67. ❤

7.3K 350 25
                                    

               ❤Happy Reading




Saat ini Raffa sedang membuatkan susu untuk Nasya didapur, namun kegiatannya terhenti karena mendengar Nasya mendengar bi Ami yang teriak-teriak dan arah suaranya dari lantai atas.

Raffa membawa gelas yang berisi susu tadi dan menaiki tangga. Setelah itu Raffa masuk kamar dan melihat istrinya merintih kesakitan, Raffa menaruh gelas tersebut diatas nakas dan menghampiri istrinya.

"Kenapa bi? Kok bisa kaya gin-HAH!!" Raffa melotot kaget melihat ada cairan yang keluar mengalir dikaki Nasya. Raffa semakin panik begitupun bi Ami yang bingung harus bagaimana.

"N-non kayaknya mau melahirkan, cepat bawa kerumah sakit aja," ucap bi Ami membuat Raffa langsung menggendong Nasya.

"S-sakit,"

"Sabar ya sayang, kita kerumah sakit sekarang,"

"Bi kabarin mama!" teriak Raffa

Lalu dengan cepat bi Ami menuju telfon rumah.

***

Dilain tempat, Risa sedang asik menonton televisi yang sedang menayangkan gosip para selebritis. Tanganya juga sibuk memasukkan makanan yang dia pegang kedalam mulutnya sambil mengomel tidak jelas.

"Udah punya istri cantik, pakek selingkuh lagi," ucapnya masih fokus melihat acara televisi. Sampai mendengar sesuatu yang berbunyi, lalu Risa mengangkatnya

"Hallo, ada apa?" tanya Risa

"Non Nasya tadi itu sakit perut, terus kayaknya mau melahirkan. Tapi tadi udah dibawa kerumah sakit sama den Ra-" belum sempat menyelesaikan ucapanya, Risa langsung mematikan sambungan telfonya.

Risa sangat panik dan khawatir, lalu tanpa lama-lama Risa mengambi tasnya dan menghampiri suaminya yang sedang dibelakang rumah.

"PAPA!!!!! NASYA DIRUMAH SAKIT. AYO KESANA SEKARANG!!" Risa berteriak membuat Dipta hampir terjungkal kebelakang karena sedang memberi makan kucingnya.

"HAH! Mama jangan bikin kaget. Udah tau kalau aku ini tua, kalau kena serangan jantung mendadak gimana coba!" Dipta mengelus dadanya sambil menatap istrinya.

"Pa! Udah deh nggak usah ngelantur. Anak kita lagi dirumah sakit mau melahirkan. Kita kesana sekarang pa! Cepet!" Risa langsung menarik tangan Dipta supaya tidak membuang-buang waktu.

"Nasya maksud mama?"

Plak

"Memangnya anak kamu siapa? Oh atau jangan-jangan papa selingkuh lagi dibelakang mama. Makanya lupa anak papa siapa? Iya?!" Dipta melotot tidak percaya, memang istrinya ini selalu berasumsi tidak benar jika sedang kepanikan.

"Apaan sih ma, kok malah ngajak berantem gini. Yaudah kita berangkat sekarang."

***

Raffa membuka pintu mobil dan menggendong Nasya. Untung saja ada perawat yang melihatnya jadi langsung dibawa keatas brankar.

Nasya terus merintih kesakitan mmebuat Raffa bingung harus bagaimana, dan hanya bisa berdoa supaya Nasya baik-baik saja.

"Sebaiknya anda diluar saja, biar pasian diperiksa dulu," ucap salah satu perawat yang menangani Nasya.

Raffa menghembuskan nafasnya kasar.

"Raffa! Gimana keadaan Nasya?" panggil seseorang yang ternyata adalah mama dan papanya sudah kesini.

"Nasya didalem ma, masih diperiksa," Rani mengelus bahu anaknya.

"Nasya pasti baik-baik aja, berdoa terus supaya proses persalinanya lancar," Rani menenangkan Raffa.

Tidak lama lagi, datang Risa yang wajahnya juga terlihat panik.

"Sayang, Nasya gimana?" tanya Risa pada Raffa yang mondar mandir seperti setrikaan.

"Didalem bun,"

Risa menghela nafasnya, lalu duduk disamping Rani.

"Dengan suami pasien?" tanya suster kepada Dipta.

"Saya papanya sus, itu suaminya," jawab Dipta

"Raffa!" panggil Rani

"Apasih ma."

"Kamu tuh, dipanggil suster. Cepet kedalam temenin istri kamu," ucap Rani membuat Raffa langsung masuk kedalam.

Raffa melihat Nasya sudah berwajah sesikit pucat dan menatapnya, Raffa menghampiri Nasya dan mencium keningnya lama.

"Kamu pasti bisa, aku disini temenin kamu. Pukul aja aku kalau ngerasain sakit," Raffa memegang kedua pipi Nasya yang sudah basah karena air mata. Nasya memang belum pernah merasakan sakit yang seperti ini, dan Nasya juga tau inilah perjuangan seorang ibu untuk anaknya.

Nasya mengangguk dan memegang tangan Raffa yang berada dipipinya "I-iya-akhhhhhh" Nasya menjerit saat merasakan bagian bawahnya terasa sakit sekali.

Raffa yang juga sama takutnya hanya bisa berdoa sambil memejamkan matanya karena tidak tega melihat istrinya kesakitan.

Nasya berkeringat sangat banyak sekali membuat Raffa tidak berhenti mengusap keringat istrinya.

"Ayo sedikit lagi, ambil nafas dulu lalu keluarin," ucap dokter yang menangani

Nasya mencengkeram tangan Raffa kuat, lalu tanganya beralih menjambak rambut Raffa.

"Pukul aku juga sayang, aku rela," pasrah Raffa.

Tanpa menggubris ucapan Raffa, Nasya semakin mengeraskan jambakanya dikepala Raffa membuatnya meringis.

Sampai tangan Nasya tiba-tiba jatuh dan bersamaan dengan suara bayi yang nyaring. Raffa menghela nafasnya lega lalu menatap istrinya yang terlihat lemas.

Diciumnya seluruh wajah Nasya "Terimakasih," ucapnya

Nasya tersenyum menatap Raffa "Minum," ucap Nasya membuat Raffa dengan cepat mengambilkan minuman untuk Nasya.

"Udah?"

Nasya mengangguk lalu melihat sang buah hatinya sudah digendong oleh perawat dan menuju kearahnya. Air mata Nasya jatuh begitu saja, rasanya tidak menyangka jika sudah menjadi ibu diusianya yang sangat muda.

Perawat meletakan bayi tersebut diatas Nasya, perlahan tangan Nasya mengelus kepala mulusnya.

Raffa juga tidak menyangka melihat kedua orang didepanya kini sudah menjadi pelengkap hidupnya. Raffa kembali mencium ujung kepala Nasya

"Mirip kamu,"










                      Bersambung.....
             Anak mereka cewek apa
                  cowok ya?😂 Ayo
                          tebak.....

                   See u next part💙

PACARKU ROMANTIS [END]Where stories live. Discover now