21.❤

10.5K 484 20
                                    

Happy Reading






________



"Selamat ulang tahun, sayang!"

Ucapan Raffa membuat Nasya sadar dan tersenyum tipis "aku ulang tahun ya?sampe lupa."

Raffa memeluk Nasya dan mencium kening Nasya, rasanya Raffa sudah sangat rindu dengan gadis kecilnya.

"Tiup dulu dong lilinya, sayang." Nasya mengangguk dan meniup lilin yang berangka 17 itu.

Fyuh...

"Yeeeyyy selamat ulang tahun Nasyaaaaaa!!!" Teriak Dita dan teman Raffa yang sedari tadi sembunyi dibalik meja pelayan.

Nasya kaget, lalu menatap Dita dengan tajam. Dita menyatukan kedua tanganya didepan dada membuat Nasya menghela nafasnya.

"Jadi ini se-"

"Iya. Aku yang rencanain ini semua. Maaf ya gak bales chat kamu. Sebenernya pengen bales, tapi kan aku lagi ngerjain kamu." ucap Raffa sambil terkekeh, lalu megelus rambut Nasya sayang.

"Uuuw makasih." Nasya memeluk Raffa erat. Dia pikir Raffa marah denganya, tapi Nasya jadi kepikiran sama Dinda.

Nasya melepaskan pelukanya dan menatap Raffa "aku mau tanya boleh nggak?"

"Boleh dong sayang."

"It-itu loh kak Din-" tiba-tiba Dinda muncul dan membawa sebuah kotak besar.

"Nih, hadiah dari kita semua semoga lo suka ya." Dinda tertawa lalu meletakan kotak besar itu dimeja.

"Gue juga tuh." tambah Arga sambil menyisir rambutnya kebelakang sok ganteng.

"Yeeeeee," cibir Dita

"Apaan sih beb, kenapa?

"Bab beb pala lo," jawab Dita sok gak mau lalu menjauh dari Arga, karena sangat tidak baik untuk jantungnya jika terus berdekatan dengan Arga.

"Oh iya, soal kemaren itu gue sama Raffa nggak ada apa-apa kok cuma bohongan doang. Raffa mau ngasih kejutan buat lo, sebenernya gue nggak mau tapi Raffa yang maksa." ucap Dinda sedikit kesal.

"Jadi-"

"Iya. Itu cuma bohong kok aku nggak ada apa-apa sama Dinda. Kamu nggak marah kan?" tanya Raffa membuat Nasya menggeleng.

"Nggak. Aku nggak marah."

"Yaudah terus mana nih traktiranya," protes Jeka. Pasalnya Raffa sudah janji akan mentraktir makan sepuasnya, bahkan Jeka rela tidak makan malam dulu supaya bisa menghabiskan makan banyak dengan gratis. Kapan lagi yakan dapet makan gratis?

"Bener tuh."

"Iya." ucap Raffa

"Raf, Sya gue pulang duluan ya ada masih urusan soalnya." pamit Dinda lalu mengambil tas selempangnya.

"Buru-buru banget ya kak? Yah padahal aku masih pengen banget sama kak Dinda." ucap Nasya lesu.

"Maaf ya Sya lain kali aja ya, janji deh." Dinda mengacungkan jempolnya.

"Iyaudah kalo gitu kak Dinda hati-hati ya. Makasih." ucap Nasya membuat Dinda tersenyum lalau mengangguk

"Gue yang anter ya Din, tadi kan gue juga yang ajak lo." ajakan Raffa membuat Dinda mengerutkan keningnya.

"Gue kan bawa mobil Raf, gimana sih?" Dinda terkekeh.

Raffa menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, bisa-bisanya dia lupa "sorry gue lupa, yaudah hati-hati Din. Thanks."

Dinda mengangkat kedua jempolnya lalu keluar kafe tersebut. Sebenarnya Dinda bohong jika ada urusan. Dinda belum terlalu rela jika melihat Raffa bahagia dengan perempuan lain, Dinda tidak mau jika merusak kebahagiaan mereka, lebih baik pergi saja daripada harus menahan rasa sakit.

Tak terasa air mata Dinda lolos dan membasahi pipinya.

Dinda mengusap kasar air matanya "lo nggak boleh sedih Din, lo harus kuat dan lo harus iklas." ucap Dinda kepada dirinya sendiri.

Sedangkan didalam kafe Nasya sedang berduaan dengan Raffa, yang lain? Sibuk makan.

Nasya bersandar didada bidang Raffa yang selalu membuatnya nyaman.

"Kok kamu pakek baju tidur sih?" tanya Raffa sambil merapikan rambut Nasya. Sebenarnya sudah tapi tangan Raffa saja tidak bisa diam.

"Aku kan nggak tau kalo ternyata kaya gini. Aku mau kesini aja Dita yang maksa." jawab Nasya sedikit marah membuat Raffa gemas lalu mecium pipi Nasya.

"Eh kakak tau nggak, gara-gara aku mikirin yang enggak-enggak soal kamu sama kak Dinda sampe lupa kalo aku ulang tahun."

"Gimana sih kamu ini." Raffa mengacak lembut rambut Nasya. Lalu
Raffa mengeluarkan sebuah kotak kecil berwarna yang dia simpan disaku kemejanya.

"Aku punya sesuatu buat kamu, ini bukti kalo aku emang bener-bener serius sama kamu. Bukti kalo aku cinta sama kamu, jadi jangan dibuang ya. Buang aja kalo kamu udah nggak cinta sama aku." canda Raffa membuat Nasya mencubit perut Raffa. Bisa bisanya Raffa bilang seperti itu.

"Sakit sayang."

"Nih aku buka ya, kamu hadap sana dulu," Nasya membalikan tubuhnya membelakangi Raffa. Jantungnya berdetak tak keruan, meskipun Raffa sering memberinya sesuatu tetap saja ini rasanya beda.

Raffa membuka kotak kecil berwarna merah dan diambilnya kalung berliontin bintang yang sangat cantik.


Raffa membuka kotak kecil berwarna merah dan diambilnya kalung berliontin bintang yang sangat cantik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Raffa memakaikan kalung sederhana dileher putih bersih Nasya. Meskipun sederhana namun harganya tidak bisa diragukan. Raffa tidak pernah memberi sesuatu yang murah untuk orang yang dia sayangi, bukan karena sombong tapi Raffa punya cara sendiri untuk memperlakukan orang yang dia sayangi.

"Nah sudah." Raffa membalikan tubuh Nasya dan melihat betapa cantiknya gadis didepanya ini.

"Gimana suka nggak?" Pertanyaan bodoh yang keluar dari mulut Raffa. Sudah jelas Nasya sangat senang sekali.

"Seneng banget pakek banget." Nasya memeluk Raffa dan menghirup wangi badan Raffa. Aroma yang selalu Nasya sukai.

"Kamu tau nggak kenapa aku pilih bintang buat kamu?"

Nasya menggeleng "kenapa?"

"Karena kamu itu ibarat bintang kalau aku jadi malam, kamu yang beri aku cahaya dan keindahan saat malam. Mungkin jika nggak ada kamu malamku tidak akan indah. Sepeti aku sekarang sama kamu, kalo kamu nggak ada aku nggak akan sebahagia ini." Nasya semakin mengeratkan pelukanya. Dia sangat menyayangi Raffa, dia tidak mau kehilangan Raffa. Harapan terbesar Nasya adalah tetap bersama Raffa selamanya, dan menjadi yang pertama dan terakhir untuknya.

"I love you," bisik Raffa ditelinga Nasya.

"I love you more."

 













Bersambung.....
Votee ya

PACARKU ROMANTIS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang