94. NieR dan Bawang

1.6K 196 44
                                    

Sudah 5 hari berlalu sejak Nier menjalani pelatihan bersama Momo. Kini Nier tidak lagi terlihat kaku dengan pisaunya, dan bahkan ia bisa memotong semua yang ada di hadapannya dengan rapi dan bersih.

Sayur, daging, bawang, tomat, bahkan tulang pun bisa ia potong dengan rapi. Mungkin banyak yang bertanya kenapa kemajuan Nier bisa menjadi secepat ini.

Jawabannya, tentu berada pada masternya yang sangat cantik dan mempesona. Ia mengajar Nier dengan penuh perhatian dan kasih sayang.

Contohnya seperti ini..

"Kau bajingan, kenapa kau memotong sangat lambat, apa kau kura-kura atau semacamnya?!" Teriak Momo dengan menampar punggung Nier hingga berbunyi..

Pakk!

"Uaaghhh.."

Nier menahan rasa sakit yang berasal dari punggungnya sambil terus memotong bawang. Hari ini, sudah puluhan kali ia mendapati tamparan di punggungnya.

Namun jika kalian berpikir tamparan di punggung itu buruk, kalian salah besar. Sebab, tamparan pipi dari Momo adalah hal terburuk yang pernah Nier alami sejak memulai pelatihan ini.

Jika kalian ditampar Momo tepat di pipi, kalian pasti akan segera meluncur ke udara lalu berputar dengan indah di angkasa sebelum jatuh dan mendarat dengan wajah yang tersungkur.

Luar biasa bukan? Namun sayangnya Nier sudah mendapat enam tamparan itu hari ini.

"Ugh..uu huhu... Hiks...uuu..."

Air mata Nier satu persatu mulai berjatuhan, rasa perih di matanya saat mengiris bawang serta rasa sakit di punggungnya akibat tamparan Momo, membuat air mata Nier jatuh tak berdaya.

Nier bukanlah seorang pemuda yang cengeng, bahkan ketika berlatih seni beladiri dulu ia tidak pernah sekalipun menangis walau telah terluka parah.

"Hiks... Sekarang aku mulai membenci bawang.." Rengeknya sebelum mengambil karung lain yang telah diisi penuh dengan bawang.

"Kalau begitu mari kita akhiri latihan hari ini. Mulai besok, kau tidak perlu memotong bawang lagi. Jadi persiapkan dirimu dengan api dan spatula." Ucap Momo sambil melepas sarung tangannya.

"Api dan spatula?"

Tubuh Nier langsung bergidik ngeri, jika ini adalah dirinya yang dulu mungkin ia akan melompat kegirangan karena akhirnya bisa memulai pelajaran memasak. Namun, saat ini Nier mulai merasakan rasa takut yang sangat ekstrim saat mendengar itu dari Momo.

Nier akui jika selama 5 hari ini perkembangannya telah meningkat pesat, tapi metode latihan yang diterimanya juga sangat mengerikan, tidak, mungkin lebih tepatnya disebut penyiksaan dari pada pelatihan. Sebab, yang ia lakukan selama 5 hari ini hanyalah memotong dan memotong, tidak ada waktu untuk istirahat dan tidak ada waktu untuk mengeluh, sekali saja ia mengeluh maka tamparan hangat Momo akan segera bersarang di pipinya.

"Aku tidak akan dibakar, kan?" Lirihnya lagi.

"Pfftt hahahah, sejak kapan kau jadi pengecut? Cepatlah mandi, akan kusiapkan makan malam untukmu."

Setelah mengatakan itu, Momo segera mengikat rambutnya ke belakang, memasang celemek berwarna putih, lalu menyiapkan bahan-bahan yang dibutuhkan ke atas meja.

Melihat Momo yang sudah bersiap untuk memasak, Nier menggelengkan kepalanya sebelum masuk ke dalam kamar mandi dan mulai membersihkan tubuhnya.

Tanpa terasa waktu pun terus berlalu. Setelah Nier membersihkan setiap kotoran di tubuhnya, ia segera duduk di depan teras. Namun ia tidak sendiri, ia ditemani oleh Elyu yang sedang tertidur pulas di sampingnya.

The Heretic Chef : Exaworld OnlineWhere stories live. Discover now