56. ❤

7.5K 343 16
                                    

"Selamat, Istri anda sedang hamil dan usia kandungannya sudah 1 minggu,"

Mendengar ucapan dokter tadi, Nasya dan Raffa sama-sama terdiam antara kaget dan tidak menyangka. Dokter itu hanya tersenyum melihat tingkah pasturi didepannya.

"Jangan sampai kecapekan, jangan telat makan juga. Biasanya mual, pusing itu memang efek samping ibu hamil jadi banyak istirahat juga supaya janinnya tetap sehat," ucap Dokter yang bernama Tania.

Nasya memegang perut ratanya "a-aku hamil?" Nasya tidak percaya jika dia hamil dan sebentar lagi akan menjadi ibu.

"Iya. Anda suaminya kan?" tanya dokter Tania kepada Raffa yang menatapnya tidak percaya.

"Bukan,"

"E-eh iya dok saya suaminya," Raffa gugup lalu menatap Nasya.

"Kamu hamil anak aku?"

Plak!

"Aww!"

"Kamu pikir ini anak siapa? Kalau bukan anak kamu!" Ucap Nasya tidak biasa mendengar pertanyaan Raffa yang sangat menyebalkan baginya.

Raffa mencium kening Nasya lalu kedua pipinya.

"Makasih dok, kalau gitu saya pulang," pamit Raffa lalu menarik pergelangan Nasya lembut.

"Iya sama-sama, hati-hati. Jangan lupa makan yang sehat-sehat. Susu ibu hamil juga harus rutin diminum"

"Iya dok, terimakasih."

.
.
.
.
.

Diperjalanan Raffa tidak ada hentinya untuk senyam-senyum sendiri yang menurut Nasya terlalu berlebihan, takutnya dikira orang gila.

"Aku nggak nyangka udah ada malaikat kecil diperut aku," Nasya mengelus-elus perutnya

"Aku juga nggak nyangka. Tapi maaf ya kamu jadi hamil diusia kamu yang masih muda gini," Raffa mengelus rambut Nasya dengan sebelah tanganya.

"Kok kamu ngomong gitu sih? Ini juga udah kewajiban aku juga, kamu nggak usah minta maaf," Raffa menghela nafasnya.

"Besok aku cari asisten buat dirumah, supaya ada yang bantuin kamu. Kamu nggak boleh capek-capek, nggak usah bersih-bersih, nggak usah masak, nggak usah keluar rumah juga kalau nggak sama aku. Kalau ada apa-apa panggil bibi aja, telfon aku juga bisa aku bakalan pulang." Ucap Raffa panjang lebar.

"Iya-iya,"

"Satu lagi,"

"Apa?"

"Kamu harus jagain dede bayi kita."

Nasya hanya mengangguk, karena sudah sampai Raffa turun dari mobil lalu membukakan pintu untuk Nasya.

"Aku gendong ya,"

Nasya menatap Raffa "nggak mau."

"Aku nggak mau kamu kecapekan sayang, kamu nggak inget apa kata dokter tadi,"

"Lagian cuma jalan aja masa capek sih," kesal Nasya

"Sini aku gendong!" Paksa Raffa

Namun sebelum Raffa menggendongnya paksa, Nasya sudah lari lebih dulu kedalam rumah.

"Jangan lari-lari sayang! Nanti bayinya kegenjot!"

"BIARIN AKU MAU SALTO AJA!!"

Raffa memelototkan matanya mendengar ucapan Nasya, yang benar saja dia mau salto kan kasihan bayinya jungkir balik didalam perut.

Raffa mengejar Nasya namun tiba-tiba Nasya berhenti membuat Raffa juga berhenti dibelakangnya. Nasya menatap Raffa garang membuatnya menyatukan kedua tanganya didepan dada.

"Jangan salto ya, kasihan dede bayinya," Raffa memegang perut Nasya lalu mencium pipinya.

"MANA ESKRIM AKU!!!!!" teriak Nasya

Raffa menepuk jidatnya "lupa sayang, besok aja ya belinya. Aku beliin banyak deh,"

"Nggak mau! Pokoknya sekarang!"

"Iya iya yaudah kamu kekamar aja biar aku beliin. Jangan kemana-mana kamu duduk aja," Raffa mencium kening Nasya lama. Mungkin ini yang minta dede bayinya jadi Raffa tidak bisa menolaknya.

Setelah Raffa keluar, Nasya menuju kamarnya untuk tiduran.

Skip

"Eskrim datang!!" ucap Raffa lalu membuka pintu kamarnya dan mendapati Nasya yang sudah tersenyum menatapnya.

"Nih, aku mau mandi dulu ya," Raffa memberikan eakrimnya kepada Nasya lalu menuju kamar mandi untuk mengguyur tubuhnya.

Nasya menghabisakan eskrimnya hanya setengahnya, rasanya sudah tidak enak lagi. Padahal biasanya eskrim lima pun Nasya habiskan, mungkin efek ibu hamil jadi nafsu makannya berubah-ubah.

Nasya menuju dapur untuk minum air putih.

"Sayang kamu mau kemana?" tanya Raffa saat melihat istrinya turun dari kasur.

"Minum dibawah,"

"Nggak boleh! Biar aku aja yang ambil. Anak aku jangan diajak naik turun tangga nanti kecapekan," Raffa akhirnya menuju dapur untuk mengambilkan minum untuk Nasya.

"Kak Raffa ih! Kemana-mana nggak boleh," Nasya kembali duduk dipinggir kasur sambil memajukan bibirnya.

Tidak lama kemudian Raffa datang dengan membawa segelas air putih dan memberikanya kepada Nasya.

"anak papa haus ya?" Raffa jongkok didepan Nasya dan mencium perutnya. Nasya hanya tertawa melihat tingkah Raffa yang memanggilnya dengan sebutan papa dan menurutnya sangat lucu dan menggemaskan.

"Kak Raffa pakek baju sana ih!" suruh Nasya karena Raffa hanya memakai bawahan handuk.

Raffa menunjuk pipi kananya, lalu tanpa pikir lama Nasya langsung mencium pipi Raffa.

"Tapi kamu harus janji,"

"Janji apa?"

"Janji dulu,"

"Iya janji,"

"Kamu harus jagain anak kita," ucap Raffa sambil memeluk Nasya

"Aku bakal jagain anak aku,"

"Anak aku juga,"

"Iya anak kita,"

"Aku sayang kamu,"

"Aku juga sayang kak Raffa," Raffa mencium seluruh wajah Nasya.

"Bentar lagi kita jadi keluarga kecil,"

"Kok kecil?"

"Nggak tau juga haha, yaudah besar aja,"

"Kok besar?"

"Karena punya aku bes-"

"Aaaaaa!!!! Makanya pakek baju dulu!" teriak Nasya saat handuk yabg dikenakan Raffa merosot sampai bawah.

"Aku udah pakek baju sayang,"

"Celana kamu pakek maksud aku!"

"Hah iya-iya ini juga udah pakek,"

Tanpa menggubris Raffa, Nasya menuju kamar mandi.

"Mau ngapain kamu?"

"Mandi lah,"

"Aku aja yang mandiin, nanti kamu capek,"

"Apaan nggak! Aku bisa mandi sendiri lagian kalau cuma mandi nggak bakal kecapekan,"

"Yaudah iya...."















Bersambung....

PACARKU ROMANTIS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang