UNEXPECTED

36.3K 1.9K 37
                                    

Harun masuk ke dalam ruang kerja Alfa dan langsung mencari remot TV. Dia tampak sangat buru-buru seperti emak-emak yang takut akan ketinggalan sinetron favorit nya.

Alfa menatap heran pada karyawan kepercayaan nya itu "Kamu mau nonton apa sepagi ini? Sinetron india?" Tanya nya santai

Harun mencari channel TV dengan wajah tegang, tidak sesantai Alfa "Kamu perlu lihat ini" Kata nya berhenti di channel berita

Alfa terdiam sejenak ikut menyimak siaran berita yang ingin di perlihatkan Harun pada nya. Kemudian dia berdiri dari tempat duduk nya, mendekati Harun dan merebut remot tv dari tangan nya lalu menekan tombol merah untuk mematikan siaran itu.

Harun menundukkan kepala "Maaf kan aku, beberapa stasiun TV setuju untuk tidak menanyangkan berita ini karena sponsor yang selalu kita berikan, tapi ada satu siaran TV yang pemilik nya berada satu partai dengan Rahman jadi kita tidak bisa melakukan negosiasi dengan mereka"

Alfa menaruh remot tv di atas meja, kembali duduk di kursi nya kemudian menghela napas panjang diiringi dengan senyum miring "Seperti nya Rahman benar-benar ingin berperang dengan keluarga ku, jika kita tidak merespon nya pasti ada hal lain yang akan di lakukan nya"

Harun semakin tegang "Bagaimana jika dia membongkar rahasia itu di public?" Tanya nya

Alfa menggeleng santai "Selama Diandra tidak mempermasalahkan nya maka kita masih aman. Kita sudah biasa bertarung dengan orang-orang seperti ini, kenapa sekarang kamu kelihatan takut?"

Harun duduk di kursi yang ada di depan meja Alfa "Tapi ini Rahman bos, calon gubernur. Jika dia benar-benar terpilih menjadi gubernur maka posisi perusahaan kita juga akan terancam" Harun mengingatkan

"Maka tugas kita adalah menghentikan langkah nya sekarang" Kata Alfa tidak terpengaruh dengan sikap panik harun. Kemudian mengangkat tangan nya untuk mengusir Harun keluar "Kembali lah bekerja"

"Tapi kamu harus memperingati Diandra, wartawan mungkin mengejar nya untuk membesar-besarkan isu ini, apa lagi identitas nya sekarang sudah terbongkar"Lanjut Harun.

"Baik lah, Keluar lah"

"Masih ada lagi" Harun masih enggan berdiri.

"Apa lagi?" Tanya Alfa malas.

"Di luar ada Sinta ingin bertemu dengan mu"

Alfa mengerutkan kening nya, Sinta? Sudah lama mereka tidak berkomunikasi. Tepat nya Semenjak kejadian dia dan Diandra bercerai "Suruh dia masuk"

****

Hisyam tersenyum lebar saat melihat Diandra datang memenuhi ajakan nya untuk makan siang bersama di restaurant. Meskipun ini bukan situasi yang menyenangkan bagi nya tapi melihat wajah wanita itu tetap saja terasa menyenangkan.

"Udah lama?" Tanya Diandra langsung duduk di kursi yang sudah di siapkan untuk nya

"Nggak kok,aku juga baru tiba" Jawab Hisyam "Kamu tampak bahagia Ra, senyum mu kembali bersinar sekarang" Lanjut Hisyam basa basi.

"Aku minta maaf tidak cerita pada mu sebelum nya" Balas Diandra langsung mengarah ke topik yang di basa basikan Hisyam.

Senyum Hisyam memudar sekarang, kenyataan bahwa dia tidak bisa ikut berbahagia bersama sahabat nya saat ini tidak mampu dia tepikan "Tentu saja kamu tidak harus menceritakan nya, karena jika aku tau aku pasti akan mencegah nya terjadi"

Diandra mengangguk datar "Syukur lah aku tidak cerita"

Hisyam bernafas panjang, ada kalimat yang begitu berat ingin di ungkap kan nya "Ra, sebenar nya tiga tahun yang lalu..."

"Aku sudah memaafkan mu" Diandra langsung memotong kalimat Hisyam. Dia sudah bisa menebak apa yang ingin di sampaikan Hisyam pada nya.

Hisyam menatap heran Diandra, tidak yakin jika apa yang ingin di sampaikan nya sama dengan yang di maksud Diandra "Memaafkan ku untuk apa?" Tanya Hisyam.

Diandra mengedikkan bahu, berharap Hisyam menebak nya sendiri. Atau setidak nya menyadari kesalahan nya.

"Aku mencintai mu Ra, aku ingin mengatakan nya sejak tiga tahun lalu tapi aku tidak pernah sanggup" Kata Hisyam berterus terang.

"Aku tau, Karena itu kamu menghalangi Alfa bertemu dengan ku. Lalu menyembunyikan hp ku dan membalas pesan ayah ku"

Mata Hisyam terbelalak, kini Diandra memberikan kejelasan yang begitu besar dalam kalimat pendek nya.

"Karena ketidak sanggupan mu untuk mengungkap kan perasaan, menyebabkan Alfa putus asa meminta bantuan ibu nya untuk membawa ku masuk ke dalam keluarga nya. Dan karena Ayah ku begitu menyayangi ku dan percaya pada pesan yang kamu balas dia bersikukuh untuk tidak menerima pinangan keluarga Willianto. Hingga membuat nyonya Wiwit nekat melakukan berbagai cara untuk memenuhi permintaan putra nya. Dan sekarang hasil nya adalah ini, orang tua ku koma, aku dan Alfa cerai nikah, dan Anita mencoba bunuh diri" Diandra mengurut kronoli nya dengan lengkap membuat Hisyam merasa tercekik dan tak mampu berbicara apa-apa.

"Tapi aku sudah memaafkan mu, sama seperti aku memaafkan Wiwit dan Alfa. Aku juga sudah memeaafkan mu. Karena aku sadar aku tidak akan bisa hidup bahagia jika masih menyimpan dendam"

Hisyam tertunduk malu "Jadi Alfa berhasil meruntuhkan dendam mu? Dia pasti lelaki yang sangat hebat. Pantas kamu memilih nya"

"Setidak nya dia mencoba nya Syam, tidak peduli apapun hasil nya asal dia sudah mencoba nya. sementara kamu hanya terus memilih diam dan tidak melalukan apa. Itu yang membuat kalian berbeda"

"Kamu benar. Aku terlalu takut mencoba nya" Ujar Hisyam "Karena itu sekarang aku ingin mencoba nya, meskipun aku sudah tau hasil nya tapi aku akan tetap mencoba nya"Lanjut Hisyam mengeluarkan kotak kecil dari dalam saku nya. Kotak yang berisikan cincin.

Hisyam membuka kotak itu lalu menyodorkan nya pada Diandra "Aku mencintai mu Ra, Aku ingin kamu menjadi istri ku"

Diandra menggeleng, tidak habis pikir dengan kebodohan Hisyam. Lelaki itu memiliki banyak waktu dan banyak kesempatan untuk mengatakan hal ini sebelum nya. Tapi kenapa baru sekarang dia mau mengatakan nya. Keterlambatan yang sangat sia-sia.

"Kamu tidak perlu menjawab nya Ra, karena ku sudah tau jawaban mu. Aku hanya mencoba nya seperti yang kamu banggakan pada Alfa"

Alfa,Alfa. Nama yang sedari tadi di sebut mereka kini memasuki pintu restauran dengan seorang wanita yang pernah viral bersama nya.

Mata Diandra langsung memicin. Hampir tidak percaya jika lelaki bertubuh tinggi itu benar suami nya yang kini penuh kontroversi bersama wanita lain ke restaurant. Bahkan wanita itu adalah mantan selingkuhan.

Secara etimologi, Diandra juga berada di posisi yang salah. Dimana dia pun di restaurant itu bersama lelaki lain.

Diandra punya alasan kuat, Hisyam hanyalah sahabat nya. Bagaimana dengan Alfa? Apa dia juga akan beralasan yang sama.

Apa pun alasan nya itu tidak penting. Di tengah prahara drama Anita, kejadian ini  pasti menjadi berita empuk untuk paparazi jadikan fitnah keji.

Diandra berusaha menyembunyikan wajah nya dengan buku menu. Berharap tubuh mungilnya tidak di kenali Alfa.

Usaha dan harapan Diandra jelas sia-sia. Karena langkah pasti sepasang kaki jenjang mengara padanya dan Hisyam.

Diandra masih belum mau menunjukkan wajah nya meskipun yakin Alfa tengah berdiri di dekat nya saat ini

"Langsung pulang setelah urusan mu dengan mu dengan dia selesai. Aku akan menemuimu di rumah" Kata suara berat nan khas dari mulut Alfa.

Perlahan Diandra mengintip dari balik buku menu, memastikan tidak ada wajah dendam dari tatapan mata elang milik suami nya. Kemudian mengalihkan pandangan nya kepada Sinta yang berdiri di belakang Alfa.

Alfa tersenyum sinis ke arah Hisyam, menatap kotak cincin yang bertengger manis di atas meja

***

DUA ATAPWhere stories live. Discover now