6.❤

13.7K 746 11
                                    

                🌼Happy Reading🌼

                                 •
                                 •
                                 •
                                 •

Selama perjalanan pulang hanya hening diantara mereka. Sebenarnya ingin sekali Nasya bertanya kepada cowok disampingnya ini, mengapa dia mengajaknya pulang bersama. Namun lidah Nasya sangat kaku untuk menanyakan itu.

Kalau saja Raffa tidak menghentikan mobilnya disuatu tempat mungkin tidak akan ada yang membuka suara.

"Kok berhenti?" tanya Nasya membuat Raffa menatapnya.

"Temenin gue makan. Oke?"

Nasya berfikir sebentar, lalu men-iyakan permintaan Raffa.

"Good girl" ucap Raffa lalu keluar dari mobil dan diikuti oleh Nasya.

"Jangan jalan dibelakang gue dong, kaya babu aja sih lo." Raffa menarik tangan Nasya supaya berjalan disampingnya.

Belum sampai mereka duduk, Raffa langsung menarik tangan Nasya supaya segera keluar dari tempat itu. Nasya yang kaget hanya menurut saja.

Raffa melihat ada Laura--mantan kekasihnya yang sedang berada ditempat itu bersama dengan seorang lelaki.

"Raffa! Tunggu!" Raffa berdecak kesal saat mendengar suara melengking dibelakangnya.

Raffa mengenggam tangan Nasya. Nasya bisa merasakan jika tangan Raffa berubah dingin dan sedikit meremas tanganya.

Apa yang terjadi saat ini Nasya tidak paham. Nasya hanya diam sambil menanti drama yang akan dimulai.

Laura menatap Raffa penuh harap "Aku bisa jelasin semuanya Raf. Please... dengerin gue dulu." ucap Laura sambil mendekat kearah Raffa. Dengan cepat Alvero menahan lengan Laura.

"Semua udah terjadi dan gue nggak mau denger sepatah katapun yang keluar dari mulut lo!" Raffa semakin meremas tangan Nasya tanpa memikirkan Nasya yang sudah meringis menahan cengkraman Raffa. Ingin sekali Nasya mencekik Raffa saat ini, namun dia urungkan karena situasi tidak mendukung.

Raffa langsung membawa Nasya keluar dan langsung memasuki mobilnya.

Setelah berada didalam mobil, Raffa menatap Nasya dengan tatapan yang sulit diartikan. Nasya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Maaf kalau lo terganggu karena kejadian tadi." ucap Raffa merasa bersalah jika membuat Nasya tidak nyaman.

"Eh enggak kok. Santai aja." jawab Nasya membuat Raffa mengangguk.

"Kita makan ditempat lain aja."

"Nggak usah. Lagian nggak laper juga. Mending anterin aku ke suatu tempat aja. Mau kan?" pinta Nasya kepada Raffa.

"Kemana?" Raffa mengangkat sebelah alisnya

"Bookstore." ucap Nasya sambil tersenyum manis. Membuat Raffa ikut tersenyum.

"It's oke."

.
.
.
.

Kini Raffa dan Nasya sudah sampai ditujuan. Nasya segera keluar mobil dengan semangat. Alasan Nasya kesini adalah membeli novel keluaran terbaru. Nasya suka membaca, bahkan dirumahnya juga banyak tumpukan novel yang sudah dia koleksi.

"Kak Raffa disini aja."

"Gue mau ikut." ucap Raffa tanpa bantahan.

Nasya dan Raffa memasuki bookstore tersebut. Lalu Nasya menuju rak yang disitu terdapat kumpulan novel terbaru. Dengan langkah semangat Nasya meninggalkan Raffa yang berjalan dibelakangnya.

Kalau boleh jujur baru kali ini juga Raffa menginjakan kakinya disini. Toh buat apa juga Raffa kesini. Beli buku? Tidak mungkin seorang Raffa mau membaca buku. Melihat tampangnya saja membuat Raffa ingin muntah.

Raffa duduk dikursi yang tersedia sambil mengamati gerak-gerik Nasya yang sedang kesusahan mengambil buku yang berada diatasnya.

Raffa tertawa kecil lalu menghampiri Nasya. Tangan Raffa meraih buku tesebut dan melihatnya.

"For Love." ucap Raffa setelah membaca judul buku tersebut.

"Lo suka banget baca kayak ginian?" tanya Raffa membuat Nasya mengangguk.

"Bukan cuma suka, tapi udah cinta banget. Bahkan udah jatuh cinta sama dia."

"Dia siapa?"

"Y-ya itu." tiba-tiba Nasya gugup sendiri saat Raffa menatapnya. Kenapa Nasya merasa jantungnya berdisko disana.

"Gue?" tunjuk Raffa kepada dirinya sendiri

"Bukan."

"Terus?"

"Ya novel itu."

Raffa ber-oh ria lalu menyerahkan bukunya kepada Nasya.

"Kayaknya ini aja dulu." ucap Nasya lalu menuju kasir diikuti oleh Raffa.

"Nih mbak udah." ucap Nasya kepada perempuan yang menjadi kasir.

"Totalnya 380 ribu."

Nasya hendak mengambil uangnya didalam tas, Raffa menahan tanganya.

"Apa sih?"

"Gue aja yang bayar." Nasya memelototkan matanya kaget. Yang benar saja Raffa akan membayarinya.

"Nggak usah, aku bisa bayar sendiri." ucap Nasya

"Nurut atau gue cium sekarang?" mendengar ucapan Raffa, Nasya mematung ditempat.

Sedangkan Raffa tersenyum penuh kemenangan lalu menyerahkan beberapa lembar uang.

"Uangnya aku ganti." ucap Nasya saat mereka sudah diluar.

"Nggak perlu. Lagian gue iklas."

"Ya...tapi kan nggak enak sama kak Raffa." Nasya memasang wajah sedihnya supaya Raffa mau menerima uang Nasya sebagai gantinya.

Raffa mengacak rambut Nasya gemas "Nggak usah ngerasa nggak enak."















                            TBC
                     VOTE YAA🤗

PACARKU ROMANTIS [END]Where stories live. Discover now