46. ❤

7.3K 374 12
                                    

1 tahun kemudian........
























Kondisi Nasya sekarang sudah membaik, kakinya juga sudah sembuh bahkan sekarang Nasya sudah mulai kuliah.

Gadis itu memakan roti tawar yang sudah diolesi selai coklat oleh wanita tersayangnya, siapa lagi kalau bukan mama Nasya.

"Nih diminum dulu susunya," Risa menaruh segelas susu vanila kesukaan Nasya.

"Makasih mama," ucap Nasya lalu mengecup pipi Risa.

Risa hanya tersenyum, anaknya yang dulu masih kecil sekarang sudah tumbuh dewasa dan memiliki paras yang cantik, meskipun sifatnya masih sering manja tidak menjadi beban untuk Risa.

"Makasih juga ya ma, udah rawat Nasya sampai Nasya bisa jalan gini. Nasya seneng banget tau ma," ucap Nasya membuat Risa langsung memeluk anaknya.

"Sama-sama sayang, mama sayang banget sama kamu,"

"Nasya juga sayang sama mama," Nasya membalas pelukan mamanya.

"Loh loh ada apa ini pagi-pagi udah peluk-pelukan kaya teletubis aja," ucap papa Nasya sambil merapikan dasinya, karena sebentar lagi harus ke kantor.

"Iri aja kamu pa," ucap Risa.

"Papa juga mau dipeluk?" tanya Nasya membuat Dipta mengangguk.

Nasya langsung memeluk papanya sayang

Papa Nasya mengelus punggung anak semata wayangnya "kenapa sih anak papa ini?"

"Nggak papa, pengen peluk aja,"

"Dasar,"

"Yaudah ma, Nasya berangkat dulu. Assalamualaikum,"

Nasya mencium kedua tangan orang tuanya dan meninggalkan rumah untuk pergi kuliah, karena kelas Nasya pagi.

Skip

Setelah Nasya memarkirkan mobilnya, ada seseorang yang memanggil namanya.

Nasya menoleh kebelakang

"Dara, ada apa?" tanya Nasya pada teman barunya yaitu Dara.

"Nggak papa, barengan aja ke kelas,' ucap gadis yang berambut pendek sebahu itu.

"Ayok,"

Mereka berjalan beriringan, Nasya jadi ingat Dita. Sayangnya Dita tidak satu kampus dengan Nasya. Tapi Dara juga orang baik, enak diajak ngobrol juga membuat Nasya merasa nyaman berteman dengan Dara.

"Nanti pulang ke kafe yuk, bosen gue kalau langsung pulang," ajak Dara

Nasya berfikir sebentar

"Boleh deh, lagian capek juga banyak tugas. Sesekali jalan-jalan gitu,"

"Lo pengen jalan-jalan?" tanya Dara membuat Nasya mengangguk.

"Nanti kalo lo mau gue ajak ke suatu tempat,"

"Wah kemana?"

"Rahasia dong,"

"Yaudah deh, terserah lo aja,"

Kemudian mereka melanjutkan jalan mereka menuju kelas mereka. Mereka juga sesekali bercanda karena celotehan tidak penting.

***

Sekarang sesuai janji Nasya dan Dara mereka akan pergi ke kafe, dan disitulah mereka.

Dara yang sedang asik minum tiba-tiba terhenti karena melihat handpone Nasya yang berdering. Karena Nasya lagi ketoilet Dara melihat siapa yang menelfonnya.

"Angkat nggak ya? Jangan-jangan pacarnya Nasya. Biarin aja deh,"

Dara membiarkan handpone Nasya berdering.

"Kok bunyi terus sih,"

Tidak lama lagi Nasya datang

"Sya, handpone lo bunyi terus dari tadi," ucap Dara

"Hah masa sih?"

"Um...."

Nasya melihat siapa yang menelfonya sudah tiga kali tidak terjawab dan iti adalah Raffa.

"Nanti aja deh telfon balik pas dirumah," gumam Nasya lalu memasukan benda pipihnya kedalam tas.

"Siapa?" tanya Dara

"Em, bukan siapa-siapa kok,"

"Cieee bohong lu Sya, doi lo kan?" goda Dara

"Tau aja haha,"

"Udah gue baca,"

"Ih kaya cenayang aja,"

"Ahahaha,"

___________________♡___________________

"Besok balik sama mama, sama papa juga," ucap Rani disela makan malam mereka.

"Iya ma,"

"Papa percaya sama kamu, bisa handle perusahaan papa di Indonesia," ucap Zafi lalu menepuk bahu Raffa.

"Iya pa makasih, udah percaya sama Raffa"

"Mama bangga sama kamu," Rani mengelus pipi Raffa sayang.

Raffa memegang tangan mamanya dan menciumnya "Raffa juga bangga sama mama. Makasih ma udah didik Raffa sampai sejauh ini, berkat doa mama juga Raffa bisa megang perusahaan papa secepat ini,"

Zafi yang mendengar ucapan anaknya hanya tersenyum.

"Cepet habisin makanya, habis itu tidur jangan terlalu capek,"

"Siap ma."

Setelah itu Raffa meminum segelas air putih dan menuju kamarnya.

Raffa merebahkan tubuhnya diatas kasurnya, tanganya bergerak mengambil handpone yang berada disampingnya dan menelfon seseorang.

"Belum tidur?" tanya Raffa

"Eum... belum kok"

"Bohong. Suara kamu aja kaya habis tidur loh," Raffa tertawa lirih.

"Iya sih hehe ketiduran. Kak Raffa belum tidur?"

"Belum."

"Besok aku pulang," lanjut Raffa

"Hah!? beneran?"

"Iya dong, emang kamu nggak kangen gitu?"

"Kangen pakek bangetttt,"

"Yaudah makanya tidur ya,"

"Oke. Night kak Raffa,"

"Iya sayang,"

Tut tut tut






                  🍁Bersambung🍁















PACARKU ROMANTIS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang