78. Kau mau jus jeruk?

2.3K 280 34
                                    

"Apa aku harus menyerah?"

Benar, tidak ada pilihan lain selain menyerah.

Staminanya habis, potionnya habis, kesehatan dan mana poinnya juga habis. Tidak ada yang tersisa kecuali pedang hitam di sebelahnya.

Belum lagi jumlah pasukan yang tidak ia ketahui. Paling tidak, ada puluhan orang yang datang mengincar kepalanya.

"Log out!"

『 Karakter akan mati jika anda keluar dari permainan, tetap Log out? 』

"Batalkan..."

Nier menutup mata dan menikmati setiap hembusan angin yang menerpa wajahnya. Ia tidak peduli lagi dengan pasukan yang datang, matipun ia tidak peduli.

"Huwahh, nyamannya..." Nier sangat mengantuk, jika saja tidak ada pasukan yang datang ke arahnya mungkin ia akan tertidur lelap.

Tap! Tap! Tap!

Tap! Tap!

Tap!

Suara kuda mulai terdengar, namun Nier tetap tidak peduli. Hingga beberapa saat kemudian pasukan Kerajaan mulai terlihat.

1 prajurit...

10 prajurit...

100 prajurit...

250 prajurit...

Dan pada akhirnya berhenti disaat 500 prajurit datang.

"Kapten Milos, apa ini jebakan?" Prajurit muda bernama Rash bertanya pada kaptennya.

Wajar jika ia bertanya begitu, sebab setiap penjahat yang ingin ditangkap pasti akan melarikan diri ataupun melawan agar tidak tertangkap.

Tapi ini pertama kalinya bagi mereka melihat penjahat yang dengan santainya berbaring dan bersenandung, bahkan sesekali ia tersenyum dan menyapa pasukan yang menatap ke arahnya.

"Aku yakin ini jebakan..." Milos mengerutkan keningnya, matanya secara perlahan mulai memindai lingkungan di sekitarnya.

"Tapi Kapten, aku tidak melihat tanda-tanda jebakan..." Rash meyakinkan Milos untuk segera menangkap Nier.

Namun Milos menggelengkan kepalanya. Penjahat ini telah membunuh 100 prajurit seorang diri, menurutnya tidak mungkin ia akan menyerah begitu saja tanpa adanya perlawanan.

Milos turun dari kudanya dan berjalan dengan hati-hati menghampiri Nier.

"Oi bocah, apa kau menaruh jebakan disini!?" Milos tersenyum seolah tidak peduli dengan jebakan yang akan datang. Tapi pada kenyataan punggungnya sudah berkeringat dingin karena takut satu langkah kakinya akan memicu jebakan.

"Jebakan apa? Aku tidak memasang jebakan sama sekali hahahah.." Nier tertawa melihat wajah Milos yang gugup. Karena tidak sopan jika berbicara sambil berbaring, Nier memutuskan untuk duduk dan mulai memperhatikan sekitarnya.

'Apa kepalaku memang seberharga itu?' Nier tersenyum saat melihat ratusan prajurit yang mengelilinginya.

Namun sayangnya senyuman Nier membawa arti lain bagi Milos.

'Aku tahu dia sudah menyiapkan jebakan, tidak mungkin penjahat akan membongkar jebakannya sendiri.'

"Hahaha, kalau begitu kau pasti tahu apa tujuanku ke sini..." Milos terus melangkah hingga akhirnya berada di depan Nier.

"Tentu saja aku tahu, kalian membawa begitu banyak masalah untukku." Nier tetap tenang dan mengeluarkan jus jeruk dari Inventory-nya.

"Hohoho, jadi begitu..." Punggung Milos sudah basah dengan keringat, jika musuhnya sesantai ini pasti jebakannya sangat berbahaya.

The Heretic Chef : Exaworld OnlineWhere stories live. Discover now