70. Masalah

2.2K 273 9
                                    

"Ughhh, Kenapa kau memukulku?" Rein terkejut sambil memegang perutnya yang terpukul.

"Hmphh!" Lucia menyilangkan tangan dan berpaling dari Rein.

Siapa yang tidak kesal jika dipermainkan seperti itu, bahkan untuk Lucia yang selalu tenang dan santai juga bisa menjadi kesal.

"Kenapa kau mempermainkanku pada gelombang pertama?"

"......"

Rein terdiam sejenak lalu menggaruk bagian belakang kepalanya, memang selama bermain tadi dia terlalu fokus sampai-sampai lupa akan tujuannya datang kesini.

"Te-Tentu saja tidak, aku seperti itu hanya untuk persiapan di gelombang kedua..."

"Hmm? Bukankah itu sama saja?" Lucia mengangkat alisnya.

"Tidak tidak, ini sama sekali berbeda. Zombie Disaster memiliki 50 mode pergerakan, dan untuk membacanya kau harus memperhatikan gelombang pertama terlebih dahulu..."

Lucia yang mendengarkannya semakin lama malah semakin bingung, "Rein, kau ngomong apa sih? Game ini tidak memiliki mode!"

Melihat reaksi Lucia, Rein hanya bisa tertawa dan menjelaskan apa yang terjadi, "Tadi adalah mode pergerakan ke 47, dan pada saat gelombang kedua dimulai, 5 zombie akan muncul disini, "Rein menunjuk layar monitor, "Setelah itu disusul dengan 3 zombie dan ada 6 zombie yang sedang bersembunyi disini..."

Awalnya Lucia hanya menganggap Rein bercanda, namun setelah Rein mempraktikkan semua yang ia jelaskan, Lucia langsung tercengang.

"Ka-Kau menghafal semua pergerakan mereka!?" Lucia takjub dengan kemampuan Rein, bahkan ia sendiri tidak menyadari kalau game Zombie Disaster memiliki mode seperti ini.

"Haha begitulah, ... jadi bagaimana? Ingin bertanding lagi?" Rein tersenyum sambil mengangkat tas yang penuh dengan koin.

"Hmph tentu saja, kali ini aku pasti menang!"

Beginilah sifat Lucia, dia tidak akan menyerah sebelum mendapatkan apa yang ia inginkan. Dan saat ini ia hanya memiliki satu tujuan, yaitu mengalahkan Rein dengan kemenangan mutlak!

Namun sebelum mereka berdua beranjak pergi, ponsel Rein tiba-tiba bergetar dan berbunyi.

Tonet tonet! Tonet tonet!

"......"

Tonet tonet!

"Rein, itu suara ponselmu?"

Rein terdiam sejenak sebelum mengangguk dan memeriksa ponselnya.

"Ini ayahku, tolong tunggu sebentar."

Tanpa menunggu jawaban Lucia, Rein langsung berbalik dan menjawab panggilan ayahnya.

"Halo ayah, dengan Rein yang tampan disini."

–"Rein, kau dimana? Apa kau sedang ada kelas?"

"Tidak ayah, aku sedang bermain bersama pac–temanku..."

–"Hoo, Ayah dan Ibumu sudah berada didepan rumah, mainnya jangan kelamaan ya."

"Tunggu! Kalian sudah pulang!?"

Rein bersemangat hingga tidak sengaja berteriak, namun sambungan teleponnya langsung terputus.

"Haha dasar ayah, selalu saja begini."

Tiap kali berbicara dengan ayahnya lewat telepon pasti pembicaraannya tidak lebih dari 30 detik, sangat berbeda jika bersama ibu yang kadang memakan waktu sampai belasan menit.

Setelah memasukkan ponselnya, Rein berbalik dan melihat Lucia yang masih berdiri ditempatnya tadi.

"Umm, ...Maaf Lucia, bisakah kita pulang?"  Rein sangat ragu ketika mengatakan itu.

The Heretic Chef : Exaworld OnlineWhere stories live. Discover now