24. ❤

8.9K 414 14
                                    

Happy Reading






"Gimana sekolah kamu Raf sebentar lagi kan ujian, kamu mau kan kuliah di Jerman, papa cuma mau yang terbaik buat kamu, buat masa depan kamu juga. Disana pendidikannya lebih bagus, papa juga mau kamu nerusin perusahaan papa nantinya, kamu juga tau kan kalau kamu anak papa satu-satunya," ucap Zafi-papa Raffa penuh harap.

Setelah makan malam, Raffa dan orang tuanya mengobrol dimeja makan untuk memastikan Raffa akan melanjutkan pendidikannya dimana.

"Papa cuma berharap itu sama kamu, tapi kalau nggak mau papa nggak akan maksa." tambah Zafi membuat Raffa langsung menatap papanya.

"Raffa mau kok pa, Raffa bakal kuliah disana." jawab Raffa yakin membuat Zafi dan Rani tersenyum. Selain Raffa tidak ada lagi harapan mereka, karena cuma Raffa anak satu-satunya.

Rani mengelus rambut Raffa sayang "mama pasti doain yang terbaik buat kamu. Kamu juga harus buat mama sama papa bangga. Belajar yang benar, masa depan kamu masih panjang. Ya...meskipun mama bakal kengen kamu nanti kalau kamu kuliah disana," Rani meneteskan air matanya. Bagaimana bisa Rani jauh dari Raffa, meskipun Raffa laki-laki bisa menjaga dirinya sendiri seorang ibu pasti sangat merindukan anaknya yang jauh.

"Ma jangan nangis dong, kalau mama ditinggal Raffa nangis gimana dong? Pa lihat tuh mama kalau nangis makin cantik ya." Raffa menggoda mamanya dan menghapus air mata mamanya.

Rani mengerucutkan bibirnya seperti anak kecil, membuat Raffa dan Zafi tertawa.

"Kalian berdua emang sama aja," Rani menyedekapkan tanganya didepan tanganya.

"Nanti biar papa aja yang urus semuanya, kamu tinggal berangkat aja," ucap Zafi, Raffa mengangguk lalu meminum air putih.

"Yaudah Raffa ke kamar dulu, selamat malam," Raffa mengecup kening Rani sekilas. Rani bisa melihat raut wajah Raffa yang sedang memikirkan sesuatu.

"Mama tau kamu mikirin apa, kamu bisa bilang sama Nasya. Mama yakin Nasya bisa menerima ini. Jelasin baik-baik ya." Ucap Rani sambil memegang pipi Raffa.

Sedangkan Zafi hanya tersenyum melihatnya.

"Malam," ucap Zafi dan Rani bersamaan.

Raffa melangkahkan kakinya kebalkon kamarnya. Mata hitamnya menatap langit yang penuh bintang. Raffa menarik sudut bibirnya, pasti Raffa bakalan rindu kota ini. Banyak hal yang Raffa lakukan dan tentunya tidak pernah Raffa lupakan.

Raffa tau bukan hanya cinta yang dia perjuangkan, namun ada cita-cita yang harus Raffa kejar. Dari dulu Raffa ingin sekali membahagiakan orang tuanya dan mungkin sekarang adalah saatnya Raffa mewujudkan impian itu.

Raffa berharap semua akan berjalan lancar, Raffa hanya bisa berdoa dan berusaha sementara Tuhan yang menentukan.

Satu hal lagi yang membuat Raffa sedih, bagaimana hubungan dia dengan gadisnya. Dia sangat menyayangi gadisnya, dia pasti sangat rindu pada gadisnya. Raffa disana tidak hanya sebentar tapi butuh waktu sekitar 3 sampai 4 tahun untuk menyelesaikan pendidikanya dan itu adalah waktu yang sangat lama.

Apa Nasya bisa menerimanya? Raffa tidak mau jika harus kehilangan Nasya, gadis kecilnya. Tapi bagaimana lagi itu adalah dua hal yang tidak bisa dipilih Raffa salah satu, karena semua sangat penting buat Raffa.

Satu minggu lagi Raffa akan melaksanakan Ujian, waktu terasa cepat. Raffa hanya bisa menjaga gadisnya dari kejauhan, Raffa harap Nasya mengerti dirinya dan menjaga hatinya.

Tangan Raffa mengabil sebuah bingkai yang berisi foto Nasya sedang berada di pinggir pantai. Senyumnya terlihat sangat tulus, meskipun Raffa mengambil gambarnya tanpa sepengetahuan Nasya.

___________


Sementara gadis yang sedang membolak-balik bukunya diatas kasur karena besok adalah ulangan akhir semester tengah berpikir keras.

Nasya memijit pelipisnya, rasanya sangat pusing.

Nasya merebahkan tubuhnya, sudah 2 jam Nasya berkutat dengan bukunya. Dan sekarang saatnya istirahat.

Namun saat Nasya akan memejamkan matanya handpone nya berdering, ada telfon dari Raffa. Nasya menggeser tombol hijaunya.

"Belum tidur ya? Udah malem lo"

"Ini mau tidur kok, tumben telfon malem-malem?" Nasya kembali merebahkan tubuhnya dikasur.

"Besok kamu ulangan kan? Udah belajar belum?"

"Udah, ini baru selesai,"

"Pinter banget sayangku, besok aku mau ngomong sesuatu sama kamu,"

"Iya-iya yaudah aku tidur dulu, kak Raffa juga buruan tidur bentar lagi kan juga ujian harus jaga kesehatan,"

"Iya bawel, yaudah aku tutup telfonya ya,"

"Eh jangan dulu!"

"Kenapa lagi sayang?"

"Ngomong sekarang aja,"

"Nggak! Besok aja. Sekarang kamu tidur,"

"Yaudah kalau gitu,mimpi indah ya. Mimpiin aku juga nggak papa, hehe"

"Iya nanti aku mimpi nikah sama kamu, eh tapi jangan cuma mimpi aku pengenya beneran. yaudah Night to, sayang,"

Tut tut

Sambungan telefon dimatikan, Nasya mematikan handphonenya dan mulai memejamkan matanya sambil memeluk guling untuk menuju alam mimpi.





Bersambung.....

See u❤

PACARKU ROMANTIS [END]Where stories live. Discover now