Extra Part

35.8K 1.7K 67
                                    

Diandra menatap sinis pada Reyzen yang duduk di sofa yang berada di tengah ruangan. Sangat jengkel saat Reyzen melarang nya untuk men cat kuku padahal dia sangat menginginkan nya.

Pedi and meni cure pribadi yang di panggil Diandra ke rumah terasa mubasir jika dia tidak men cat kuku. Dan Reyzen tetap pada pendirian nya melarang istri nya men cat kuku agar wanita itu bisa tetap sholat dengan wudhu yang sempurna.

"Apa kamu akan terus menatap sinis padaku?" Tanya Reyzen, merasa di tusuk oleh tatapan Diandra.

"Kamu menjadi lebih tampan, tapi kenapa aku tidak boleh menjadi lebih cantik" Gerutu Diandra kemudian membelakangi Reyzen. Dia bahkan masih punya hobby memberikan punggung pada suami nya itu.

Reyzen berdiri dari sofa. Memberi kode pada dua orang pelayan yang saat ini mengerjakan kuku Diandra agar keluar dari ruangan.

Tidak masalah jika Diandra memberikan punggung pada nya, toh sekarang dia bisa bebas memeluk wanita bertubuh kecil itu kapan pun dia mau. Tak peduli dia sedang marah atau tidak.

Reyzen memeluk Diandra dari belakang "Kecantikan bukan dari kuku Ra..." Perkataan Reyzen terpotong, karena Diandra segera menyela.

"Iya.. Iya tau.. Dari hati kan?" Potong Diandra "Tapi aku mau cat kuku. Orang-orang bahkan tetap sholat meskipun kuku nya di cat" Diandra bersikukuh.

Reyzen melangkahi Sofa yang di duduki Diandra dengan kaki jenjang nya hingga bisa berada di depan Diandra sekarang tanpa harus berjalan memutar.

"Ayo! Aku sudah lapar" Ajak Reyzen menarik tangan Diandra untuk berdiri. Asal tau saja, dia sudah sabar loh menunggu Diandra sejak satu jam yang lalu agar istri nya menyelesaikan pedi and manicure nya. Padahal mereka sudah janji akan keluar makan malam bersama.

Reyzen bahkan sudah membatalkan meeting nya agar bisa pulang tepat waktu memenuhi janji nya.

Diandra berdiri dengan wajah cemberut, masih tidak terima dirinya di larang cat kuku padahal selama ini dia biasa sholat dengan cat kuku nya.

Reyzen meneliti wajah cemberut istrinya "Aku sangat suka melihat mu cemberut, jangan senyum ya" Ujar Reyzen menggoda istri nya.

Di larang senyum, Diandra malah menarik sudut bibir nya dua senti ke samping kiri kanan. Memperlihatkan senyuman termanis nya.

"Kamu membuat kesalahan besar dengan senyum" Ujar Reyzen membungkukkan sedikit tubuh nya agar wajah nya sejajar dengan Diandra.

"Apa?" Tanya Diandra bingung, masa iya dia salah karena senyum.

Reyzen mengecup bibir istri nya, Diandra pikir itu hanya akan menjadi kecupan singkat, karena Reyzen berhenti sejenak memandang nya dengan senyum kemudian mencium bibir nya lagi. Kali ini bertahan lebih lama. Reyzen bahkan tetap dengan ciuman nya sambil perlahan mengangkat tubuh Diandra mendekati pintu, tangan kanan nya menahan pinggang Diandra dan tangan kirinya mengunci pintu.

Diandra memegang wajah Reyzen, menahan nya untuk mengambil nafas sejenak "Apa kita tidak jadi keluar?" Tanya nya.

Reyzen kembali mengangkat tubuh kecil itu ke sofa, melepas jas nya lalu memegang dagu Diandra dan mendekatkan wajah nya "Kita bisa menunda nya sebentar, kamu harus menebus kesalahan mu dulu" Jawab nya kemudian mulai menelusuri tubuh istrinya dengan bibir. Mulai dari wajah, turun ke leher dan ke bawah lagi.

Ngga usah author cerita detail nya, bayangkan saja apa yang terjadi. Hehe

****

"Aku boleh pilih apa saja?" Tanya Diandra pada suami nya sambil melihat-lihat pajangan barang-barang mewah celine.

DUA ATAPWhere stories live. Discover now