CELAKA

21.4K 1.8K 47
                                    

Diandra, Wiwit, Wanti, Winda, dan seluruh keluarga Willianto. Kecuali bapak Willianto nya sendiri yang belum hadir. Mereka semua saat ini sedang berada di rumah sakit untuk melihat keadaan Alfa.

Namun setelah tiga jam berlalu mereka masih saja tidak di ijinkan masuk bertemu dengan Alfa langsung. Bahkan Diandra sendiri pun tidak di ijinkan masuk.

Harun tetap kekeuh menjaga pintu kamar perawatan. Bersama puluhan bodyguard. Meskipun harus menerima seribu cacian dan makian dari keluarga Willianto dia tidak bergeming menjaga pintu itu dan tidak boleh di masuki oleh seorang pun kecuali petuga medis. Habis kata maaf yang Harun ucapkan untuk menjalankan tugas nya.

Belum ada yang tau pasti apa yang terjadi pada Alfa dan bagaimana keadaan nya. Namun jika melihat kondisi mobil nya yang meledak mustahil pengendaranya bisa selamat.

Diandra duduk terdiam, memaku membeku di depan ruang rawat Alfa. Mata nya menatap kosong. Air mata jatuh seperti tetesan hujan tanpa jeda.

Seluruh tubuh nya gemetar, tak ada kata yang bisa terucap dari bibir nya. Bahkan untuk memohon agar di biarkan masuk melihat Alfa pun, Diandra tidak sanggup mengatakan nya.

Keluh dan pilu, dalam hati Diandra memohon "jangan dua kali". Mohon jangan dua kali Allah memberikan nya hadiah semacam ini. Diandra tidak kuat menerima nya untuk kedua kali nya.

Bahkan kedua orang tua nya pun belum sadar.

Hingga tujuh jam berlalu, dan belum seorang pun di antara mereka yang di ijinkan masuk menemui Alfa untuk melihat langsung bagaimana keadaan nya.

Diandra masih di posisi yang sama dengan sebelum nya, tidak banyak yang berubah dari ekpresi nya.

Sesekali Windi (oma Alfa) datang untuk menguatkan nya, atau Winda dan Wati yang datang untuk menyalahkan nya, atau Wiwit yang hanya melihat sinis padanya seolah mengatakan kenapa bukan Diandra saja yang mengendarai mobil itu.

Si penyabotase mobil yang di sewa Rahman telah tertangkap, namun dia tetap memilih bungkam dan tidak ingin mengatakan siapa yang menyuruh nya. Mungkin dia telah di bayar untuk diam bahkan jika harus mati menanggung akibat perbuatan nya. Meskipun beberapa bukti yang di kumpulkan mengarah pada Rahman namun dia tetap bungkam.

Sebenar nya jika Diandra yang ada di dalam mobil, di penyabotase akan bicara bahwa Wiwit lah yang menyuruh nya menyabotase mobil itu. Namun karena Alfa yang di dalam nya, jadi tidak mungkin seorang ibu menyuruh orang membunuh anak nya sendiri.

Harun lebih menyesali semua nya, dia menyalahkan dirinya seribu kali lipat dari siapa pun. Karena tidak melarang Alfa mengedarai mobil itu meskipun sudah mengetahui sebelum nya kalau mobil itu di sabotase.

Harun ikut dengan keinginan Alfa untuk membuat kecelakaan settingan sebagai serangan balik kepada Rahman. Di tambah bukti lain dari Sinta tentang kecurangan Rahman pasti tidak akan meloloskan nya lagi.

Alfa sudah berhati-hati dan berencana hanya ingin menabrakkan mobil itu pada sebuah pohon. Tapi ternyata dugaan mereka salah. Bukan rem mobil nya yang di sabotase tapi pembakaran mesin nya. Sehingga membuat mobil itu meledak dalam perjalanan.

Willianto kembali ke tanah air setelah mendengar kecelakaan yang menimpa anak nya. Dia juga menjadi satu-satu nya orang yang di ijinkan untuk masuk dan bertemu dengan Alfa.

Entah apa pertimbangan nya, sehingga hanya Willianto yang boleh masuk saat ini. Mungkin karena dia lah satu-satunya orang yang di anggap netral oleh Alfa.

Tiga puluh menit setelah Willianto berada di dalam bersama Alfa, dia keluar dengan mata sembab. Wajah penuh wibawah nya kini murung menonjolkan semua keriput di wajah nya.

DUA ATAPWhere stories live. Discover now