akan berakhir baik. Lebih baik membicarakan nya berdua dengan kepala dingin.

Hisyam membuang muka menyaksikan kemesraan mereka. Tidak berhasil dengan kalimat adu domba nya.

"Pulang lah bersama Harun, dia akan mengantar mu. Biarkan aku yang membawa mobil mu" Lanjut nya untuk memastikan istri nya pulang dengan aman, dan tidak ke mana-mana lagi.

Dengan berat Diandra menyerahkan kunci mobil nya kepada Alfa "Pastikan wanita lain tidak menaiki nya" Kata nya singkat untuk memperjelas bahwa Sinta yang saat ini bersama Alfa tidak boleh naik ke mobil nya.

"Kamu tidak perlu khawatir, aku akan pulang sendiri setelah aku menyelesaikan urusan ku dengan Alfa" Balas Sinta yang sendirinya mengerti maksud Diandra.

Diandra berbalik menatap Hisyam sebelum pergi "Hisyam, kamu tetap sahabat ku. Jika kamu sepakat kita tetap bisa bersahabat"

"Dia tidak sepakat" Alfa yang menjawab nya segera berharap hubungan Diandra dan Hisyam berakhir sampai di sini saja.

Sementara Hisyam masih terdiam membuang muka untuk melebur amarah dan rasa malu nya

"Sampai jumpa" Kata Diandra kemudian keluar dari restaurant, menemui Harun di parkiran dan pulang bersama nya.

***

Alfa dan Sinta duduk di VIP room yang memang selalu di siap kan untuk Alfa jika berkunjung. Tidak seperti biasa nya,Alfa akan selalu terlihat cool dengan sikap santai dan tenang nya. Namun saat ini seperti ada banyak hal yang menganggu fikiran nya, membuat Sinta merasa tidak enak.

"Kamu boleh pulang bersama istri mu jika kamu memikir nya" Kata Sinta memulai pembicaraan

"Apa hanya itu yang ingin kamu katakan?" Tanya Alfa duduk bersandar di sofa sambil mengutak atik hp nya membalas beberapa pesan penting di chat nya.

"Fa, Aku tidak ingin kalian bertengkar karena hal ini. Aku bisa menemui mu di lain hari" Pinta Sinta

"Kamu tidak lihat bagaimana ekspresi Diandra tadi? Bukan kah itu sudah jelas kalau kita tidak akan bertengkar karena hal ini. Dia tidak pernah cemburu melihat ku bersama wanita manapun. Justru aku yang cemburu dengan sikap nya itu" Kata Alfa, fokus nya masih di layar hp nya.

"kita sudah di sini, orang-orang sudah tau kalau kita bertemu hari ini. Jadi sebaiknya kita selesaikan hari ini juga. Kalau terlalu sering bertemu rumor akan berkembang semakin liar" Lanjut nya, kemudian meletakkan hp nya di atas meja untuk mulai serius berbicara dengan Sinta.

Sinta menghela berat, mengusir rasa bersalah nya "Oke, ini tentang Rahman"

****

Diandra baru tiba di rumah. Bisa di bilang dia lelah. Belum lagi perjalanan masuk ke dalam rumah besar itu yang memerlukan sedikit tenaga untuk bisa sampai di kamar nya. Kadang Diandra berfikir kenapa harus membangun rumah sebesar ini. Hanya akan membuat penghuni nya lelah jika ingin berkeliling rumah.

Di ruang tengah ada Nyonya Wiwit menunggu nya degan tatapan nanar. Apa lagi, sudah pasti Wiwit ingin memarahi nya untuk kejadian hari ini..

"Diandra, apa-apaan ini?" Sergah Wiwit begitu melihat batang hidung Diandra

Diandra hanya menggeleng. Tebakan nya benar.

"Kamu bersama lelaki lain di restaurant, dan Alfa bersama wanita lain juga. Apa kalian pikir ini lelucon. Apa hubungan kalian ini hanya lelucon?" Tanya Wiwit dengan suara tinggi penuh penekanan

"Kalian sudah membuat kekacauan yang sangat besar dan kembali bersatu. Sekarang apa lagi? Kenapa kalian tidak berhenti membuat kekacauan? Anita dan Rahman sedang berusaha mengubur kalian hidup-hidup dan kalian malah bermain-main seperti ini" Lanjut Wiwit lebih emosi lagi

"Maaf ibu, aku akan menjelaskan ini saat emosi ibu sudah reda" Jawab Diandra santai tidak ingin mulai berdebat lagi.

"Kalian tidak bisa terus santai seperti ini melawan Rahman. Apa kamu tau kalau Rahman berhasil mendapatkan simpati publik dengan hal ini. Dia akan menjadi gubernur, dan bisa saja mencabut semua izin pembangunan proyek perusahaan kita, membuat kita menderita dan lebih menderita lagi"

Diandra terdiam sejenak, jika itu memang terjadi dia tau akibat nya memang akan separah gambaran mertua nya. Maka dari itu dia harus mencari cara lain untuk melawan.

Belum ada kalimat pembelaan lain yang keluar dair mulut Diandra, Harun tiba-tiba masuk dengan ekspresi tegang.

"Maafkan saya menyela Nyonya" Kata Harun

"Ada apa? Apa yang membuat mu merasa begitu penting menyela pembicaraan kami" Cerca Wiwit

"Tuan Alfa baru saja mengalami kecelakaan"

"Apa?" Untuk yang pertama kalinya Diandra kompak dengan Ibu Wiwit dalam hal ekspresi dan kata-kata.

***

Alfa kecelakaan. Sasaran yang sedikit meleset namun tetap memiliki impact yang sangat kuat bagi Rahman.

Dia sudah menyuruh seseorang untuk menyabotase mobil Diandra saat di restaurant. Namun sedikit salah sasaran saat Alfa yang mengendarai mobil itu.

Bagaimana pun juga salah satu keluarga Willianto kecelakaan, sudah pasti lebih melemahkan pertahanan keluarga itu.

Terlebih Rahman sudah mengantongi foto Diandra dan Hisyam Di restaurant. Di tambahan dengan foto Alfa dan Sinta di restaurant yang sama. Akan menjadi serangan balik yang begitu keras menghujani keluarga Willianto dengan duri-duri tajam.

****

DUA ATAPWhere stories live. Discover now